Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. teror
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan, sudah waktunya untuk tidur. Adel mengangkat tubuh Al lalu membaringkannya di atas kasur, diapun ikut berbaring dan langsung menutup matanya. Al melihat Adel sudah terlelap, dia ingin menyuruh Adel untuk pindah karena dia tidak terbiasa tidur bersama seorang wanita, namun melihat wajah lelah Adel membuat Al mengurungkan niatnya.
"Mengapa kau mau menikah dengan laki-laki cacat sepertiku? Tapi melihat dari caramu memperlakukanku, ada ketulusan yang tercipta di sana." Ucap Al seraya memandang wajah Adel.
Al mulai memejamkan matanya, namun ada seseorang yang melempar batu mengenai kaca kamarnya.
Pranggg...
Albert langsung membuka matanya, Adel pun melakukan hal yang sama. Adel langsung turun dan mengambil sapu untuk membersihkan pecahan kaca yang akan di laluinya, dia berjalan menuju balkon memeriksa siapa yang sudah melemparkan batu ke kaca kamarnya. Karena kondisi sudah malam dan gelap Adel tak bisa melihat begitu jelas siapa pelakunya.
"Apa ada orang diluar?" Tanya Al.
"Sekarang sudah malam, aku tidak bisa melihat begitu jelas siapa orangnya, pas aku lihat ke balkon orang itu langsung lompat menaiki pagar." Jawab Adel.
"Kenapa bisa? Apa penjagaku makan gaji buta." Heran Albert.
Mata Adel menangkap ketas di bawah, dia mengambilnya lalu membuka tulisan yang tertera di sana.
"Nyawa harus di balas dengan nyawa." Cicit Adel.
Adel menatap wajah Albert, dia mengernyitkan dahinya.
"Mungkinkah ini ada hubungannya dengan serbuk dan juga Kecelakan yang menimpa Al?" Tanya Adel pada dirinya sendiri.
"Apa itu?" Tanya Al penasaran dengan kertas yang di pegang oleh Adel.
Adel meremas kertas tersebut, lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Bukan apa-apa, cuman tulisan bon hutang mungkin yang lempar batu ini lagi gabut minta di lunasin hutangnya." celetuk Adel.
Tanpa banyak bertanya Al menyingkap selimutnya hendak duduk di kursi roda namun Adel segera menahannya.
"Jangan turun, aku akan membersihkan pecahan kacanya dulu." Ucap Adel mencegah Al yang berusaha pindah ke kursi rodanya.
Al kembali berbaring, sedangkan Adel membersihkan pecahan kaca sampai bersih.
"Apa ada kamar kosong lagi disini?" Tanya Adel.
"Kamar tamu, di bawah." Jawab Al.
"Lebih baik kita turun dulu ke bawah, nanti aku akan meminta paman mengganti kacanya, takutnya orang itu datang kembali. Kalau sampe dapet, aku akan habisi sisa hidupnya." Ucap Adel.
'Hiihhh, udah kayak psikopat aja' Batin Albert.
Al menuruti ucapan Adel. Dia di bantu oleh Adel untuk duduk di kursi rodanya, saat di dorong keluar sepanjang perjalanan menuju ke kamar tamu Al memikirkan siapa pelaku yang dengan beraninya menyerang kamarnya.
'apa dia yang melakukannya?' Batin Adel.
Sampai di kamar tamu Adel mengangkat tubuh Al ke atas kasur, dia menyuruh Al untuk tidur sedangkan dia mengambil air minum ke dapur. Di sudut yang gelap Adel mendengar percakapan seseorang yang di duga sedang menelpon., diam-diam Adel menguping pembicaraannya.
"Bagaimana caranya? Sekarang sangat sulit setelah dia menikah semua tanggung jawabnya beralih kepada istrinya." ucapnya.
"....."
"Akan aku usahakan, asal bayarannya di naikkan."
"..."
"Baiklah, aku tutup duku telponnya sebelum ada orang lain yang mendengarnya."
"....."
Tuutt..
"Sedang apa disini?" tanya Adel tiba-tiba berdiri di
depan Bu Endah, salah satu pelayan di mansion.
Bu Endah terkejut sampai memegang dadanya, Adel datang tiba-tiba seperti hantu. Adel mendekat ke arahnya, tubuh Bu Endah menegang dan bergerak gelisah melihat tatapan Adel yang menyeramkan menurutnya.
"Kau tidak menjawab pertanyaanku? Sedang apa kau disini?" Desak Adel.
"Aa-ku sedang me-meriksa lampu dapur, i-ya lampu dapur kalau malam biasanya lampu dapur sebagian di matikan." Jawab bu Endah tergagap.