Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Test Drive
"Jaga mulutmu dan keluar dari ruangan aku sekarang juga!" titah Bara seraya menunjuk ke arah pintu.
"Kenapa mas? Apa kamu ingin melupakan fakta itu kalau istrimu itu memang bekas dari papamu!"
Bara hanya mendengus kasar. Entah kenapa ia sangat tak suka mendengar kata-kata jelek untuk papanya dan juga untuk Zizi, istrinya.
"Mas Bara! kamu pria bodoh!" Kali ini Dela benar-benar menangis. Pipinya sangat perih begitupun dengan hatinya. Tak ia sangka kalau pria yang pernah sangat mencintainya itu tega melakukan kekerasan fisik padanya.
"Keluar!" titah Bara lagi.
"Aku punya bukti kalau istrimu itu adalah selingkuhan papamu mas!" pekik Dela tak ingin mengalah.
Plak!
"Awwww!"
Dela kembali berteriak tertahan karena tangan besar Bara mendarat cantik pada pipinya. Rasa sakitnya kini semakin bertambah.
"Keluar kamu dan jangan pernah muncul lagi di hadapan aku!" geram Bara semakin emosi.
"Tega kamu mas!" balas Dela dan segera pergi dari ruangan itu. Tas tangannya ia gunakan untuk menutupi pipinya yang terasa sangat perih dan sudah pasti berubah warna menjadi merah.
Maria dan dirinya telah gagal tapi ia tak akan menyerah kalah. Harta warisan Bara sangat banyak jadi ia tak akan pernah rela pria itu dimiliki oleh orang lain.
Hasan dan Azizah Khumairah harus ia singkirkan dalam kehidupan Bara agar pria itu bisa ia kuasai dengan mudah. Untuk itu ia akan pulang dan mengatur rencana matang dengan Maria agar semuanya berjalan dengan lancar dan mudah.
Di depan lobby, Dela tak sengaja bertemu dengan Zizi lagi. Wanita itu langsung menarik tangan Zizi dan membawanya ke depan Toilet.
Sungguh, ia ingin membuat gadis muda yang sangat beruntung ini menjadi tumbal atas keuangannya yang sedang seret saat ini.
"Aku baru saja melakukan kegiatan yang sangat menyenangkan dengan mas Bara. Jadi untuk malam ini kamu tak perlu melayaninya. Ia sudah sangat puas denganku," ucap Dela memanas-manasi.
Zizi hanya mengulas senyum secerah mentari pagi. Rupanya perasaannya sudah lebih baik setelah melakukan banyak pekerjaan yang diperintahkan oleh Farel di ruangan pria itu tadi. Jadi, ia sudah bisa menguasai perasaannya dengan baik.
"Ah itu bagus sekali Bu. Terimakasih banyak. Dan ya, Apa ciuman ibu masih sangat dirindukan oleh suamiku?" balas Zizi santai.
"Tentu saja nona OG. Kami bahkan melakukan French Kiss, kamu tahu? Rasanya hummm... Menggairahkan."
Zizi langsung tertawa garing. Yang ia tahu hanyalah istilah French Fries untuk kentang goreng, tapi kalau French Kiss? Wah itu apaan? Apakah itu sejenis minuman?
Eh, apa perduli nya?
"Kenapa kamu ketawa saja? Kalo Cemburu bilang!"
"Ngapain cemburu Bu. French Kiss apa enaknya kalo kena pipi hahaha!" Zizi kembali tertawa mengejek demi melihat tanda merah pada pipi wanita di hadapannya.
"Kamu ya! Dasar gadis kampung!" Dela langsung mengerang kesal. Ternyata bekas telapak tangan Bara masih nampak pada pipinya hingga Zizi saja bisa melihat dan bahkan menyindirnya.
"Gak apa-apa Bu. Pak Bara memang brutal sih orangnya hahaha." Zizi kembali tertawa mengejek.
Dela semakin kesal, karena serangannya selalu saja memantul.
"Ah, sudahlah, ngomong sama orang kampung ya mana mengerti," ucap Dela seraya mengibaskan tangannya.
"Ingatlah satu hal. Mas Bara akan menceraikan kamu secepatnya. Jadi persiapkan dirimu untuk menjadi janda."
