Tes...
Butiran bening menetes begitu saja di wajah cantik seorang gadis cantik yang masih terbaring di ranjang Rumah sakit dengan tubuh yang masih sangat lemah bahkan selang infus di tangannya.
Nadia Almera,,
Harus kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan yang mereka alami.
Luka parah di bagian kepala membuat nyawa melayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 09
" Kenapa Sayang, Kamu mau bicara apa ?"
Nadia menatap Nawang,,
Dengan menghela napasnya Nadia memberanikan diri untuk kembali mengungkapkan isi hatinya.
" Nadia,, Nadia "
" Iya kenapa _
" Nadia mau menerima perjodohan itu "
Nawang tersenyum dan menggenggam tangan Nadia.
" Makasih Sayang,, "
" Tidak Tante, Harusnya Nadia yang berterima kasih selama ini Tante sudah sangat baik terhadap Nadia "
Nawang mengangguk dan memeluknya,,
Merasakan pelukan hangat Nawang membuat Nadia merasa tenang dan Nyaman, rasanya dia kembali merasakan pelukan orang tuanya.
" Eh gerimis,, Kita masuk " Ajak Nawang dan Nadia mengangguk.
____
Hari semakin malam,,
Nawang menyiapkan makan malam untuk mereka, Nadia sendiri baru saja selesai mandi dan langsung menghampiri.
" Nadia bantu Tante "
Nawang tersenyum dan mengangguk,,
Mereka menata Beberapa makanan di meja makan dan tidak lama terlihat Abdi juga Kevin yang menghampiri mereka.
" Waduh,, bikin Papa lapar ini " Ucap Abdi
" Iya dong Pa,, Nadia juga bantu Mama Masak semua ini "
Kevin melirik Nadia yang berdiri di dekatnya, bahkan membuat Nadia merasa salah tingkah ,,
" Kita makan sekarang karena Papa sudah sangat lapar "
Nadia duduk di kursi nya di samping Kevin yang sudah duduk lebih dulu.
" Oya Kamu besok jadi ke Bogor Nak " Ucap Abdi menatap Nadia.
" Iya Om,, Nadia mau nyekar ke Makam Papa Mama "
" Vin, Kamu jadi antar Nadia kan "
" Iya Ma"
" Gak usah Tante,, Nadia pakai taxi saja besok "
" Benar Kevin harus mengantar kamu Nak, lagian sekalian Kevin ikut nyekar ke makam calon mertuanya "
" Uhuk,, uhuk "
Nadia tersedak mendengar ucapan Abdi,,
" Minum Sayang "
Nadia minum gelas di depannya,,
jantung nya berdetak semakin kencang ,,
Namun Kevin sendiri terlihat biasa saja dengan masih menikmati makanan nya.
_____
Nadia sudah berada di dalam kamarnya, menatap langit langit kamarnya ,,
Menikah di Usia Muda ??
Sungguh sama sekali tidak pernah gue bayangkan.
Nadia berusaha memejamkan matanya,dia harus bangun pagi besok untuk ke Bogor.
Berbeda dengan Kevin, dia terlihat biasa saja ..
Laptop yang masih menyala dengan ponsel yang tergeletak di sampingnya.
Kevin masih menatap semua laporan yang Irfan kirim kepadanya,,
Laporan Sean Coffee Usaha yang baru beberapa bulan dia dirikan namun langsung Viral dan ramai di kalangan anak muda.
Jarum jam terus berputar, namun Kevin masih saja setia dengan Laptopnya.
Matanya serasa tidak mengantuk menatap tulisan tulisan di layar Laptop.
ini lah Kevin, walau dia masih sekolah namun dia sudah mulai berbisnis tanpa meminta bantuan orang tuanya semua dia dirikan sendiri hingga membuat Cafe nya terkenal namun walau begitu untuk membuka cabang dia sama sekali belum memikirkannya.
Pukul 3 Pagi,,
Kevin meregangkan otot tangannya, Rasa lelah juga kantuk mulai menyerang membuatnya menyender kepalanya pada tepi kursi dan dalam hitungan detik matanya tertutup hembusan napasnya mulai terdengar.
Pukul 5 pagi seperti biasa Nadia terbangun, rutinitasnya untuk shalat subuh sebelum dirinya turun membantu menyiapkan sarapan.
Nadia memang selalu diajarkan taat Agama, karena memang keluarganya menganut agama Islam begitu juga dengan keluarga Kevin semua pun menganut agama Islam sama dengan nya.
Udaranya masih sangat segar, Ucap Nadia saat membuka pintu balkon Kamarnya menatap langit pagi yang cerah dengan suara cuitan burung.
