Annchi terbangun dan menyadari bahwa dia tidak berada di rumah sakit melainkan di rumah reot. bukankah tadi dia jatuh dari tangga?? Dan siapa pula laki-laki tampan yang sedang berbaring di sampingnya ini??
"Kalau kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan kita, Tunggulah beberapa hari lagi aku pasti akan menceraikan kamu, jangan berusaha untuk bunuh diri lagi" Ucap Xiao long sambil menatap Ancchi dengan muram.
Bercerai?? kenapa dia harus bercerai dengan suami yang tampan ini?
"Aku tidak ingin bercerai, aku hanya ini menjadi kaya!"
Xiao long menatapnya dengan heran, bukankah perceraian adalah hal yang paling Fang Ying Inginkan selama ini?
Bisakah Annchi/Fang Ying mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pengusaha kaya di era kuno bersama suaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anthy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat Tombak
"Emmm...saat terbangun tadi aku tiba-tiba bisa mengingat beberapa jenis tanaman herbal" Jawab Fang Ying bohong.
Kakek Fang Ying adalah seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok, jadi meskipun dia dulu memilih menjadi seorang pengusaha tapi dia sangat mengerti tentang tanaman herbal karena sudah berkutat dengan berbagai jenis tanaman herbal sejak dia kecil.
Setelah menimbang-nimbang beberapa saat akhirnya Xiao Long menyetujui permintaan istrinya itu.
"Bahan apa yang kita punya untuk makan malam?" Tanya Fang Ying.
"Ah, itu.." Xiao Long terlihat malu ketika mendengar pertanyaan Fang Ying. Dia lalu mendesah pelan, "Maaf aku tidak pergi berburu selama beberapa hari, jadi..." Xiao Long tidak bisa melanjutkan ucapnya.
"Apakah kita memiliki kebun??"Tanya Fang Ying.
"Ya, kita memiliki sepetak kecil kebun di halaman belakang, tapi hanya ada beberapa tanaman kubis dan lobak di sana" Jawab Xiao long.
"Apa ada sungai di dekat sini?" Tanya Fang Ying lagi.
"Ada, tapi cuaca terlalu dingin untuk pergi kesana" Jawab Xiao long.
"Tidak apa-apa, kita pergi sebentar saja" Jawab Fang Ying. Dia lalu berpikir sebentar, "Bisa tolong bawakan aku kayu yang panjang dan juga pisau"
"Ya, tunggu sebentar" Meskipun bingung dengan apa yang ingin di lakukan istrinya, Xiao Long tetap menuruti permintaan istrinya.
Xiao Long segera pergi ke belakang rumah dan tak lama kemudian dia sudah kembali dengan kayu yang panjang serta pisau.
Fang Ying menerima kayu dan pisau itu. Dia hendak meruncingkan salah satu ujung kayu itu tapi Xiao Long segera menghentikan gerakannya.
"Biar aku saja, hanya meruncingkannya saja bukan?" Tanya Xiao Long.
"Terima kasih" Jawab Fang Ying sambil tersenyum tulus.
Melihat senyuman di bibir Fang Ying, Xiao Long langsung bersumpah dalam hati. Dia akan melakukan apa saja demi bisa melihat senyum bahagia Fang Ying setiap hari.
Beberapa saat kemudian, kayu runcing yang di inginkan Fang Ying sudah jadi.
"Apa kamu hendak menombak ikan dengan itu?" Tebak Xiao Long.
"Suamiku memang pintar" Puji Fang Ying.
Wajah Xiao long kembali merona ketika mendengar pujian dari Fang Ying. Dia sedikit menunduk untuk menghindari tatapan Fang Ying.
"Tunggu sebentar, aku akan membuat satu lagi untukku" Kata Xiao long sambil berjalan keluar kamar.
Setelah beberapa saat, Xiao Long kembali masuk dengan dua buah tombak kayu di tangannya.
"Ayo! Lebih baik kita pergi sekarang, kalau menundanya lagi aku takut kita akan pulang terlalu malam" Kata Xiao Long.
Mereka kemudian berjalan menuju belakang rumah. Dengan melalui belakang rumah mereka, Mereka dapat menemukan jalan setapak menuju ke gunung dan juga sungai. Jalan ini bukan jalan utama, jadi jarang orang melaluinya, orang-orang di desa mereka lebih suka melalui jalan utama yang lebih besar. Meskipun begitu, mereka juga beberapa kali berpapasan dengan beberapa orang yang berasal dari desa mereka. Meraka semua terlihat sangat terkejut ketika melihat sosok Fang Ying yang berjalan mengobrol ringan dengan Xiao Long.
Beberapa bahkan berhenti sejenak untuk sekedar berbasa-basi menanyakan kondisi Fang Ying. setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan meraka. Tidak lama kemudian mereka melihat sosok wanita tua yang berjalan sendirian menuju ke desa sambil membawa kayu bakar di punggungnya.
"Itu nenek Zhao"Jelas Xiao Long berbisik.
