Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Pagi kembali menyapa, namun tidak secerah hari-hari sebelumnya. Cahaya matahari tak nampak, karena terhalang awan hitam.
Tak lama, rintik-rintik hujan mengguyur kota jakarta. Awalnya sedikit, setelah itu menjadi deras. Suara petir dan kilat menyambar-nyambar di udara, membuat takut setiap insan yang mendengarnya.
Clara berlari memegang payungnya. Derasnya hujan membuat ia hampir terlambat berangkat ke kantor.
.
.
"Ra-, gua kira lu gak dateng karena ujan deras." Risa menyapa Clara yang baru saja absen masuk kerja.
"Sejak kapan ujan deras bikin gua gak ke kantor." cebik Clara, dari dulu Risa memang suka bercanda, bahkan sampai mendoakan Clara supaya nikah sama brondong.
Seperti hari-hari biasanya, Clara membuat kopi panas terlebih dulu, sebelum mulai membuka laptopnya.
"Eh pak Jack, datang pagi gini mau ambil berkas lagi yah...." sapa Risa pada Jack yang baru saja datang.
"Iya, ada yang harus pak Aaron tandatangani." ucap Jack dengan wajah lelah.
"Pak Aaron masih belum sembuh? Iihh...., padahal masih muda, tapi kok sakitnya lama, kita-kita aja yang umur tiga puluh lebih cuma rehat 2 hari udah, langsung sembuh." celoteh Risa.
"Yah..., sejak kecil kondisi fisik pak Aaron memang lemah, apalagi kalau musim hujan begini." ucap Jack, tak mau mengobrol lebih lanjut, ia pun berjalan begitu saja, memasuki ruangan kerja Aaron.
"Hahhh..." Clara menghela nafas panjang, kini sudah genap 3 hari, ia putus dari bos brondongnya. Sejak Clara memutuskan hubungan mereka, Aaron tak masuk ke kantor, hanya terlihat Jack yang bolak balik mengambil kerjaan Aaron yang menumpuk.
"Segitu sedihnya dia sampai sakit berhari-hari, sebenarnya aku juga sedih, tapi hal ini tak seberapa dibandingkan perceraian yang aku alami dulu." ucap Clara dalam hati.
Tiga hari yang lalu Clara memutuskan hubungan dengan Aaron secara sepihak. Sebab Clara tak ingin mengalami perceraian untuk kedua kalinya. Walaupun putusnya mereka sudah berlalu 3 hari yang lalu, namun hingga sekarang, Clara tak bisa melupakan ekspresi wajah sedih Aaron.
.
.
*Flashback.
"Aku mau putus." ucap Clara tiba-tiba, saat mengantar Aaron yang mau pergi dari apartemennya
Glek!
Aaron tertegun sejenak, namun ia tak percaya pada permintaan yang di lontarkan Clara.
"Pokoknya nanti malam aku jemput, kamu dandan yang cantik ya sayang." seru Aaron, mengabaikan perkataan Clara.
"Aku serius, aku tidak sedang bercanda." tegas Clara.
Kali ini Aaron terdiam dan coba mencernanya, padahal semalam semua baik-baik saja, Clara juga sudah tak marah soal Bella, kenapa tiba-tiba Clara mengatakan ingin putus, Aaron menjadi sangat bingung.
"Nanti malam kita bicara okay..., pokoknya aku jemput kamu jam 6 sore." Aaron tak mau ambil pusing.
"AARON!! Aku sedang gak bercanda, aku serius mau akhiri hubungan ini!" kali ini Clara meninggikan nada suaranya.
Aaron mengerutkan keningnya, kali ini keduanya sama-sama diam sambil saling menatap.
"Kenapa? Kenapa tiba-tiba kamu jadi begini?" tanya lirih.
"A-aku tak pernah menyukaimu." ucap Clara.
"BOHONG..!!"
"Sejak awal aku tak pernah menyukaimu!!" pekik Clara.
"Aku gak peduli soal perasaanmu!! Buktinya selama ini kamu tidak pernah menolak ku..!!"
"Yah..., aku memang bodoh!! Tapi sekarang a-aku tidak...."
Tak ingin lanjut mendengar kata-kata Clara, Aaron langsung menerjangnya.
"Kyaaa...!!"
Bruk!
Keduanya sama-sama jatuh ke lantai apartemen Clara. Tubuh Aaron menahan Clara dibawahnya, ia juga memegangi kedua tangan Clara dan menatapnya penuh kemarahan.
"Tolong jangan meragukan aku, sejak awal aku sangat serius memilihmu!!" ucap Aaron.
"Lepasssiinn..!!" Clara memekik, ingin lepas. Namun pegangan Aaron semakin kencang, hingga menyakiti pergelangan tangan Clara.
"Gak akan sampai kapanpun!!! Kamu gak bisa lepas dari ku, kamu sudah jadi milikku Clara!!"
"Gak mau!! Aku gak pernah suka sama kamu, selama ini aku hanya main-main denganmu!!" Clara terus berteriak.
"Aku gak peduli!!" Aaron memeluknya erat.
