NovelToon NovelToon
Artis Cantik Vs Supir Tampan

Artis Cantik Vs Supir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: saksi pena

Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.

Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.

Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meeting dadakan.

Apey keluar dari rumah Pak Wiguna langsung meluncur ke rumah Pak Rohman, karena hanya Pak Rohman yang berani Apey temui saat menghadapi sikap Azalea yang menginginkan dirinya keluar dari rumahnya.

Siang menuju sore itu tentu membuat Pak Rohman kaget dengan ke datangan Apey, yang mengenakan jasa ojek datang kerumahnya sambil membawa tas gendong.

"Loh, ko bawa tas begitu, ada apa?" tanya Pak Rohman di depan rumah yang baru saja belanja untuk biasa jualan nasi gorengnya.

"Panjang Pak ceritanya, saya boleh tidak ikut istirahat dulu Pak?" tanya Apey.

"Kamu ini kayak belum kenal saja, ayo duduk dulu," ajak Pak Rohman ke kursi depan rumahnya.

"Terima kasih Pak," Apey senyum melangkah ke kursi langsung duduk.

"Sebentar ya, saya masukan belanjaan dulu," terang Pak Rohman mengambil dua kresek belanjaannya.

"Siap Pak," Apey langsung mengangguk.

Pak Rohman langsung masuk ke dalam rumahnya yang sederhana, istri Pak Rohman kerja di konveksi yang jaraknya tidak jauh masih sekitaran tempat kampung itu, Pak Rohman mempunyai dua anak laki-laki semua yang sudah dewasa dan sudah bekerja semuanya.

Apey mengambil ponselnya di saku celana, Apey sudah menebak pasti akan masuk beberapa panggilan telpon, termasuk Pak Wiguna sudah melakukan beberapa panggilan telpon, membuat Apey menghela nafas dengan terpaksa harus tidak mengangkat telpon dari siapapun.

Baru saja Apey duduk dan mau memasukan ponsel ke saku celananya, getar ponselnya berbunyi terlihat Anton kembali menelponnya lagi lagi membuat Apey harus menghela nafasnya, tidak berani mengangkat telpon dari Anton memilih masukan ponselnya ke saku celananya.

Pak Rohman datang dari dalam sambil membawa air minum, setelah meletakan di atas meja, Pak Rohman langsung duduk sambil melihat tas yang Apey letakan di atas kedua pahanya.

"Apa yang terjadi?" tanya Pak Rohman.

Apey pun langsung menceritakan semuanya dari awal hingga dirinya keluar dari rumah Pak Wiguna, dan memilih datang kerumah Pak Rohman untuk meminta saran atas kejadian semuanya, Pak Rohman tidak terlalu kaget mendengarnya karena titik permasalahannya dari sikap Azalea yang sudah terkenal keras batunya.

"Ingat Apey, kamu datang ke kota ini untuk mencari pekerjaan, dan semua itu kamu harus bisa menghadapinya, jika kamu pergi seperti ini, bagaimana tanggung jawab kamu yang sudah di sepakati dengan Pak Wiguna,"

"Mengenai Azalea, bicarakan dulu bagaimana baiknya dengan Pak Wiguna, kecuali jika Pak Wiguna sudah tidak memerlukan lagi tenaga kamu, semuanya bisa di bicarakan dulu dengan baik,"

"Di kota ini sangat susah mencari pekerjaan, apa lagi bagi kamu yang merantau yang tentu pulang harus membawa uang, jika masalahnya Azalea mau tinggal di rumah dan kamu yang harus pergi, bagaimana dengan Randika?"

"Jika memang Azalea tidak ingin melihat kamu berada di rumahnya, kamu tinggal menghindar saja jangan sampai terlihat oleh Azalea, tapi tidak perlu harus pergi seperti ini, malu sama Pak Wiguna yang sudah percaya sama kamu," usul Pak Rohman agar Apey berpikir dua kali.

