(Cerita dewasa🌶️)
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14¹
...Setibanya di hotel, Antonio dengan tergesa membawa Silvia masuk. Tanpa membuang waktu, mereka langsung menuju kamar mandi. Di sana, Antonio segera membaringkan Silvia di dalam bathtub yang sudah terisi air dingin....
"Tunggulah sebentar di sini," ucap Antonio cemas sambil merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponsel. "Aku akan segera menghubungi Leon," gumamnya seraya melangkah keluar dari kamar mandi.
...Begitu pintu kamar mandi tertutup rapat, raut wajah Silvia yang tadinya penuh kesedihan perlahan berubah. Sebuah senyum dingin dan penuh perhitungan tersungging di bibirnya....
"Hhmm... dia pikir Leon ada di sini? Maaf, Ayah mertua," gumam Silvia sambil menyeringai licik.
...Silvia mulai melepaskan satu per satu kain yang melekat di tubuhnya, hingga hanya menyisakan pakaian dalam berwarna hitam berenda. Kemudian, Silvia kembali mengeluarkan desahan yang sensual, cukup keras untuk didengar oleh Antonio yang sedang sibuk menelepon Leon di luar kamar....
"Di mana anak sial itu?" umpat Antonio sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
...Sudah beberapa kali Antonio mencoba menghubungi nomor Leon, namun tetap tidak ada jawaban. Sekarang Antonio bingung, tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong menantunya sendiri....
"Ayah mertua," panggil Silvia dari dalam kamar mandi. Nadanya terdengar lemah, namun terselip sentuhan sensual yang menggoda.
"I-iya, sebentar!" sahut Antonio dengan tergesa. Ada kekhawatiran yang kentara dalam suaranya saat ia berbalik dan mempercepat langkah menuju kamar mandi.
Ceklek.
...Begitu pintu kamar mandi terbuka, Antonio membeku di tempatnya. Pemandangan gaun Silvia yang berserakan kontras dengan sosok Silvia yang berendam tenang di bathtub hanya dengan pakaian dalam hitam berenda. Refleks, Antonio menutup matanya rapat-rapat....
"A-anu... maaf," gumam Antonio, berusaha tidak melihat, "Saya akan mengambil handuk."
...Dengan mata tertutup, Antonio melangkah perlahan, tangannya meraba mencari handuk sebelum mendekati tepi bathtub....
"Nak, pegang tangan Ayah. Ayah janji tidak akan mengintip," bisik Antonio sambil mengulurkan tangan beserta handuk.
Bruk!
...Diam-diam Silvia menyunggingkan senyum penuh perhitungan, lalu meraih uluran tangan Antonio. Dengan gerakan dibuat-buat, ia pura-pura tersandung kakinya dan menjatuhkan diri ke arah Antonio. Karena tidak siap, Antonio terhuyung ke belakang bersamaan dengan Silvia, hingga wanita itu jatuh menimpanya....
"Ayah mertua... Anda sangat tampan," bisik Silvia tepat di telinga Antonio, sebelum kemudian mengecup dan menggigit lehernya dengan sensual.
"Akkh! Apa yang kamu lakukan, Silvia?!"
...Antonio meringis kesakitan, matanya langsung terbuka. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong Silvia hingga terlepas dari tubuhnya....
"Maafkan aku, Ayah mertua. Tolong... aku butuh bantuan," lirih Silvia sambil menjauh, memeluk lututnya erat dengan wajah tertunduk.
Frustrasi Antonio mencapai puncak. Apa yang harus kulakukan? batinnya.
...Otaknya berkecamuk. Obat? Leon yang menghilang? Lalu, desahan sensual dan pemandangan tubuh Silvia yang menggoda... Sebagai seorang pria, ia merasakan gejolak yang tak bisa diabaikan....
"Silviana," panggil Antonio pelan, mendekatinya dengan ragu.
"Iya, Ayah mertua..." jawab Silvia, mendongak dengan mata sayu menatap Antonio.
...Antoni menatap lekat kedua mata Silvia yang sebiru lautan. Gelombang rasa bersalah menghantam hatinya, namun kini ia harus bertindak demi gadis yatim piatu yang terpaksa ia nikahkan dengan putranya. Keadaan semakin memperumit situasi, karena saat ini tubuh mereka berdua sama-sama basah kuyup....
