Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09 Selamat Datang Masa Depan
Setelah Imah menjemput Mayang dan Ayahnya di tempat pemberhentian bus, mereka langsung di boyong Imah menuju rumah kontrakannya. Kontrakan Imah terlihat yang sangat sederhana. Hanya terdapat satu kamar, satu dapur dan satu kamar mandi. Sesuai dengan pekerjaannya yang hanya seorang petugas kebersihan disebuah peruhaan yang beasr. Namun kontrakan Imah terasa nyaman, karena lingkungan dan rumahnya terlihat rapi dan bersih.
''Maaf ya May, beginilah kondisi kontrakanku. Aku harap kamu nyaman dan betah ya May.'' Ucap Imah sambil meletakkan barang-barang bawaan Mayang.
'' Aku malah bersyukur banget Mah, kamu dan Bapakmu mau menampungku di sini. Kalau tidak ada kalian, ntah bagaimana nasibku dan anak aku nanti.'' Ujar Mayang dengan air mata yang sudah mengalir.
'' Jangan bilang gitu May, kamu adalah sahabat aku. Aku ga akan biarkan kamu sendirian May, kita akan tetap bersama. Kita akan besarkan anakmu sama-sama. Kamu bundanya, aku Maminya dan Bapak jadi kakeknya.'' Kata Imah dengan penuh sangat.
'' Alaa..Mami, emang kamu sanggup kasih uang jajan 100rb sehari? Sok-sok an Mami, ada pula Mami namanya kampungan Imah..Mami Imah alaa, Emak baru pas.'' Cibir Mang Dudung pada Imah.
'' Ish la Bapak nih, yang ngasih nama Imah tu kan Bapak sendiri. Pake ejek-ejek segala, kenapa kemaren ga kasih nama cetrin aja, biar cocok kalo dipanggil Mami.'' Ucap Imah yang sudah mulai sewot.
'' E kamu tu ya nduk, cepet banget ngambeknya. Makin besar bukannya makin pintar malah makin udik. Orang Bapak becanda ya jangan dimasukkan dalam hati, nduk nduk . Sudah Bapak mau ke kamar mandi, nanti zuhurnya keburu habis.'' Ujar Mang Dudung berlalu masuk kamar mandi.
''Kamu jangan salah paham ya May, aku sama Bapak emang suka gitu. Sepi kalo diam-diam aja hehe...'' Ucap Imah.
'' Iya Mah, dari dulu kamu sama Bapakmu kan memang gitu juga.'' Jawab Mayang sambil tersenyum.
'' May, maaf ya aku belum bisa bantu kamu banyak. Tapi aku janji, akan ada selalu buat kamu dan anak kamu nantinya. Jangan pernah menyerah ya May, karena hidupmu sekarang adalah untuk anakmu. Aku yakin Tuhan telah siapkan kejutan indah buat kamu dan anakmu.'' Ucap Imah menyamangati Mayang sambil memeluknya.
'' Makasih banyak Mah, maksih. Sejak dulu kamu selalu ada untuk aku .'' Jawab Mayang yang begitu terharu dengan sahabat sejak kecilnya itu.
'' Baiklah, mulai sekrang mari kita tinggalkan masa lalu dan kita sambut masa depan. Semangat!'' Ujar Imah.
'' Semangat''. Balas Mayang dan merekapun tertawa renyah.
Seminggu lebih semenjak Mayang tiba di kota J, Mayang terlihat makin bersemangat. Dia selalu menyibukan diri dengan segala aktifitas di rumah kontrakan Imah, mulai dari berberes sampai cuci memasak rutin dia lakukan. Namun masih ada satu hal yang mengganjal dihatinya, yaitu penghasilan.
Mayang tidak ingin terlalu lama bergantung sama Imah, walaupun Imah sangat senang dengan kedatangan Mayang. Tetapi tetap saja Mayang merasa membebani Imah, belum lagi Imah juga harus membiayai Bapaknya. Akhirnya Imah beranikan diri untuk biacara terus terang dengan Imah.
''Mah, maaf ya kalo aku mintak tolong lagi. Tapi bisa ga tolong carikan aku kerjaan. Terserah apa aja yang penting ada gajinya, aku juga mau punya penghasilan Mah. Ini untuk masa depan aku sama anakku nanti juga Mah.'' Ucap Mayang memulai pembicaraan saat Imah tengah tidur-tiduran di depan tv.
''Mang kamu mau kerjaan apa May? Apa kamu ga takut nanti ngaruh sama kehamilan kamu.'' Jawab Imah yang kaget dan langsung posisi duduk.
'' Aku rasa ga apa-apa Mah, anak aku juga ngerti gimana Bundanya. Tolong ya Mah, please...'' Pinta Mayang sambil memohon kepada Imah.
Terlihat Imah tengah memikir-mikirkan sesuatu, kemudian menatap Mayang dan kemudian seperti berpikir lagi dan menatap Mayang lagi.
'' Kamu kenapa sih Mah, kayak orang edan aja.'' Kata Mayang yang kesal melihat sikap Imah yang seperti orang kebingungan.
''Aku ada sih lowongan kerja May, tapi aku ragu kamu bisa apa ga. Soalnya ini kerjaannya lumayan berat.'' Jelas Imah.
'' Ga apa-apa Mah, kamu kan tahu sejak kecil aku tahan banting. Kerjaan apapun asal halal aku mau, tolong lah Mah. Ini untuk anakku Mah, tolong lah.'' Mayang kembali memohon pada Imah.
'' Baiklah, aku coba tanya dulu sama supervisor aku di kantor besok ya. Kalo kamu diterima berarti kamu dan aku jadi patner kerja.''
