Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak pasti
Hari dimana Tian mengklarifikasi hubungannya dengan Grace pada Thia pun sudah berlalu sekitar 3 hari. Namun tak ada kemajuan antara hubungan Thia dan Tian.
Selama beberapa hari itu Tian hanya memberikan pekerjaan pada Thia, tanpa ada mengatakan hal tentang perasaannya.
"Kemarin bilang nya tertarik, tapi kok gue ngerasa kita malah makin jauh yah, bukannya makin dekat" gerutu Thia dalam hatinya sembari mengerjakan pekerjaan nya.
Beberapa orang sudah keluar masuk dari ruangan mereka, dan sudah beberapa kali pula Tian marah dan jengkel karna beberapa pekerjaan yang tak sesuai dengan harapannya.
"Dia selalu marah ke karyawan lain, tapi kok dia gak pernah lagi yah marah sama gue, apa emang kerjaan gue sesuai sama harapannya dia" tanya Thia lagi dalam hatinya.
Setelah hari itu di lalui dengan cukup lelah, akhirnya jam pulang kerja pun tiba. Keduanya secara bersamaan bangkit dari tempat duduknya dan saat ingin berjalan menuju pintu keduanya saling bertatapan, namun ini suasana yang sangat canggung.
"Lo udah mau balik?" Tanya Tian memulai obrolan mereka agak suasana nya semakin relaks.
"Iyaa nihh" jawab Thia
"Hemmm oke dehh, kalau gitu gue deluan yah" kata Tian lalu mendahului Thia.
"Hah? Gitu aja? Gak ada basa basi lain apa? Argghhhhhhhhhhhhh kenapa gue malah mikirin perasaan dia sihh" kata Thia tak terima dengan dirinya sendiri yang malah tergila-gila dan berharap di cintai pria itu.
Dengan hati yang kesal pun Thia meninggalkan ruangan itu dan pulang kerumahnya. Satu Minggu itu sungguh hari-hari yang membosankan bagi Thia, tak ada keributan dengan Tian, tak ada percakapan atau obrolan lebih antara mereka kecuali mengenai pekerjaan yang harus di lakukan Thia.
Weekend pun tiba begitu cepat.
"Yahhh setidaknya hari ini gue gak ketemu sama dia, rasanya ketemu sama dia itu malah bikin gue hampir gila" katanya berbicara sendiri di depan cermin.
"Hemmm kayaknya bakal bosan deh kalau gue harus di rumah terus mending gue me time yahh, kalau nanti ke tempat Aisyah yang ada gue jadi waiters dadakan lagi" sambung nya lagi sembari makeup an.
Sekitar pukul 10 pagi dia pergi untuk shopping ke mall yang ada di tengah kota itu, waktu nya dengan dirinya sendiri memang sudah sangat jarang dia habiskan. Maka hari ini dia berharap bisa menyenangkan dirinya dan memanjakan mata nya dengan barang-barang yang cantik.
Sedari pagi hingga pukul 3 sore dia masih di mall, dengan segala kesibukannya itu.
"Hufffffffff capek juga yahh, padahal gue hanya belik beberapa barang, makan dan jalan jalan sekeliling mall" katanya saat sudah masuk kedalam mobilnya.
"Ouhhh kayaknya kalau langsung pulang juga kecepatan dehh, mending gue makan malam ala ala manjain diri" ucap nya lagi seperti orang yang memang tak punya teman.
Dia sampai di lokasi atau di restoran itu sekitaran pukul 4 sore, yahh sebenarnya itu masih terlalu cepat untuk menikmati makan malam, namun apa boleh buat dari pada dia tak beraktivitas dan malah memikirkan Tian mending dia ngabisin waktunya buat dirinya sendiri dulu.
Thia pun memasuki restoran itu dan memilih tempat duduk yang sedikit di pojok karna dia sendirian agar dia lebih leluasa untuk menikmati makanannya dan tidak terlalu menjadi bahan perhatian orang-orang disana.
Tak perlu menunggu lagi steak pesanan nya pun sampai, dengan rasa gembira Thia sangat puas melihat penampakan makanan kesukaan nya itu ada dihadapan nya sekarang.
Sekitar setengah jam dia duduk di restoran itu, saat ingin ke toilet dia melihat ada Tian disana yang juga baru keluar dari toilet pria.
"Itu kan Tian? Dia sama siapa kesini?" Ucap nya berbicara sendiri sambil mengikuti arah Tian berjalan
Dan dia melihat tmdi meja yang Tian tuju ada seorang wanita yang tampak lebih muda dari mereka berdua. .
"Wahhhh apa dia mainin bocil yahh, parah banget sihh" katanya lalu melanjutkan langkah nya menuju toilet
Namun dia tiba-tiba terpikir, ternyata perasaan Thia selama ini yang memikirkan dan mengharapkan Tian justru tak di lihat sama sekali oleh Tian.
"ihhhh ngapain sih gue bisa sepengen itu sama dia, padahal jelas-jelas dia gak peduli sama sekali lihat deh dia malah main cewek kok" ucap nya dengan kesal.
Setelah selesai dari toilet dia kembali ke tempat duduk nya dan berniat untuk langsung pergi karna suasana hatinya sudah tak baik lagi.
Di meja tadi sudah tak tampak lagi Tian dan gadis itu. Namun Thia berusaha untuk membuang pikiran nya tentang Tian.
Setelah membayar makanannya dia beranjak dan menuju ke parkiran.
Saat ingin masuk kedalam mobilnya seseorang menahan tangannya dari belakang, Thia reflek dan langsung mengarahkan siku nya pada orang itu.
"Awwwwww" kata pria yang ternyata adalah Tian
"Ehhh sori gue reflek lagian Lo sih ngapin nahan nahan orang" ucap Thia namun dia belum menyadari kalau itu adalah Tian
Saat Tian mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajah nya pada Thia, pastinya Thia shock.
"Pak tiannnn, gue pikir Lo siapa tadi maaf yahhhh" ucap nya lalu memeriksa bagian tubuh Tian yang terkena tinjunya itu.
"Udah udah gue udah GPP kok" ucap nya
"Lo udah mau pulang?" Tanya Tian mengganti topik
"Iya ini mau pulang, Lo juga kan, gue deluan aja yahh" ucap Thia lalu membuka pintu mobilnya
"Ehhh tunggu gue mau ngomongin sesuatu sama Lo" ucap tian
"Kayak nya besok-besok aja dehh, gue lagi sibuk, kalau soal kerjaan di kantor aja yahh, gue Luan Babay" kata Thia buru-buru untuk menghindari tatapan maut Tian.
hadir saling support ya kk