"Tapi Pak, kalau misalkan saya kembali, dan jika Non Azalea pergi lagi dari rumah bagaimana?" tanya Apey.

Pak Rohan senyum menghela nafas mendengar pertanyaan Apey.

"Lakukan lagi hal yang sama paksa pulang kerumah, sekeras kerasnya wanita, semuanya sama butuh sosok yang mau mengerti dengan ke adaan dirinya," jawab Pak Rohman senyum.

Apey mengerutkan dahi tidak mengerti apa maksud Pak Rohman.

"Maksud Pak Rohman, saya harus mengertikan ke adaan Non Azalea gitu?" tanya kembali Apey.

"Kamu sama sama masih muda, masih sama sama mengutamakan rasa ego emosi dan berpikiran singkat, kamu laki-laki Apey, kamu yang harus kuat jadi benteng kokoh bagi Randika dan juga Azalea," jawab Pak Rohman.

Apey terdiam sejenak mendengar jawaban Pak Rohman, benteng kokoh berarti harus bisa dan kuat menghadapi semuanya.

"Apa saya harus yakin Pak?" tanya kembali Apey.

"Kamu dari kampung ke kota ingin mencari pekerjaan, apa sebelumnya tidak merasa yakin?" tanya balik Pak Rohman.

"Ya, saya ada merasa yakin sih Pak," jawab Apey.

"Nah itu, yakin dan percaya diri selama kita benar, itu akan menjadi kekuatan untuk menghadapi semuanya," tegas Pak Rohman.

Apey kembali diam rasa semangatnya kembali mulai tumbuh, mendapat saran usulan dan dorongan semangat dari Pak Rohman.

"Ingat Apey, membahagiakan orang lain itu adalah hal yang tidak akan ternilai harganya, itu yang sudah kamu lakukan terhadap Randika, apa lagi jika kamu bisa menyatukan Azalea dengan keluarganya," saran Pak Rohman sambil mengangkat jempolnya.

Apey langsung senyum mendengarnya, rasa semangatnya benar benar tumbuh kembali, Apey langsung mengambil air minum di atas meja dan langsung meminumnya.

"Pak Rohman adalah orang terbaik yang pernah saya kenal, terima kasih banyak Pak, suatu saat saya akan main lagi kelapak jualan Pak Rohman, sekali lagi terima kasih banyak, saya harus kembali ke rumah Pak Wiguna, assalamualaikum!" Apey mencium tangan Pak Rohman dan langsung melangkah pergi.

"Semangat Apey!" seru Pak Rohman sambil berdiri senyum.

"Siap!" Apey membalikan badan memberikan hormat sambil senyum.

Apey sambil berjalan mengambil ponsel di saku celananya, dan baru saja mau mengirim pesan terhadap Anton, ada nomor baru masuk menelponnya, Apey pun langsung mengangkatnya berharap nomor baru itu dari kampung yang menelponnya.

"Assalamualaikum, halo," sapa Apey di telpon.

"Waalaikumsalam, dimana kamu?" terdengar suara Ririn di telpon.

"Ini Mbak Ririn?" tanya balik Apey kenal dengan suaranya.

"Iya, saya minta nomor kamu dari Anton, dimana kamu sekarang?" tanya kembali Ririn.

"Saya baru dari rumah Pak Rohman, mau kembali kerumah Pak Wiguna," jawab Apey sambil terus berjalan.

"Alhamdulilah syukurlah, saya takut kamu langsung pulang ke kampung, jikapun kamu tidak kembali ke rumah om Wiguna, saya akan carikan pekerjaan buat kamu, yang penting kamu tidak pulang ke kampung," pinta Ririn.

"Mbak Ririn mau carikan saya pekerjaan? Mbak Ririn serius?" tanya Apey sumringah.

"Iya saya serius Apey, sebelum kamu kerumah om Wiguna, bagaimana kalau kita ketemu dulu?" tanya Ririn.

"Ketemu dimana Mbak? sayakan belum hapal semua daerah sini?" tanya balik Apey.

