Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Dia Cantik 'kan?
Seakan tidak memiliki rasa lelah karena baru saja pulang dari kuliah, Embun yang baru saja tiba di kediaman Mom Meisya langsung saja melanjutkan pekerjaannya sore itu mempersiapkan makanan untuk makan makan malam keluarga Mom Meisya bersama para pelayan.
Ketua pelayan yang melihat bagaimana cekatan dan semangatnya Embun dalam bekerja dibuat salut hingga mengulum senyum beberapa kali.
"Ternyata hebatnya Bu Jihat turun kepada anaknya. Lihatlah sekarang, Aku seperti melihat jiwa Bu Jihan di dalam diri Embun." Gumam ketua pelayan.
Embun yang tidak menyadari jika dirinya kini tengah diperhatikan oleh ketua pelayan terus fokus pada pekerjaannya hingga akhirnya selesai mengerjakan tugasnya dengan baik.
"Embun, sekarang kau boleh istirahat dan membersihkan tubuhmu sebelum jam makan malam tiba." Ucap ketua pelayan saat menghampiri Embun.
Embun mengangguk patuh kemudian melangkah ke arah kamarnya berada. Tanpa membuang waktu lama setelah berada di dalam kamar, Embun langsung saja membersihkan tubuhnya dan beristirahat barang sejenak sebelum jam makan malam tiba.
**
**
"David..." Mom Meisya yang baru saja keluar dari dalam kamarnya menghampiri David yang hendak masuk ke dalam kamarnya setelah keluar dari dalam ruang kerjanya.
David mengurungkan niatnya yang hendak masuk ke dalam kamar mendengar panggilan dari ibunya.
"Ada apa, Mom?" Tanyanya datar seperti biasanya.
"Gak apa-apa. Mom hanya mau berbicara sebentar denganmu saja."
David menatap wajah sang mommy dengan tatapan penuh selidik. Entah mengapa batinnya mengatakan jika ada hal tersulubung yang ingin Mom Meisya katakan kepadanya.
"Katakan saja sekarang, Mom." Pinta David tanpa berniat mengajak Mom Meisya duduk lebih dulu.
Mom Meisya yang sudah khatam dengan sikap putranya itu tak mempermasalahkan sikap David saat ini. Ia justru melanjutnya niatnya yang ingin menyampaikan sesuatu pada David.
"David, kau sudah melihat pembantu baru di rumah kita tadi pagi 'kan? Namanya adalah Embun, anak dari Bibi Jihan." Beri tahu Mom Meisya.
David mulai mencium gelagat mencurigakan mommynya itu setelah menyebutkan nama anak dari Bu Jihan.
"Lalu?" David bertanya dengan wajah yang nampak acuh.
Dan lagi, Mom Meisya yang sudah khatam dengan sikap putranya kembali melanjutkan perkataannya.
"Menurutmu anak Bu Jihan cantik tidak? Kalau menurut Mommy sih cantik banget!" Tanya Mom Meisya sekaligus memuji.
Dahi David sedikit mengekerut mendengarkan pertanyaan dari mommynya itu. "Biasa saja." Jawabnya kembali acuh.
Mom Meisya mulai dibuat geram dengan jawaban putranya itu. Namun walau pun begitu, ia harus tetap melanjutkan misi dengan baik.
"Wah, sepertinya karena terlalu lama melajang anakku ini jadi gak bisa melihat mana yang biasa saja dan mana yang luar biasa." Omel Mom Meisya.
"Apa Mommy ingin mengajakku berbicara hanya untuk mempertanyakan hal itu saja? Jika benar begitu, aku tidak tertarik dengan pertanyaan Mommy dan ingin masuk kamar." Ucap David tanpa memberikan tanggapan atas perkataan Mom Meisya.
Mom Meisya kembali dibuat geram mendengarkan perkataan putranya itu. "Ck, David. Kenapa kau ini selalu saja begitu sih setiap kita membahas tentang seorang wanita!" Mom Meisya kembali mengomel. Dan omelannya itu hanya direspon David dengan memasang wajah datarnya.
"Karena aku sudah malas menanggapinya, Mom." Jawab David seadanya. Walau di dalam hatinya terbesit rasa ingin tahu tentang seluk beluk kehidupan Embun, namun David sebisa mungkin bersikap seperti biasanya agar Mom Meisya tidak menaruh rasa curiga.
***