"Bodoh!! Selama ini, aku hanya memanfaatkan kamu, aku sama sekali tidak mau menikah!! Apalagi sama cowok brondong, lepaskan aku!!" Clara berteriak dan mendorong Aaron sekuat tenaga.
Hati Aaron yang hancur, membuat fisiknya melemah. Clara langsung melepaskan diri dan berjalan menjauhi Aaron.
Dengan nafas tersengal, Clara menatap pria yang masih berlutut di hadapannya. "Mulai sekarang jangan datang lagi ke tempatku. Walaupun kamu memohon dan memberikan banyak hadiah mahal aku gak akan mau menikah dengan pria lebih muda." ucap Clara tegas.
Namun Aaron tak menjawab apapun, ia tetap berlutut dan menunduk.
"Tolong cepat pergi, aku tak mau lagi bermain-main dengan mu." lirih Clara, kali ini ia sengaja berpura-pura menjadi wanita buaya, yang suka mempermainkan perasaan banyak pria.
Aaron mengepalkan kedua tangannya, lalu menatap Clara dengan penuh kemarahan.
Glek!
Clara tertegun saat melihat sorot mata Aaron mengeluarkan cairan bening, sejak tadi pria itu menangis. Ini kali pertama kalinya Clara melihat ekspresi Aaron yang sedang bersedih.
BLAM!!
Aaron membanting kencang pintu rumah apartemen Clara, ia sudah pergi dari sana.
Seketika Clara langsung terduduk lemas ke lantai, sejak tadi ia menahan rasa perih di hatinya.
"Hiks...huhuhuhu." Clara menangis tersedu-sedu. Ini kedua kalinya ia menangisi seorang pria yang pernah singgah di hatinya.
Awalnya memang Clara tak pernah menyukai Aaron, apalagi bos brondong itu sudah dengan liciknya menjerat Clara yang tak berdaya. Namun Clara sendiri sebenarnya sudah jatuh hati pada perlakuan lembut dari Aaron, pria yang jauh lebih muda darinya itu, sudah memberikan kebahagiaan di hati Clara, memperlakukannya seperti seorang ratu, juga memberikan kehangatan cinta yang tak pernah Clara rasakan sewaktu bersama mantannya dulu.
*Flashback off.
.
.
"Apa sakitnya cukup parah sampai dia gak masuk kantor dua hari." pikir Clara, jadi merasa khawatir pada Aaron.
"Clara..." panggil suara pria.
"Eh iya..!!" suara berat itu membuat Clara tersadar dari lamunannya.
"Hahaha, hayo lagi mikirin apa tadi, sampai bengong gitu." Robert tertawa kecil melihat Clara yang bertingkah lucu.
"Ma-maafkan saya..." Clara menunduk malu.
"Ngapain minta maaf, aku yang salah sudah bikin kamu kaget gitu." kekeh Robert.
"Iya.." cicit Clara merasa malu.
"Aku mau ajak kamu makan siang bareng, yah kalau kamu mau sih..." ajak Robert, dengan wajah malu-malu.
"Yah boleh-boleh aja, Sa- lu ikut juga kan." Clara tak peka, malah mau ajak Risa.
"Gak deh sorry, gua bawa bekal kalian berdua aja makan bareng." ucap Risa, mengedipkan satu matanya pada Robert.
Robert langsung mengangguk pada Risa.
"Ya sudah, kalau gitu gua pergi dulu ya beb..." Clara langsung mengambil tas-nya.
Robert tersenyum sumringah. Mereka berdua berjalan menuju lift untuk turun ke lobby gedung kantor.
.
.
Ditempat lain, apartemen Aaron.
"Jack!!"
"Apa?" jawab Jack dengan ketus.
"Apa maksudmu membawa wanita itu kemari!!" pekik Aaron pada sang asisten di ruang kerjanya.
"Aku tidak membawanya kemari, wanita itu yang mengikuti ku."
"Lalu aku harus bagaimana membukakan pintu..?" tanya Aaron dengan kesal, melalui camera intercom apartemennya, Aaron melihat sosok wanita berambut setengah pirang dengan pakaian yang ketat dan bibir merah merona, sejak tadi ia berdiri di depan pintu apartemen tempat Aaron tinggal.
"Terserah anda tuan, asal anda tahu, wanita itu sudah berdiri selama 30 menit di depan pintu rumah anda, bisa jadi ada hal penting yang mau ia bicarakan dengan anda yang seorang bos." ucap Jack.
"Hahh...!!" Aaron bedengus kesal. Terpaksa ia memencet tombol buka pintu.
Cekrek.
"Halo, pak Aaron." ucap Rebecca dengan senyum keceriaan.
Aaron dan Jack berdiri dan menatapnya dengan penuh rasa heran.
"Aku dengar anda sedang sakit, jadi aku sengaja datang dan bawakan anda bubur spesial buatanku." seru Rebecca memperlihatkan kantung makanan yang tenteng sejak tadi.
"Uugghh..!!" Baik Aaron dan Jack sama-sama menutup hidung mereka, karena bau parfum Rebecca sangatlah menyengat, membuat dua pria yang seumuran itu merasa mual.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