"Kamu tunggu saja di jalan depan hotel, nanti saya kesitu," jawab Ririn.

"Siap Mbak, kalau gitu saya mau langsung cari ojek," balas Apey.

"Ya sudah, saya tutup dulu telponnya!" Ririn langsung menutup telponnya.

Ririn setelah menelpon Apey langsung menelpon Anton memberi tahu, kalau Apey mau meluncur ngojek menuju hotel, Anton pun merasa lega mendapat telpon dari Ririn kalau Apey ternyata tidak pulang ke kampung.

Anton langsung menelpon Bagas memberitahukan kalau Apey masih ada di kota, dan Anton akan menemui Apey di jalan depan hotel, Bagas pun langsung menelpon Pak Wiguna memberitahukan kalau Apey sudah di temukan.

Hari menjelang sore Apey turun dari ojek di jalan depan hotel, Apey menatap gedung hotel yang menjulang seperti awal dirinya pertama kali datang, Apey teringat Azalea yeng memilih menjadi artis sementara orang tuanya pengusaha kaya raya.

"Padahal Non Azalea tinggal meneruskan usaha dan bisnis Papa nya yang sukses kaya raya, ko malah memilih jadi artis, nanti siapa yang akan jadi pewaris melanjutkan jika bukan Non Azalea dan Randika!" gumam Apey dalam hatinya menatap gedung hotel yang menjulang tinggi.

Mobil Ririn datang melihat Apey berdiri di trotoar depan hotel, mobil Ririn langsung menepi ke sisi jalan dan berhenti tidak jauh dari Apey berdiri, Ririn langsung keluar dari mobil menghampiri Apey.

"Mbak Ririn," sapa Apey.

"Syukurlah kamu benar datang ke sini, kenapa kamu tidak menelpon Anton?" tanya Ririn.

"Mana saya berani Mbak," jawab Apey.

"Ya sudah tidak apa apa, nanti Anton mau kesini dan kata Anton Pak Bagas juga mau kesini, jadi kita tunggu sebentar di sini," terang Ririn.

"Waduh, ko bisa mau pada kesini Mbak?" tanya Apey kaget.

"Ya pasti om Wiguna yang nyuruh sampai semuanya harus mencari kamu," jawab Ririn.

"Aduh jadi malu saya Mbak, saya harus minta maaf sama semuanya," ucap Apey jadi merasa bersalah.

Mobil Anton datang dan tidak lama di susul mobil Bagas juga datang, menepikan mobilnya ke sisi jalan dan langsung berhenti, membuat Apey semakin merasa bersalah tidak menyangka sampai merepotkan semuanya.

"Pak Anton Pak Bagas, saya benar benar minta maaf," ucap Apey hingga badannya harus membungkuk setelah Anton dan Bagas menghampiri.

Bagas menatap tas gendong di punggung Apey lalu menoleh ke Anton dan ke Ririn, lalu menatap Apey yang tertunduk dengan wajah merasa bersalah.

"Sudah Apey tidak apa apa, yang penting saya bisa menemukan kamu, saya dan semuanya harus melaksanakan perintah dari tuan Wiguna,"

"Masalah Non Azalea akan semakin serius, dan hanya kamu yang berani melawannya, tuan Wiguna menelpon saya, bahwa ada laki-laki datang kerumahnya ingin menemui Non Azalea,"

"Tentu tuan Wiguna akan sangat dengan hati hati akan mencari tahu siapa laki-laki itu, bayangkan saja, jika sampai laki-laki itu menghasut Non Azalea,"

"Bagaimana dengan nasib kami semua yang bekerja di hotel, dengan ancaman Non Azalea akan memecat siapapun yang berani melawannya,"

"Tolong Apey, kamu sudah mendapat kepercayaan dan perintah sepenuhnya dari tuan Wiguna untuk mengurus Non Azalea, jadi kami semua meminta sama kamu untuk tetap mau bekerja terhadap tuan Wiguna," papar Bagas sekaligus meminta sebagai jabatan manager tertinggi di hotel.

