NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Janda Tapi Perawan

Bella merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Hari ini ia menjalani beberapa keperluan untuk pernikahannya. Mulai dari fitting baju, foto prewedding dadakan, serta menemani Devan di acara konferensi pers untuk membahas tentang pernikahannya sekaligus memperkenalkan bahwa Bella adalah calon pengantinnya nanti.

Jika dipikir-pikir, pernikahan yang megah, mendapatkan pria yang kaya raya serta tampan walaupun cuma secuil menurut Bella. Namun, gadis itu tetap merasa biasa-biasa saja. Mungkin karena pernikahan yang akan ia jalani tidak berlandaskan dengan rasa cinta.

Membahas tentang pernikahan, Bella teringat akan perjanjian yang ia tanda tangani beberapa hari yang lalu.

"Aku akan menikah dengannya setahun. Lalu kemudian, aku bercerai. Berarti statusku adalah janda. Ya benar, janda tapi perawan," gumam Bella.

Gadis itu menghembuskan napasnya dengan berat. "Andaikan aku menikah dengan Pak Ferdy, mungkin aku akan sangat senang," keluh Bella.

"Tunggu ... jika dipikir-pikir, Pak Ferdy dua hari ini tidak menghubungiku untuk memesan susu kedelai. Aneh, biasanya setiap hari aku selalu menerima orderan darinya."

"Atau jangan-jangan ... berita tentang pernikahanku sudah sampai ke telinganya membuat Pak Ferdy enggan untuk memesan susu padaku."

"Ah, apa yang aku pikirkan! Memangnya menurutmu Pak Ferdy akan merasa sedih dengan kabar pernikahan itu? Aku terlalu percaya diri memikirkan hal seperti itu."

Bella memukul kepalanya pelan. Menyadarkan dirinya agar otaknya berjalan sesuai dengan jalurnya tanpa menyimpang.

Gadis itu meraih bantal guling yang ada di sampingnya. Perlahan ia pun memejamkan matanya hingga larut ke dalam mimpinya.

Keesokan harinya, Devan menerima banyak ucapan selamat dari rekan bisnisnya. Beberapa karangan bunga ucapan selamat atas pernikahannya pun memenuhi depan gedung kantor.

"Lihatlah! Aku bahkan belum melangsungkan pernikahan, karangan bunga sudah memenuhi halaman," ujar Devan.

"Berarti mereka sangat antusias menyambut pernikahan Pak Devan," celetuk Joko.

"Ya, tapi aku merasa sedikit risih saja. Toh, pernikahan ini juga hanya bertahan sementara," tukas Devan dengan angkuh.

Joko menyunggingkan senyumnya, "Apakah saya perlu menyumbangkan karangan bunga dengan tulisan turut berdukacita?" tanya Joko seakan tanpa dosa.

Mendengar ucapan asistennya itu, membuat Devan langsung mendelik menatap ke arahnya.

"Maaf Pak, saya kira bapak akan bahagia mendapatkan ucapan tersebut," ujar Joko menunduk takut, tetapi asistennya itu berusaha keras menahan tawanya. Ia merasa lucu dengan ucapannya sendiri. Ditambah dengan ekspresi yang diperlihatkan oleh Devan saat ini.

"Oh iya, perjanjian itu ... jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya!" titah Devan.

"Saya akan mengunci rapat mulut saya Pak," timpal Joko.

"Ah iya, tapi ada satu hal yang sempat saya beritahu pada Nona Bella," ujar Joko.

"Apa itu?" tanya Devan penuh selidik.

"Tentang ketertarikan bapak dengan seorang pria," jelas Joko.

Devan memijat keningnya. Asistennya ini memang sedikit bodoh, akan tetapi ia jujur. Dalam pekerjaan, Joko juga dapat menyelesaikannya secara rapi meskipun melalui hal bodoh yang ada di pikirannya.

"Ternyata dia masih menganggapku gay? Astaga ...." batin Devan.

"Apakah ada hal yang lain lagi?" tanya Devan.

"Tidak ada, Pak. Hanya itu saja," timpal Joko.

"Ya sudah, kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu!" titah Devan.

Joko pun menundukkan kepalanya sesaat, lalu kemudian berlalu dari hadapan Devan.

Di lain tempat, Nadia tampak kesal dengan pemberitaan pernikahan Devan yang dimuat mulai dari internet, stasiun tv, bahkan koran.

Nadia langsung mematikan televisinya saat melihat Devan yang tengah melakukan konferensi pers bersama dengan wanita lain.

