Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Carlina membuka ponselnya dan tidak sengaja menemukan berita tentang perusahaan papanya yang hampir bangkrut.
Carlina menoleh ke Carla dan Carlos yang sedang asyik bermain. Kemudian Carlina mengajak mereka untuk pulang.
"Mereka baru saja bermain, kok sudah diajak pulang?" tanya Nina.
"Tiba-tiba perasaanku tidak enak," jawab Carlina.
"Apa mama sakit?" tanya Carla.
"Gak sayang, mama hanya gak enak badan," jawab Carlina.
Akhirnya merekapun pulang, dan Carlina berjanji akan membawa mereka lagi lain kali. Nina mengerti, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.
Saat tiba di rumah, Carla dan Carlos langsung berlari masuk kedalam rumah. Sementara Carlina dan Nina masih didalam mobil.
"Ada apa?" tanya Nina.
"Kamu ada baca berita hari ini?" tanya Carlina balik.
"Ya, tentang sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Menurutku itu setimpal dengan perbuatannya padamu," jawab Nina.
"Bukan itu masalah, apa ini perbuatan anak-anak ku?"
"Mengapa tidak ditanyakan langsung? Tapi aku mendukung mereka, jika kamu memarahi mereka, aku akan membelanya."
Carlina menghela nafas, ia tau sahabat nya ini sangat menyayangi anaknya itu. Bahkan Nina tidak segan-segan memanjakan mereka.
Carlina dan Nina pun masuk kedalam rumah. Sementara Carla dan Carlos sudah berada didalam kamar.
"Sayang, buka pintunya, mama ingin bicara," ucap Carlina lembut.
Carla membuka pintu kamarnya, kemudian kembali duduk di ranjang miliknya. Sedangkan Carlos duduk di sofa sedang bermain ponsel.
"Sayang, apa kalian yang membuat perusahaan kakek hampir bangkrut?" tanya Carlina. Carla menoleh ke Carlos.
"Bukan aku Ma," jawab Carla.
"Carlos? Apa kamu?" tanya Carlina.
"Maaf Ma, aku hanya ingin memberi sedikit pelajaran. Siapa suruh mereka jahatin mama?"
Carlina tersenyum. "Lain kali jangan seperti itu lagi ya sayang. Coba kamu pikir, jika kakek bangkrut, bagaimana nasib para karyawan? Mungkin saja mereka adalah tulang punggung keluarganya."
"Maaf Ma, tapi kakek sudah jahatin mama, Tante Rekha juga."
Carlos memperlihatkan rekaman cctv yang ia retas waktu itu. Carlina shock melihatnya, ternyata kakaknya lah yang menjebak dirinya.
"Ya, sudah sekarang kalian istirahat ya."
"Tapi mama gak marah, kan?"
Carlina memeluk putranya. "Mana mungkin mama bisa marah dengan kalian, kalian adalah permata hati mama."
Carla juga memeluk mamanya. Dari balik pintu Nina tersenyum. Jika sampai keduanya di marahin oleh Carlina, maka Nina yang akan turun tangan membelanya.
"Mau juga dong dipeluk." Nina langsung merangkul ketiganya.
"Tante, aku sulit bernafas," kata Carlos.
"Uh si ganteng nya Tante." Nina kemudian mencium pipi Carlos.
Carlos spontan mengelap pipinya dengan bajunya. Ia paling tidak suka jika di cium, karena menurutnya ia sudah besar dan tidak pantas lagi untuk dicium.
Nina yang merasa gemas pun tertawa melihat tingkah Carlos. Saat Carlos lengah, Nina sekali lagi mencium pipinya.
"Tante!" pekik Carlos. Mereka semua tertawa, sementara Carlos cemberut.
Saat mereka sedang asyik tertawa, terdengar bunyi klakson mobil. Carla dan Carlos berlari keluar.
Mereka tahu jika mobil tersebut mengantar sepeda pesanan mereka. Mereka langsung membayar saat sepeda itu diturunkan.
"Kalian pesan sepeda?" tanya Nina.
"Iya Tante, agar kami bisa jalan-jalan," jawab Carla.
Saat Carlos memeriksa sepedanya, ponselnya berkedip-kedip pertanda ada yang mencoba meretas sistem keamanan miliknya.
"Kak, sepertinya ada yang menyerang kita," bisik Carlos.
"Iya, kakak tahu," balas Carla.
Keduanya masuk kedalam kamar, dan langsung membuka laptopnya masing-masing.
"Kak mereka hampir berhasil!" pekik Carlos tanpa sadar.
