Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 3
Mina terus bolak-balik didepan ruangan dekan seperti cacing kepanasan. Ia menggigit jari-jarinya sambil terus berpikir lalu memberanikan diri masuk ke dalam. Apa dekan akan setuju kalau dia minta pindah kantor? Nanti kalau di tanya alasannya pengen pindah dia harus jawab apa? Aduh, otaknya bleng. Ia tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.
Kenapa harus ada kebetulan seperti ini sih? Kenapa pula dia harus dapat tempat magang dikantor kakak iparnya sendiri? Padahal dia sudah berpikir untuk menghindari pria itu sebisa mungkin. Kejadian semalam membuatnya malu bukan main. Dan, kalau sampai kak Iren tahu dia ada apa-apa sama kak Foster, bisa bahaya. Dia bakal jadi pelakor yang ada main sama suami kakaknya sendiri.
Pelakor? Mina menggeleng-geleng kuat. Kan dia yang dilecehkan sama kak Foster, kok dia yang jadi pelakor? Tapi dia juga menikmatinya bukan? Aduh, tuhkan ... Pikirannya jadi kacau lagi.
"Mina? Kenapa disini?"
Mina berbalik. Sosok keren yang sudah lama ia sanjung-sanjung itu berdiri tepat dibelakangnya. Namanya Paul, salah satu pria populer dikampus. Biasanya kebanyakan laki-laki keren, sok dingin didepan banyak perempuan, tapi Paul ini kebalikannya. Meski agak pendiam, ia adalah sosok yang ramah dan lembut pada banyak orang. Tidak susah buat akrab dengannya, menurut teman-temannya Mina sih.
Karena selama ini Mina nggak pernah akrab dengan pria itu. Mungkin karena diam-diam Mina adalah penggemar beratnya Paul. Jadi, dia yang aktif itu selalu jadi pasif didepan laki-laki baik seperti Paul ini. Lihat saja sekarang, ia malah merasa canggung hanya sendiri didepan Paul. Teman-temannya sedang di kantin.
"H ... Hai," sapa Mina tersenyum tipis, menyembunyikan rasa malunya. Saat Paul balas tersenyum padanya,
hatinya meleleh seketika.
Ganteng bangeet! Gadis itu berteriak dalam hati. Wajah Paul ini campuran bule sama China. Denger-denger dari gosip yang beredar sih, papanya orang China dan mamanya Amerika. Karena pekerjaan, kedua orang tua Paul pindah ke Indonesia. Jadi dari bayi Paul sudah hidup di Indonesia. Bisa dibilang pria itu kenal Indonesia dengan sangat baik.
"Aku tanya kenapa kamu berdiri disini?" tanya Paul lagi karena pertanyaannya tadi belum dijawab oleh Mina.
"Oh, mau ketemu dekan. Kalau gitu aku masuk ya kak," sahut Mina dan langsung berbalik masuk tanpa mengetuk. Entah kenapa ia selalu malu didepan Paul. Paul sendiri merasa aneh. Dari semua perempuan, hanya Mina yang tidak pernah mencoba akrab dengannya. Gadis itu malah cenderung menghindari bicara dengannya. Dan itu terjadi berulang kali, padahal Paul cukup tertarik pada gadis itu. Ya sudahlah. Pria itu mengangkat bahunya acuh tak acuh lalu pergi meninggalkan tempat itu.
***
Mina sudah keluar dari ruangannya. Sekarang ia telah bergabung dengan teman-temannya di kantin. Mukanya ditekuk. Saat bertemu Dekan tadi dan menyampaikan maksudnya untuk mengubah tempat magang, Dekan nggak setuju. Apalagi tadi Dekan bilang semua anak-anak magang sudah siap di turunkan ke kantor-kantor selesai jam makan siang nanti.
Dengan terpaksa Mina harus menyiapkan mentalnya bekerja di kantor kakak iparnya. Ia berpikir keras bagaimana biar nggak terlihat oleh kak Foster. Kan pria itu bos dikantor itu, pasti karyawan biasa saja susah bertemu dengan pimpinan tertinggi perusahaan, apalagi mereka yang hanya berstatus mahasiswa magang.