"Harusnya aku yang ada di samping Devan! Kenapa gadis itu? Harusnya aku yang menjadi pengantinnya." Nadia yang tersulut emosi langsung melemparkan remote televisinya ke sembarang arah.

"Ini semua karena pria sialan itu! Andai saja dia tidak menambahkan obat perangsang dalam minumanku, mungkin sampai saat ini hubunganku akan baik-baik saja dengan Devan," tukas Nadia.

"Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi. Devan milikku! Selamanya akan menjadi milikku! Siapapun tak bisa merebutnya dariku," ujar Nadia dengan tatapan tajam.

....

Pagi ini, Bella masih disibukkan dengan mempersiapkan pesanan susu kedelai. Gadis itu membaca kertas orderan dan menumpuk box susu satu persatu.

Lusi baru saja masuk ke dalam gudang penyimpanan. Ia melihat Bella yang masih sibuk mengurus orderan hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan.

"Nak, pernikahanmu sebentar lagi. Sebaiknya kau tidak usah menerima orderan dulu. Persiapkan saja dirimu untuk pernikahan nanti," ujar Lusi memberikan nasihat pada anak gadisnya.

"Nikah urusan mudah, Bu. Lagi pula orderan juga tidak banyak," sanggah Bella.

"Bell, pasangan yang akan menikah biasanya banyak sekali cobaannya. Makanya beberapa dari mereka dianjurkan untuk tidak keluar rumah atau dengan kata lain dipingit. Hal tersebut menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, Nak. Pamali ...."

Mendengar ucapan dari ibunya, membuat Bella tampak berpikir. "Yang dikatakan oleh ibu ada benarnya juga. Nanti kalau ada apa-apa dijalan, semisal amit-amit ya, kecelakaan atau apa lah. Kan yang repot aku juga. Nikahnya pura-pura tapi karmanya nyata kan rasanya rugi berkali-kali lipat," batin gadis itu.

"Ya sudah, Bu. Pesanan ini, nanti Bella suruh ojek aja yang antar," ucap Bella.

"Kalau begitu, ibu pesankan ojek. Kamu siapkan orderannya," ujar Lusi.

"Baik, Bu."

Bella kembali menyiapkan orderan yang tertera di kertas. Namun, tak lama kemudian ponselnya berdering. Dilihatnya layar ponsel yang dinamainya 'manusia laknat' tengah meneleponnya.

"Perlu apa dia meneleponku," gumam Bella.

Bella tak merespon panggilan tersebut, karena saat ini ia masih sibuk mengurus orderan untuk dikirimkan nanti.

Semakin Bella mengabaikan panggilan itu, semakin sering ponselnya berdering. Tampaknya Bella tak salah menamai kontak tersebut. Bella pun akhirnya mengangkat panggilan telepon tersebut setelah beberapa kali panggilan sebelumnya terlewatkan.

"Ada perlu apa!" bentak Bella.

Mendengar Bella berteriak, membuat Devan terkejut dan menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga.

"Sepertinya aku menambah populasi wanita buas. Gadis ini tak jauh beda dengan mama," batin Devan.

"Bisakah kau bersikap lembut? Gendang telingaku hampir pecah karenamu!" ketus Devan.

"Terserah, aku tidak peduli jika kupingmu lepas sekalipun dari tempatnya. Ada perlu apa kau meneleponku? Jika tidak ada yang penting, aku akan menutup teleponnya!" tukas Bella.

"Tunggu ...," sergah Devan.

"Aku ingin meminta bantuanmu," ucap Devan.

"Bantuan?"

"Bersikaplah baik di depan ibuku. Aku tahu, mungkin ini tak tertulis di perjanjian kita, tapi aku ingin kau menghormati ibuku," tutur Devan.

"Apakah kau pikir aku gadis yang kurang ajar terhadap orang yang lebih tua?" tanya Bella.

"Bukan seperti itu, tapi aku__"

Devan belum menyelesaikan kalimatnya, Bella sudah menutup panggilan teleponnya terlebih dahulu.

"Sialan!" umpat Devan.

Bella langsung menonaktifkan ponselnya setelah mematikan sambungan telepon tersebut. "Cara jitu supaya pria itu tidak menggangguku," ketus Bella seraya menyimpan benda pipih tersebut ke dalam sakunya.

Bersambung....

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya (jika ada)

Yang belum favorit, cuss favoritkan supaya mendapatkan notifikasi update terbarunya~

ig : ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!