"Cepat Dek, kuatkan sistem pertahanan kita," ucap Carla.
Keduanya panik karena sistem pertahanan mereka hampir ditembus oleh lawan. Dengan jarinya yang lincah, keduanya bisa memperkuat sistem keamanan mereka.
"Kak kita di serang!"
Baru saja mereka lega karena berhasil memperkuat sistem pertahanan. Mereka kembali di serang.
"Dek, kita dikeroyok, mereka ramai!"
Keduanya semakin panik, karena yang menyerang mereka tidak sendiri. Namun mereka masih berusaha mempertahankan sistem pertahanan mereka.
Carla nekat menyerang balik salah satu dari lawan mereka, sementara Carlos mengalihkan perhatian agar tidak bisa dilacak.
Sementara disisi lain ...
Aleta yang di serang oleh Carla pun merasa kualahan. Padahal selama ini tidak ada yang bisa mengalahkan nya.
Namun kali ini ia merasa mendapatkan lawan yang seimbang. Carla dan Aleta saling serang, hingga Carla mengirimkan banyak virus kecil-kecil, namun bisa mengalahkan lawan.
"Argh laptop ku!" pekik Aleta.
Laptop Aleta eror seketika. "Siapa dia sebenarnya? Baru kali ini aku mendapatkan lawan yang tangguh," gumam Aleta.
Ditempat Carla ...
Carla tersenyum karena berhasil mengalahkan salah satu lawannya. Kemudian Carla dan Carlos melakukan serangan balik pada mereka.
Satu persatu mereka mundur, karena tidak bisa melawan virus dari Carla dan Carlos. Keduanya bertos ria saat lawannya mundur.
"Kita harus waspada Dek, mereka tidak sendiri," ucap Carla.
"Benar kak, tapi sayangnya kita juga belum bisa menembus sistem pertahanan mereka. Mereka cukup kuat," ujar Carlos.
Di kediaman Randy ...
Arthur menerima telepon dari Aleta mengatakan jika laptopnya eror, Arthur terkejut.
"Kok bisa?" tanya Arthur. Tanpa sadar jika suaranya naik beberapa oktaf saking kagetnya.
"Aku yakin mereka tidak sendiri, karena aku menemukan beberapa kejanggalan, dan mereka berada di negara yang berbeda," jawab Aleta.
"Kak Aleta saja kalah, lalu bagaimana dengan kita?" tanya Austin.
"Kita belum kalah, hanya nasib mereka saja yang beruntung," jawab Aleta.
Kemudian sambungan telepon pun terputus. Diva yang penasaran pun segera bertanya.
"Bagaimana?" tanyanya.
"Belum bisa Oma, seperti hacker misterius itu cukup cerdik. Tapi suatu hari nanti pasti kita menemukan titik lemahnya," jawab Arthur.
"Sabar sayang, mereka juga sudah berusaha," ucap Darmendra merangkul istrinya.
"Tapi aku yakin mereka adalah cicit kita. Gara-gara kamu anak nakal, coba dari dulu dicari tahu, pasti tidak begini kejadian nya," ucap Diva sambil menjewer telinga cucunya.
"Sakit Oma, bukan salah aku juga, aku cuma dijebak," kata Arthur membela diri.
"Jika dari dulu kamu ceritakan, pasti kami sudah selidiki sejak awal." Lina menimpali.
Arthur menghela nafas, tadi baru pulang dari kantor sudah disuruh mencari tahu tentang anak itu.
Beruntung Arthur sudah mengganti laptopnya yang hancur. Sehingga ia bisa meretas kembali.
Diluar rumah, terdengar suara mobil. Lina segera kedepan untuk melihatnya. Ternyata Ray dan Nadine, juga Ram dan Cahaya.
Setelah mendapatkan kabar tentang dua anak yang mirip Arthur dan Avariella. Merekapun jadi penasaran.
"Sekuat apa sih hacker misterius itu, sehingga kalian tidak bisa menandingi nya?" tanya Ray saat sudah masuk kedalam rumah.
"Mengapa tidak minta bantuan Aleta?" tanya Cahaya.
"Justru itu, Aleta saja tidak bisa melawannya," jawab Lina.
"Sehebat itu? Siapa sebenarnya hacker tersebut?" tanya Ram.
"Jika tahu tidak di buat pusing seperti ini," jawab Arthur.
Ram terdiam, karena apa yang dikatakan oleh Arthur ada benarnya. Kemudian Diva memperlihatkan foto anak yang mirip Arthur.
Mereka cukup terkejut, karena benar-benar mirip dengan Arthur waktu kecil
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.