"Kau tahu siapa aku?" tanya Antoni, mendekatkan wajahnya perlahan ke arah Silvia. Sebuah anggukan kecil dari Silvia menjadi jawabannya.
...Dengan gerakan lembut, Antoni mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Silvia yang merona. Ibu jarinya mengusap kulit halus itu perlahan, membuat Silvia memejamkan mata sejenak, menikmati sentuhan yang tak terduga. Ketika ia membuka mata kembali, tatapannya bertemu dengan mata Antoni....
"I~iya, aku tahu... Ayah mertua," jawab Silvia dengan suara lirih.
"Jika malam ini terjadi sesuatu di luar kendaliku, aku harap kamu akan memaafkanku esok pagi. Aku berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa pun yang kulakukan," ucap Antonio dengan wajah yang semakin mendekat, sebelum akhirnya mencium bibir Silvia.
Akhirnya, batin Silvia, membalas ciuman Antonio dengan sedikit terkejut namun penuh penerimaan.
...Di kehidupan sebelumnya, Silvia adalah seorang istri. Tentu saja ia tahu bagaimana membalas ciuman dan apa yang mungkin terjadi setelahnya. Perbedaannya, tubuh Silviana, kakak kembarnya, masih suci dan belum pernah tersentuh oleh pria mana pun....
...Tanpa melepaskan ciuman, Antonio segera menarik Silvia ke atas pangkuannya. Kemudian, dengan gerakan yang sama penuh gairah, ia melepaskan kancing atau pengait pada penutup buah melon Silvia....
...Ciuman Antonio turun perlahan, menyusuri leher jenjang Silvia. Sementara itu, tangannya yang lain bergerak cepat, menarik turun sisa kain terakhir yang menempel di tubuh Silvia hingga terlepas dan tergeletak di lantai....
"Panggil namaku, Sayang," bisik Antonio dengan suara berat, sebelum bibirnya melumat lembut salah satu pucuk melon Silvia.
"Antonio..." desah Silvia, suaranya yang merdu membuat Antonio semakin kehilangan kendali.
...Dengan gerakan cepat namun hati-hati, Antonio bangkit berdiri sambil tetap menggendong Silvia erat dalam pelukannya, bak koala yang tak ingin lepas dari pohonnya. Ia membawanya keluar dari kamar mandi menuju ranjang yang telah menanti mereka....
Bruk.
...Antonio merebahkan Silvia di atas kasur dengan sedikit kasar, napasnya memburu keras saat ia menatap Silvia. Perlahan, dengan tatapan tak lepas dari mata Silvia, ia melepaskan satu per satu kancing....
...Awalnya, Silvia menatap Antonio dengan santai, terbiasa dengan pemandangan tubuh polos Carlos. Namun, saat helai kain terakhir terlepas dari tubuh Antonio, mata Silvia membulat sempurna, rahangnya sedikit terbuka melihat pemandangan di hadapannya....
Tidak mungkin. Aku bisa mati! batin Silvia dengan panik menatap milik Antonio yang bagaikan anaconda alaska, hendak kabur.
...Namun sayang, ia terlambat, akibat pergelangan kakinya di raih secepat kilat oleh Antonio, dan menariknya ke arahnya....
"Mau ke mana, Sayang? Kita baru mulai, jangan kabur," bisik Antonio dengan suara rendah yang berbahaya.
"Aaa... Sepertinya aku sudah baik-baik saja, Ayah mertua," jawab Silvia dengan suara tercekat, mencoba meraih simpati.
...Pikiran Silvia seolah membeku karena ketakutan yang tiba-tiba. Sementara itu, Antonio yang sudah dibutakan oleh hasrat membara sama sekali tidak menghiraukan permohonan Silvia....
"Aku akan melakukannya dengan lembut," bujuk Antonio dengan nada merayu yang terasa dingin, seraya naik ke atas ranjang dan menindih tubuh mungil Silvia yang terasa begitu rapuh di bawahnya.
...Tanpa peringatan atau kelembutan seperti yang dijanjikannya, Antonio memaksa masuk ke dalam tubuh Silvia, membuatnya tersentak kaget dan merasakan perih yang menyakitkan....
"Aarg!" jerit Silvia, kuku-kuku panjangnya mencakar punggung Antonio, meninggalkan jejak luka merah yang membara.
