"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Kaya nya kakek kamu ga suka sama aku deh, keliatan sih dari cara beliau menatap aku," Ujar Aira.
"Kakek memang seperti itu orang nya, apalagi sama orang yang baru ia kenal," Jawab Samudra.
"Apa ga bakal kebongkar semua ini?" Ucap Aira.
"Semoga aja engga, soal nya kakek tuh mata nya di mana mana," Jawab Samudra yang merasakan khawatir.
"Sebenar nya ga masalah sih, cuman itu kamu bisa menjamin tentang keselamatan aku?" Ucap Aira yang mulai khawtir.
"Aman, kamu akan baik-baik saja," Jawab Samudra.
"Aku jadi teringat tadi kata mu, calon istri dan mau menikah, kita kan perjanjian nya cuman pacaran pura-pura," Ucap Aira kesal.
"Saya eh aku kan belum bilang sepenuh nya, kalo kita nanti bakalan ada nikah," Jawab Samudra menjelaskan.
"APA!! Jangan gila kamu," Hardik Aira marah.
"Biasa aja dong, jangan teriak teriak begitu, telinga saya sakit," Ucap Samudra.
"Aku ga mau ya kita nikah, kamu udah tau kalo aku sudah pernah menikah dan tidak ada kepikiran buat nikah lagi," Kata Aira kesal.
"Kan nikah pura-pura, kita tidak akan menjadi suami istri yang sebenar nya," Jawab Samudra.
"GA!!! Aku tidak mau mempermainkan pernikahan. Pernikahan itu sakral, kamu jangan main-main dengan pernikahan," Ucap Aira kesal.
"Pokonya kita akan menikah, kamu tidak berhak menolak," Ujar Samudra.
"Aku lebih berhak dengan diri ku sendiri," Jawab Aira kesal, ia pergi berjalan sendiri dengan rasa kesal nya.
"Saya pastikan, bila waktu nya tiba. Kamu tidak akan menolak menikah dengan saya Samudra Mahendra Alexander, sang pewaria yang tampan," Ucap Samudra dengan senyum khas nya.
Sementara Aira begitu kesal dengan pemaksaan yang dilakukan oleh Samudra.
"Dia pikir dia siapa bisa maksa gitu, pokonya apapun yang terjadi, aku tidak boleh menikah dengan nya atau dengan siapapun," Ucap Aira dalam hati.
Sementara disisi lain. Seorang lelaki paruh baya sedang memikirkan hal yang akan ia lakukan kedepan nya.
"Tolong cari tahu siapa wanita yang dibawa oleh cucu ku, mereka mengatakn kalo mereka pacaran, tapi saya tidak percaya, itu mungkin akal-akalan cucu ku agar tidak di jodoh kan dengan wanita pilihan ibu nya," Ucap laki-laki paruh baya sembari memberikan foto seorang wanita.
"Baik tuan, saya akan mencari tau siapa wanita yang tuan katakan," Jawab sang lelaki yang berotot itu.
"Segera cari tahu," Ujar laki-laki paruh baya itu.
"Dan tolong kalian cari tahu lagi teman saya yang ada di indonesia, cari anak nya. Sudah dua tahun kalian mencari anak nya teman saya, tapi belum ada hasil nya," Sambung nya lagi.
"Baik tuan, kami permisi dulu," Ucap nya, lalu sang lelaki paruh baya itu mengangguk.
"Aku harus mencari kemana lagi, aku sudah berusaha mencari anak mu, tapi sampai sekarang aku belum menemukan nya, maafkan aku ren," Ucap sang laki-laki paruh baya itu sembari memegang foto seseorang.
***
Dimansion ketiga wanita sedang menunggu Samudra pulang.
"Mom, mana sih kaka, ko belum pulang juga," Tanya Fera kesal.
"Sebentar lagi, mommy juga tidak sabar menunggu kaka mu pulang," Jawab bu Meilani sang ibu
"Nah yang ditunggu tunggu sudah sampai," Ucap sang nenek.
"Ada apa nih, ko kaya lagi nungguin sesuatu," Tanya Samudra bingung.
"Lagi nungguin kaka," Jawab Fera.
