"Sepuluh juta untuk satu bulan," Seorang wanita cantik menyodorkan uang dua gepok didepan seorang wanita lain.
Wanita yang diberi menelan ludah dengan susah payah, melihat dua tumpuk uang yang ada didepan mata.
"Jika kamu bekerja dengan baik, saya akan tambahkan bonus," Kata wanita kaya itu lagi.
"B-bonus," Sasmita sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan dia terima, dengan begitu Sasmita bisa memperbaiki ekonomi hidupnya
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan suami anda,"
Yang dipikir pekerjaan pelayan sangatlah mudah dengan gaji yang besar, Sasmita yang memang pekerja rumah tangga bisa membayangkan apa saja yang akan dia kerjakan.
Namun siapa sangka pekerjaan yang dia pikir mudah justru membuatnya seperti di ambang kematian, Sasmita harus menghadapi pria yang temperamental dan tidak punya hati atau belas kasihan.
Bagaimana Sasmita akan bertahan setelah menandatangani perjanjian, jika tidak sanggup maka dirinya harus mengembalikan dua kali lipat uang yang sudah dia terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak perlu berterima kasih
Pagi itu kediaman rumah Fernandez tampak sibuk dengan para pekerja yang sedang menyiapkan sesuatu. Seperti akan ada acara pesta di kediaman besar Fernandez.
Sasmita yang baru saja keluar dari kamar Riko cukup terkejut melihat banyaknya orang yang sedang mendekor ruangan besar dirumah itu.
Prang
Sasmita yang masih berdiri tak jauh dari kamar Riko mendengar suara barang yang dilempar, kali ini Sasmita kembali berbalik dan masuk kedalam kamar Riko kembali.
"Tuan, ada apa?" Tanya Sasmita saat melihat makanan yang tadi ia bawa sudah berhamburan di lantai.
Sedangkan pelakunya duduk di atas kursi roda dengan urat wajah yang menegang.
Sasmita yang melihat hanya bisa diam, dia memilih untuk membersihkan makanan dan pecahan piring yang berserakan.
"Sudah ku bilang pergi dari sini!" Teriak Riko dengan suara menggema.
Beruntung dibawah cukup ramai, jadi suara teriakan Riko tak terdengar sampai bawah.
Sasmita tersentak saat mendengar suara bentakan Riko, tapi tak membuatnya berhenti melakukan kegiatannya.
"Kau!"
Krek
Akkk!
Sasmita memejamkan matanya dengan menahan sakit, bibirnya ia gigit sampai memar untuk menghalau rasa sakit yang luar biasa di tangannya.
Riko dengan tanpa perasaan melindas tangan Sasmita dengan roda kursi rodanya, sehingga membuat telapak tangan Sasmita mengalami luka yang begitu nyata saat di bawah tangannya terdapat serpihan piring.
"T-tuan," Lirih Sasmita dengan mata yang sudah basah, ia menatap wajah Riko yang tampak gelap dengan sorot mata yang begitu mengerikan.
Dada Riko bergejolak melihat wajah kesakitan Sasmita, pria itu langsung memudarkan kursinya hingga tangan Sasmita terlepas.
Akhhh
Sasmita menatap nanar tangan kanannya yang terluka, wajahnya tampak pias dengan perasaan nyeri.
Sedangkan Riko diam seribu bahasa dengan wajah pucat, ia tak sadar melakukan hal yang membahayakan orang lain.
"K-kau tidak apa-apa?" Katanya dengan suara bergetar.
Riko langsung memutar kursi rodanya menuju makas, di mana ada obat-obatan di sana. Pria itu menatap kotak obat dan bergantian menatap tangan Sasmita yang punggungnya membiru beserta telapak tangan yang terus menerus mengeluarkan darah.
"Duduklah!" Titah Riko dengan wajah yang sudah kembali datar. Namun dalam hatinya ia merasa khawatir melihat wajah Sasmita yang kesakitan.
'Bodoh kau Riko!' Makinya dalam hati.
Sasmita hanya menurut, ia memegang pergelangan tangannya yang luka dengan tangan kirinya. Duduk di tepi ranjang Riko Sasmita hanya bisa menunduk tanpa suara.
Sebelumnya tadi Riko sudah mengusir Sasmita saat mengantar makanan, tapi mendengar suara barang pecah membuat Sasmita memutuskan kembali masuk dan alhasil mendapat perlakuan tak terduga dari Riko.
Selama satu bulan sudah Sasmita sering mendapatkan luka di kulit bagaian tubuhnya yang terlihat, di sebabkan Riko yang sering emosi dan melempar barang sembarang. punggung kaki bahkan kening Sasmita sudah menjadi sasaran emosi Riko dan kini luka fatal yang Riko lakukan.
Shh
Desisan dari bibir Sasmita meluncur begitu saja saat luka di telapak tangannya dibersihkan, wanita itu menggigit bibirnya menahan rasa perih.
Riko yang mendengar justru berbuat hal yang tak terduga, pria itu meniup luka Sasmita dengan lembut.
Untuk beberapa saat wajah Sasmita terasa kebas, merasakan sekujur tubuhnya seperti di hinggapi ribuan semut yang merayap, namun itu hanya sepintas saat suara Riko memecah keheningan.
"Jangan sampai terkena air dulu," Katanya dengan nada dingin.
Sasmita melihat telapak tangannya yang sudah diperban, wanita itu menunduk dan mengucap terima kasih.
"Terima kasih Tuan," Katanya sambil menatap kebawah, tanpa berani menatap wajah majikannya.
'Seharusnya aku tidak perlu berterima kasih padanya, karena dia aku terluka seperti ini,' Batin Sasmita.
Tanpa keduanya sadari di balik pintu yang celahnya terbuka sedikit seseorang telah melihat keduanya.
*
*
Author masih nyiapin cerita untuk Josephine, ditunggu yaaa👌