"Denger-denger di NS group direkturnya sangat ganteng, kayak oppa-oppa Korea ." ujar Shinta. Ia merasa iri karena Mina dan Ester bisa magang di perusahaan besar itu. Mina tertawa paksa. Tampan sih, tapi suka mainin perempuan. Mukanya datar seperti balok, orangnya kaku, dan otaknya sangat mesum.
"Sudah punya pacar belom?" tanya Ester semangat. Ia suka dengan pria-pria kaya dan dingin.
"Sudah nikah malah." sahut Shinta. Ester langsung manyun.
"Tapi beredar cerita pernikahan mereka nggak bahagia, istri sih direktur katanya punya pacar lain. Mereka pernah kepergok ciuman sama suaminya, tapi suaminya malah biasa-biasa aja." Jelas Shinta lagi panjang lebar. Mina mulai tertarik. Yang mereka bicarakan adalah kak Iren dan kakak iparnya, gimana tidak tertarik coba.
"Kamu kok tahu banyak? Emang itu gosip dari mana?" tanya Ester lagi tidak percaya.
"Kakak aku kerja di sana, dia sendiri yang memergoki mereka. Tapi cuma berani cerita ke aku aja karena takut dipecat. Pokoknya cerita ini jangan sampai bocor dikantornya." jawab Shinta sekaligus memberi peringatan kepada dua temannya itu. Ester mengangguk-angguk. Sekarang dia percaya. Mina sendiri menertawakan Shinta diam-diam. Kalau nggak mau cerita itu bocor, ngapain dia harus cerita ke mereka coba. Dia sendiri yang bocorin duluan.
"Ayo Min," pandangan Mina beralih ke Ester yang sudah berdiri di dari bangku.
"Kemana?" tanyanya bingung.
"Ke kantor tempat kita magang." sahut Ester. Oh iya Mina baru ingat. Ya ampun. Gadis itu berdiri dan berjalan mengikuti Ester dari belakang.
Tak butuh waktu lama mereka berdua kini telah berdiri didepan gedung besar itu. Nama NS Group terpampang besar-besar didepan gedung itu.
Mulut Ester terbuka lebar. Ia senang sekali bisa magang di perusahaan yang terlihat sangat elit itu. Itu bukan perusahaan sembarangan, pokoknya ia harus kerja keras. Mungkin saja pas lulus nanti dia di terima kerja di situ.
"Ayo masuk Min." seru Ester menarik tangan Mina masuk ke dalam.
Mina terus menoleh ke kanan kiri dengan dengan sikap was-was. Jangan sampai dia berpapasan dengan pria yang sangat ingin dia hindari itu. Jangan sampai. Gadis itu terus merapalkan doanya dalam hati.
Ada dua mahasiswa lainnya yang sudah sampai lebih dulu dari Mina dan Ester. Satunya laki-laki, satunya lagi perempuan. Meski sekampus, Mina tidak kenal mereka. Ini pertama kalinya gadis itu melihat mereka. Ester yang pada dasarnya lebih ramah dari Mina melambaikan tangan ke mereka. Mungkin Ester mengenal mereka, Mina tidak peduli. Ia lebih peduli masalahnya sendiri.
Tak lama kemudian datang seorang wanita yang lebih dewasa dari mereka, mungkin umurnya ada di akhir dua puluan. Pakaiannya rapi dan wajahnya tampak ramah. Ia berdiri didepan mereka berempat.
"Perkenalkan namaku Laya, asisten manajer di kantor ini. Aku yang akan menjadi mentor kalian selama kalian magang di perusahaan kami." ucap wanita bernama Laya itu memperkenalkan diri dengan ramah.
"Ayo. Aku akan mengajak kalian berkeliling kantor sekalian mengantar kalian ke divisi yang sudah kami tentukan." terang Laya. Mina dan yang lain mengikuti di belakang wanita itu.
Sepertinya Mina pernah melihat wanita bernama Laya ini. Gadis itu mencoba mengingat-ingat, ah iya. Laya ini juga turut hadir di pernikahannya kak Iren dan Foster. Tapi sepertinya dia tidak kenal Mina, itu lebih baik menurut Mina.