"Terimakasih banyak Bu. Itu berarti aku sudah bisa istirahat dengan tenang. Hidupku akan damai, aman, dan sentausa."
"Kamu tidak marah?" tanya Dela kaget.
"Tidak Bu. Untuk apa? Pak Bara 'kan tunangan ibu. Jadi ambil aja lagi. Aku gak masalah kok, yang penting pak Bara juga mau sama ibu."
"Hah?"
Dela hanya bisa mengerang kesal. Wanita kampung ini ternyata cukup kebal dan tak gampang untuk ditaklukkan.
"Ah sudahlah. Capek ngomong sama orang kampung seperti kamu!" ucap Dela dan segera pergi dari tempat itu.
Zizi hanya mengangkat kedua bahunya santai. Pokoknya ia akan santai dengan pernikahan ini. Ia akan mendengarkan kata-kata readers untuk tidak gampang tergoda.
Toh, ia telah mendapatkan banyak harta untuk pernikahan ini. Jadi kalau suaminya menceraikannya, ia tak akan pusing.
😍
Setelah kembali dari sebuah urusan bisnis dengan Devano, Bara kembali ke rumah di saat waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.
Pria itu memasuki rumahnya dalam keadaan kosong. Zizi kembali tak pulang ke rumahnya dan hal itu membuat hatinya kesal.. mengintip keluar dari balik tirai jendela, rumah tetangganya juga sepi.
Ia pun memanggil istrinya itu lewat sambungan telepon tapi kenyataannya tidak dijawab meskipun aktif.
Bara membuang nafasnya kasar. Hatinya kesal karena wanita itu kembali mengabaikannya.
Membuka setelan jasnya, ia pun segera membersihkan dirinya di dalam kamar mandi kemudian segera keluar dari rumahnya untuk menemui Zizi.
Mengetuk pintu dengan tak sabar sampai Zizi membukakannya dengan wajah yang tampak baru bangun dari tidurnya.
"Ada apa sih pak? Ganggu orang tidur aja!" protes Zizi seraya menguap.
"Kamu kenapa gak tidur di rumahku heh?!"
Zizi mengucek kedua matanya yang terasa sangat mengantuk kemudian menjawab, "Aku 'kan punya rumah sendiri pak. Lagian gak nyaman tidur sama bapak!"
"Apa katamu?!"
Zizi tak menjawab lagi tapi lebih memilih untuk masuk ke dalam kamarnya sendiri tanpa memperdulikan suaminya. Ia sangat mengantuk dan lebih memilih untuk tidur.
Bara mengikutinya ke dalam seraya memperhatikan isi rumah itu dengan seksama. Seluruh ruangan itu tampak bersih dan juga agak kosong. Tak ada perabot di dalamnya kecuali satu set sofa tua.
Kemana uang kompensasi yang aku berikan itu? Kenapa rumahnya gak diisi perabot mahal?
Melangkahkan kakinya mengikuti kemana Zizi pergi, ia pun memasuki kamar wanita itu yang ternyata sangat bersih dan juga nyaman.
Di dalamnya juga sama. Hanya ada ranjang kecil dan juga lemari pakaian dari bahan plastik.
Kedua mata elangnya ia bawa menatap Zizi yang sudah tidur kembali seperti seorang bayi. Wanita itu tampak langsung pulas padahal baru saja bicara dengannya.
"Apa hidup Zizi memang sesederhana ini?" gumam Bara dengan tatapan tak lepas dari sosok sang istri.
"Ataukah ia hanya pura-pura sederhana padahal sebenarnya suhu?"
Apa aku harus test Drive dulu?
Kira-kira ia masih perawan gak ya?
Berbagai macam pertanyaan pun muncul di dalam benaknya dan membawanya mendekati ranjang itu. Ikut naik dan duduk di samping tubuh Zizi.
Ah bolehlah aku test Drive dulu, dia kan istriku. Udah sah banget.
Kalo ia sudah jebol? Itu artinya ia sudah suhu...
Dan semua perkataan mama dan Dela benar adanya.
🌻
Like Like Like
Komen Komen Komen
trus devano gimana dong, ..ga kasian, dia blm kesurga thor 😀