"Dia hidup sebatang kara, dulu suaminya meninggal saat berburu dan tiga tahun yang lalu anak laki-lakinya satu-satunya juga mengalami nasib yang sama" Ucap Xiao Long dengan penuh iba. "Tapi dia adalah satu-satunya warga desa yang sangat tulus kepada kita selain keluarga pamanku. Rumahnya tidak jauh dari rumah kita, jadi dia sering datang berkunjung dan memberi telur ayam untuk kita"Lanjutnya lagi.
Xiao Long menoleh ke arah Fang Ying dan menatapnya dengan lembut, "Dia hanya punya dua ekor ayam tapi hampir setiap hari memberikan telur ayamnya kepada kita, tapi kamu selalu ketus dan sering mengusirnya. Aku harap sekarang kamu bisa bersikap lebih baik kepadanya, dia selalu menganggap kita sebagai keluarganya"
Fang Ying yang mendengar itu merasa hatinya sakit!. Dia benar-benar kesal dengan pemilik asli tubuh ini karena selalu mengikuti emosinya sendiri
Zhao Wei, wanita tua yang berwajah keriput itu tiba-tiba mempercepat langkahnya untuk mendekati mereka ketika melihat keduanya.
"Fang Ying! Fang Ying! Kamu sudah sadar?" Tanya Nenek Zhao Wei cemas lalu dia melihat Fang Ying dari bawa ke atas dengan tatapan khawatir.
"Aih, kenapa kamu sudah keluar rumah?" Tanyanya lagi. Lalu dia menoleh ke arah Xiao Long dengan tatapan menyalahkan, "Xiao Long kenapa kamu membawa Fang Ying keluar? Biarkanlah dia beristirahat lebih banyak"
"Nenek Zhao jangan salahkan suamiku. Aku yang memaksanya untuk membawaku ke sungai" Jawab Fang Ying sambil tersenyum lembut.
Zhao Wei tertegun saat mendengar Fang Ying membela Xiao Long, dan bahkan saat ini Fang Ying sedang tersenyum kepadanya.
"Nenek Zhao biarkan suamiku membawakan kayu bakarmu kembali ke rumah" Kata Fang Ying lagi.
"Ah, tidak, tidak! Aku masih kuat, kalian mau ke sungai kan? cepatlah pergi takutnya keburu gelap" Zhao Wei menolak sambil mendorong Xiao Long menjauh.
"Ah, tapi...sungai.." Zhao Wei kembali menatap Xiao Long dengan ragu.
"Tenang saja Nek, aku akan membawanya ke daerah yang dangkal" Ucap Xiao Long yang mengerti kekhawatiran Zhao Wei.
"Baiklah, Baiklah kalian memang keras kepala. Berangkatlah sekarang sebelum hari keburu gelap. Aku akan pulang sekarang" Kata Zhao Wei sambil berlalu. Setelah melangkah cukup jauh dia kembali menoleh dan menatap sepasang suami istri yang berjalan menjauh itu dengan perasaan bahagia. Ternyata ada hal baik yang terjadi setelah kejadian buruk itu.
Dari percakapannya dengan Xiao Long, Fang Ying dapat menyimpulkan beberapa hal. Pertama, penduduk desa rata-rata mencari nafkah sebagai petani dan juga pemburu, sangat jarak warga dari desa mereka pergi untuk pergi bekerja ke kota.
Kedua, Xiao Long adalah anak semata wayang kedua orangtuanya. Ibunya meninggal karena sakit saat dia berusia delapan tahun sedangkan Ayahnya meninggal setelah pergi berburu saat dia berusia sepuluh tahun. Semenjak kematian kedua orangtuanya Xiao Long hidup sendirian di dalam rumah reyot itu sampai akhirnya bertemu dengan Fang Ying saat dia berusia sembilan belas tahun.
"Sayang sekali aku tidak tahu usiamu" Desah Xiao Long.
"Tujuh belas tahun" Jawab Fang Ying santai.
"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Xiao Long terkejut.
"Entahlah, hanya tiba-tiba tahu saja" Jawab Fang Ying.
Ketiga, keluarga Xiao Long hanya tersisa pamannya yang bernama Xiao Bai. Dia tidak ikut direkrut kerajaan sebagai prajurit pernah kerena tubuhnya yang lemah. Xiao Bai juga sudah menikah dengan An Yue dan sudah memiliki dua orang anak laki-laki bernama Xiao Ying yang baru saja berusia dua belas tahun dan juga Xiao Yuan yang berusia enam tahun. Paman dan bibinya ikut merawat Xiao Long semenjak kecil. Namun sayang, mereka tidak begitu menyukai Fang Ying karena sikapnya yang kasar dan selalu menyakiti Xiao Long selama ini.
"Sepertinya aku memiliki hutang maaf kepada banyak orang" Desah Fang Ying. Dia merasa kesal karena masuk kedalam tubuh Fang Ying yang angkuh.
"Tenanglah, selama mereka melihat kamu dan menyadari bahwa kamu ternyata seorang wanita yang sangat baik, maka semua akan ikut baik-baik saja seiring berjalannya waktu" Kata Xiao Long mencoba menenangkan istrinya.