"Tumben, ada apa?" Tanya Samudra kebingungan.
"Mau minta alamat calon mantu mommy lah," Ucap bu Meilanii.
"Ga akan aku kasih, nanti kalian bikin onar," Jawab Samudra.
"Cucu kurang ajar! cepat kasih tau kami dimana alamat rumah calon menantu kami," Ucap sang nenek memukul Samudra dengan tongkat nya.
"Nanti Samudra kasih tau, lagian masa sih malam-malam seperti ini mau bertamu ke rumah orang lain," Ujar Samudra
"Ga sekarang juga, mungkin besok, cepat kasih tau kami dimana alamat rumah nya," Ucap Meilani sang ibu memaksa.
"Besok pagi aku antar kerumah nya," Jawab Samudra.
***
"Kenapa sih aku tidak bisa tidur," Ucap Aira kesal.
Kringg kringg... Suara ponsel berbunyi.
"Ada apa jam segini gangguin orang tidur," Ucap Aira menjawab telfon.
"Cuman mau mastiin aja kalo kamu sudah sampai ke rumah," Jawab Samudra di sebrang telpon sana.
"Gangguin orang aja," Ucap Aira kesal.
"Ingat ya, mau tidak mau. Kita akan menikah," Ucap Samudra lalu menutup telpon nya.
"Dih nih orang gila apa gimana sih, awas aja kalo sekali lagi dia maksa buat menikah," Ucap Aira kesal
***
Pagi nya Aira sengaja bikin bolu untuk ia sarapan, menikmati pagi di taman belakang dengan secangkir kopi dan jugaa bolu yang ia buat sendiri.
Tok...Tok...Suara pintu terdengar.
"Huuh baru juga mau santai, pasti dia datang kesini pagi-pagi begini," Ucap Aira dalam hati kesal.
"Sebentar," Teriak Aira, ia pikir yang datang kerumah nya hanya Samudra, jadi sudah biasa ia berteriak.
"Ada apa sih masih pagi sudah gangguin orang," Ucap Aira sembari membuka kan pintu nya, ia kaget ternyata Samudra datang tidak sendiri.
"Tante, nenek, Maaf aku kira tadi hanya Samudra kesini, soal nya biasa nya Samudra suka kesini pagi-pagi," Ucap Aira malu.
"Tidak apa-apa sayang, kami mengerti ko," Jawab Bu Meilani.
"Hufff tidak di persilahkan masuk ni," Ujar Fera tiba tiba.
"Kamu kesini juga Fer," Ucap Aira tersenyum.
"Ia dong ka, masa mommy sama nenek kesini aku tidak ikut," Jawab Fera.
"Yaudah ayo masuk tante, nenek dan juga fera, maaf ya rumah nya berantakan," Ujar Aira mempersilahkan masuk.
"Saya ga di suruh masuk gitu," Ucap Samudra.
"Kamu mah ga di suruh masuk juga masuk sendiri," Ujar Aira dengan nada malas.
"Ternyata kalian lagi berantem, pantes aja semalam ka Samudra melamun," Ujar Fera lalu ia berlari ke arah sang mommy.
"Anak kecil sotau," Ucap Samudra, ada rasa ingin memukul sang adik.
"Pantesan semalam kamu telpon aku, ternyata kangen toh sama aku. Ingat yaa! jangan jatuh cinta beneran," Ucap Aira berbisik.
"Kamu jangan percaya dengan omongan Fera, tidak ada sejarah dalam hidup saya memikirkan wanita, ada juga para wanita memkirkan saya," Jawab Samudra angkuh.
"Tapi tengah malam nelpon," Ucap Aiira.
"Ada sih bisik-bisik, nanti aja pacaran nya," Ucap Fera.
Lalu Aira mengajak ketiga perempuan itu ke taman yang Aira buat.
"Kamu suka bunga juga," Ucap sang nenek.
"Iya nek, suka banget," Jawab Aira.
"Berarti kita sama sayang, tante juga suka banget merawat bunga, ada juga loh taman bunga di mansion," Ucap bu Meilani.
Aira tersenyum mendengar perkataan ketiga wanita itu.