Nawang pun terbiasa bangun pagi setelah shalat subuh dia akan memasak untuk sarapan keluarga, walau ada beberapa Asisten di rumahnya namun Nawang selalu memasak untuk Suami juga Anaknya
" Pagi Tante " Sapa Nadia
" Pagi sayang ,, Kamu sudah bangun "
Nadia mengangguk dan menatap beberapa sayuran yang belum di potong, dia pun mengambil pisau untuk memotong nya.
" Sayur bening kan Tante " Ucap Nadia
" Iya Sayang "
Nadia memotong nya sesuai, karena dia memang sedikit bisa memasak bersama Mama nya dulu.
Setelah sekitar 1jam sayur bening, perkedel jagung juga beberapa goreng gorengan telah tersaji, harum masakan membuat cacing dalam perut demo.
Namun berbeda dengan satu orang yang sama sekali belum terlihat bahkan pintu kamarnya pun tidak terlihat terbuka siapa lagi jika bukan Kevin.
" Mba, Tolong panggil Kevin ya "
" Baik Nyonya "
" Jadi setelah ini kamu langsung berangkat Sayang "
" Iya Tante biar gak kesorean "
Nawang mengangguk,,
" Nadia ke kamar dulu Tante siap siap "
Nawang mengangguk dan berjalan menuju kamarnya namun di saat melawati kamar Kevin Nadia menghendaki langkahnya.
" Loh Mba,, Kak Kevin belum bangun "
" Seperti nya Non,, "
" Biar Aku yang bangunin "
Nadia mencoba mengetuk pintunya beberapa kali dan memanggil nya..
" Kakak Kevin,, "
Tidak lama pintu terbuka dan terlihat wajah bantal Kevin,,
" Kakak baru bangun " Ucap Nadia.
" Ada Apa "
" Tante Nawang sudah nunggu sarapan "
Kevin mengangguk dan menutup pintunya,,
Astaga,,
Masa iya gue bakal nikah dengan cowok macam dia. Batin Nadia mengusap dadanya.
Dia kembali menuju kamarnya untuk bersiap,,
_____
Nadia telah siap dengan Pakaian santainya berjalan menuju meja makan di mana Kevin yang masih menikmati sarapannya bersama Orang tuanya.
" Loh Nak,, Kamu sarapan dulu " Ucap Abdi
" Nadia sudah sarapan dulu Om tadi "
Abdi mengangguk,,
Nadia melirik Kevin yang masih belum selesai dia pun akan menunggu nya.
" Yuk berangkat " Ucap Kevin dengan meneguk minumannya.
Nadia kaget namun dia mengikuti Kevin yang mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
" Om,,Tante, Nadia jalan dulu "
" Iya Nak,, Kalian hati hati di jalan "
" Vin,, Pelan naik mobilnya bawa anak gadis "
Kevin mengangguk dan berjalan keluar.
" Assalamualaikum " Ucap Nadia
" Waalaikumsalam "
Nadia membuka pintu mobilnya, Kevin sudah berada di kursi kemudi.
Kevin melajukan nya setelah Nadia duduk dan memasang sabuk pengaman.
Tidak ada obrolan dalam mobil, mereka asik dengan pikiran masing masing, Nadia yang hanya menatap jalanan lurus sedangkan Kevin yang Fokus dengan stir bundarnya.
" Mama sudah bicara sama Lo " Ucap Kevin tiba tiba memecahkan keheningan.
Nadia menoleh,,
" Jadi ini Yang Kakak maksud kemarin "
Kevin mengangguk,,
" Kenapa Kakak menerimanya "
" Karena gue gak mau mereka kecewa "
" Tapi ini sebuah Pernikahan "
" Bagi gue Pernikahan sekali seumur hidup dan gue Lo bisa mengerti "
Deg...!!
Nadia terdiam mendengar jawaban Kevin, Alasan yang sama persis dengannya.
Pernikahan adalah Hal Sakral dan Sekali dalam Seumur Hidup dan apa artinya semua ini, Apa maksud Kevin dengan Ucapan nya.
Nadia kembali menatap Lurus,,
" Gue harap setelah Pernikahan Nanti kita bisa memulainya dari awal, Walau Usia kita masih sama sama Muda kita masih bisa sekolah dan satu hal lagi ,-
Ucap Kevin terhenti membuat Nadia kembali menatapnya.
" Gue gak mau adanya pesta meriah nanti, Kita masih sekolah dan gue gak mau banyak pikiran dari orang orang di luar tentang kita yang menikah di usia muda,Gue gak mau banyak ucapan Masih SMA Kok Nikah "
Untuk pertama kalinya Nadia mendengar Kevin yang bicara begitu Panjang.