'' Amiiiin, mudah-mudahan aku diterima. Do'a in Bunda ya sayang.'' Gumam Mayang sambil mengelus-elus perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit.
''Tolonglah Pak Coy, kasihanilah saudara saya Pak. Dia ga punya siapa-siapa lagi. Apalagi dia sedang hamil Pak, dan suaminya juga ninggalin dia. Tolonglah Pak Coy, saya mohon.'' Ucap Imah saat meminta pekerjaan untuk Mayang pada atasannya.
'' Bagaimana bisa saya terima Mah, kamu bilang dia lagi hamil. Trus gimana dia mengerjakan tugasnya dengan sempurna, orang hamil kan repot Mah. Sakit inilah, sakit itulah, belum lagi mudah capek. Ah ga bisa Mah, saya ga mau ambil resiko.'' Ujar Pak Coy menolak permintaa Imah
''Kalo soal kesempurnaan kerjaan, nanti saya yang tanggung jawab buat bantu-bantunya Pak. Bapak tenang aja biar Imah yang jamin.'' Kata Imah dengan sangat berharap Mayang diterima.
Terlihat Pak Coy menatap tajam mata Imah, mencari keyakinan yang dimiliki oleh bawahannya itu. Akhirnya sisi kemanusiaannya mendominasi pikiranya.
'' Baiklah, kalo kerjaannyaga beres, kerjaan kamu jadi taruhannya. Bagaimana? Kamu setuju?'' Kata Pak Coy.
Imah yang mendengar syarat dari atasannya nampak sedang berpikir, namun tak berapa lama kepalanya langsung dia anggukan.
'' Baiklah Pak, saya terima syarat dari Bapak.'' Jawab Imah dengan penuh keyakinan.
'' Baik, besok saudara kamu sudah bisa masuk. Gajinya belum bisa penuh, karena seperti biasa ada masa training tiga bulan di awal.'' Jelas Pak Coy.
'' Alhamdulillah, terimakasih Pak. Anda memang salah satu ahli syurga, semoga jabatan Bapak makin naik dan karir Bapak makin sukses ya Pak. Terimakasih sekali lagi Pak.'' Ucap Imah sambil tangannya terus menjabat tangan Pak Coy.
'' Ya ya, amiin amin. Sudah kembali kerja sana, yang bagus kerjanya.'' Jawab Pak Coy.
''Siap Pak bos.'' Kata Imah dengan semangat empat lima.
'' *Alhamdulillah May, semoga ini awal yang baik buat kamu May*.'' Batin Imah dengan penuh rasa syukur.
Perusahaan tempat Imah bekerja adalah sebuah perusahan besar di Kota J, dengan banyak cabang perusahaan yang tersebar hampir diseluruh provinsi. Nama perusahaannya adalah Baragajasa Group, sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang perhotelan dan memiliki bayak pusat perbelanjaan besar di Negaranya. Kebetulan Imah ditempatkan di kantor pusat sebagai salah satu petugas kebersihan alias CS (Cleaning Service).
Dengan semangat penuh Imah berjalan menuju kontrakannya, kebetulan Kontrakan Imah tidak jauh dari tempatnya kerja. Hanya satu kali naik busway, lalu berjalan kaki sekita 10 menit melewati gang sempit barulah sampai di rumah kontrakan Imah.
Saat sudah berada tepat di depan teras Imah langsung berteriak memanggil Mayang sangking tidak sabarnya memberitahu Mayang tentang pekerjaan untuk Mayang.
'' May, Mayaang..sini deh May.'' Teriak Imah tiba-tiba tepat saat kakinya melangkah ke teras rumah kontrakannya.
'' Adu Mah, kenapa teriak-teriak sih. Bukannya baca salam malah bikin pekak telinga.'' Kata Mang Dudung ayah Imah yang kebetulan sedang nonton VCDtv di dalam rumah.
'' Hehe...maaf Pak, Assalammu'alaiku.'' Ujar Ifah lagi sambil cengengesan.
'' Nah gitu dong, kan enak dengernya. Wa'alaikumsalam.'' Jawab Mang Dudung.
'' Mayang mana Pak? Kok ga ada?'' Ucap Imah saat melihat Mayang tidak muncul-muncul juga.
'' Oh Mayang, tadi ijin keluar bentar katanya mau cari buah jambu klutuk ke depan jalan besar itu.'' Jawab Mang Dudung.
'' Kok Imah ga liat ya Pak pas lewat barusan, apa jangan-jangan dia nyasar lagi. Imah nyusul Mayang dulu Pak.'' Ucap Imah mulai cemas dan kemudian langsung ke luar.
Ditempat lain terlihat seorang wanita muda tengah berjalan di trotoar dengan menenteng sebuah kantong plastik. Terlihat jelas dari wajahnya kalau wanita itu sedang bahagia, ya dia adalah Mayang. Mayang baru saja membeli beberapa buah jambu biji putih yang sejak kemaren diinginkannya.
'' Alhamdulillah sayang, akhirnya dapat juga. Tunggu sampai rumah dulu baru kita makan ya sayang.'' Gumam Mayang sambil mengelus-elus perutnya.
Tepat saat Mayang akan berbelok ke dalam gang, sebuah mobil mewah warna hitam melewatinya. Didalam mobil mewah tersebut terdapat seorang pria berkaca mata hitam yang duduk dikursi bagian belakang. Terlihat pria tersebut menurunkan kaca mobilnya, namun kemudian menaikannya lagi.
'' Apa anda menginginkan sesuatu tuan?'' Kata sang supir.
'' Tidak, lanjut saja.'' Kata pria itu datar.
'' *Kenapa kamu semakin terlihat nyata Maylov ku*.'' Batin pria itu dengan raut wajah penuh kesedihan.