Astaga, dia masih perawan? Padahal mereka sudah menikah selama dua tahun, batin Antonio terkejut, namun tanpa ia terus bergerak perlahan namun pasti.
...Malam ini, di bawah kungkungan Antonio, Silvia kembali merasakan malam pertamanya sebagai seorang wanita. Walaupun tubuh ini adalah milik kakaknya, Silviana. Namun Silvia dengan getir merelakan kehormatannya demi satu tujuan yang membara: balas dendam. Antonio terus memuaskan dirinya sendiri dalam beberapa ronde yang penuh kenikmatan baginya, hingga akhirnya ia terlelap pulas di samping Silvia yang terbaring kaku, menahan isak tangis....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...Mentari pagi belum sepenuhnya menerangi kamar hotel ketika Silvia membuka mata. Tatapannya kosong menelusuri langit-langit, sebelum akhirnya rasa bersalah menghujam hatinya. Ia telah memberikan sesuatu yang paling di jaga oleh sang kakak, kepada lelaki yang seharusnya tidak berhak....
Air mata Silvia tumpah, membasahi kedua tangannya yang menutupi wajah. "Maafkan aku Kakak... hiks... hiks...."
Tangisan itu membangunkan Antonio. Dengan gerakan pelan, ia menarik pergelangan tangan Silvia. "Silviana?"
"Lepaskan! Jangan sentuh aku!" bentak Silvia sambil menghempaskan tangan Antonio.
...Antonio tertegun, rasa bersalah mencengkeram hatinya. Ia segera bangkit dari kasur dan mengumpulkan pakaian mereka yang berserakan di lantai....
"Aku akan bertanggung jawab, jangan khawatir," ujar Antonio.
"Tanggung jawab? Maksudmu menceraikan istrimu dan menikahiku?" tanya Silvia dengan nada sinis.
"Itu tidak mungkin, Silviana. Tapi aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan," jawab Antonio.
"Kalian semua sama saja!" seru Silvia dengan nada tinggi. "Mentang-mentang kaya, harga diri seseorang tidak ada artinya di mata kalian! Aku sangat kecewa padamu, Tuan Antonio yang terhormat. Anggap saja kejadian semalam hanyalah mimpi buruk," tegas Silvia dengan kekecewaan yang mendalam.
...Silvia bergegas bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Antonio hanya bisa diam, menatap kepergiannya......
...Beberapa menit kemudian, Silvia keluar dari kamar mandi. Ia mengambil paper bag berisi baju baru yang telah disiapkan Antonio di depan pintu kamar mandi, lalu kembali masuk ke dalam....
Di dalam, Silvia cepat-cepat berganti pakaian. Ia lalu keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju pintu hotel, namun...
"Ini cek kosong untukmu. Kamu bisa menuliskan angka berapa pun yang kamu inginkan," ucap Antonio, menghentikan langkah Silvia.
...Dengan dengusan penuh amarah, Silvia menyambar cek kosong dari tangan Antonio. Tanpa ragu, ia merobek kertas itu menjadi serpihan-serpihan kecil dan melemparkannya ke dalam tempat sampah dengan gerakan kasar....
"Niat baik Anda saya hargai, Tuan," ucap Silvia dengan nada dingin. "Namun, perlu Anda ingat, saya bukan wanita bayaran. Dan terhitung mulai hari ini, saya mengundurkan diri dari perusahaan Anda. Permisi." Silvia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Antonio yang terdiam.
...Senyum kemenangan terukir di bibir Silvia saat ia menyusuri lorong hotel. Langkah pertama telah berhasil, kini ia hanya perlu menunggu langkah berikutnya....
(Bersambung)
aku suka Antonio semoga jadian Ama silvia
pakek pengaman Ndak...?
jadi Begini... tidak sesuai dengan harapan, Seharusnya Silvia itu karakternya Wanita kuat Ahli IT, Beladiri, Ahli menggunakan senjata api/pedang Terus punya anak buah dll
judulnya apa isinya apa 🤔
....🤔🤦 terus Masuk Rumah Sakit Apa papa Antonio tidak tahu kelakuan Anaknya ya, terus begitu keluar dari Rumah Sakit langsung Beli mobil, Belanja,ke Salon... Waaaah Sungguh ceritanya bikin Traveling ke mana-mana dan semakin bikin penasaran 🙅🙆💆