"Apey, kamu ingat saat saya memasukan kamu kerja di hotel ini?" tanya Anton.

"Iya Pak, kebaikan Pak Anton tidak akan saya lupakan," jawab Apey mengangguk tertunduk.

"Sekarang kita imbang, selamatkan kami dari tangan Non Azalea jika sampai laki-laki itu menghasut Non Azalea,"

"Tapi yang kami semua takutkan, jika di hasut dan tidak di hasutnya oleh laki-laki itu, jika Non Azalea suatu saat berkuasa memegang hotel,"

"Tidak kebayang, tiap bulan minggu atau hari, pasti akan ada yang di pecat mendadak oleh Non Azalea dengan alasan ini itu, tolonglah Apey, lebih baik kamu kembali ke rumah tuan Wiguna," pinta Anton menatap.

"Tuan Wiguna sudah menyuruh beberapa orang, untuk mencari tahu siapa laki-laki yang datang kerumahnya menanyakan Azalea," tambah Bagas.

"Apa yang di maksud om Wiguna laki-laki itu namanya Ronald?" tanya Ririn.

"Iya, namanya Ronald," jawab Bagas.

Ririn terdiam mengetahui dari Azalea kalau Ronald memang ingin mendekati Azalea, hingga Ronald mau melakukan hal apapun demi untuk bisa mendekati Azalea.

"Apey, bagaimana jika Azalea sampai jatuh ke tangan Ronald?" tanya Ririn menatap.

Baru saja Apey mau menjawab, dering panggilan ponsel Bagas berbunyi, buru buru Bagas mengambil di saku jasnya, terlihat Pak Wiguna yang menelponnya.

"Sebentar, tuan Wiguna menelpon!" ucap Bagas langsung mengangkatnya.

"Iya tuan Boss," sapa Bagas.

"Ada Apey di situ?" tanya Pak Wiguna di telpon.

"Alhamdulilah ada tuan Boss sedang bersama kami," jawab Bagas.

"Alhamdulilah syukurlah, cepat bawa ke ruangan meeting, saya ke hotel sekarang," titah Pak Wiguna.

"Siap tuan Boss, saya akan langsung membawanya," jawab Bagas.

"Terima kasih sudah bisa menahan Apey untuk tidak pergi, saya tutup dulu telponnya," sambung Pak Wiguna.

"Siap tuan Boss sama sama!"

Bagas menghela nafasnya lalu menoleh ke Apey.

"Apey, tuan Wiguna meminta membawa kamu ke ruangan meeting, seperti yang saya bilang tadi, masalah Non Azalea ini akan menjadi sangat serius," terang Bagas menatap.

"Baik Pak, tapi apakah nati Pak Boss Wiguna tidak akan marah?" tanya Apey jadi merasa takut.

"Soal itu saya tidak tahu, tapi selama ini tuan Boss Wiguna belum pernah marah terhadap siapapun," jawab Bagas.

"Saya rasa tuan Wiguna tidak akan marah, karena meminta kamu untuk ikut ke ruangan meeting, mungkin ada sangkut paut dengan semua hotel milik tuan Wiguna," tambah Anton.

"Iya bisa jadi ada kemungkinan juga kesitu, karena menurut saya, penerus usaha dan bisnis tuan Wiguna hanya Non Azalea dan Randika, sementara Randika masih kecil dan kalian tahu sendiri bagaimana keadaan fisik Randika," sambung Bagas.

Seketika semuanya langsung terdiam teringat ke adaan fisik Randika yang bertahun tahun duduk di kursi roda, yang seharusnya ikut menikmati hidup kemewahan orang tuanya, namun Randika hanya fokus belajar belajar dan belajar tanpa banyak meminta ingin ini dan itu dari orang tuanya.

"Mbak Ririn, lebih baik sekalian ikut ke ruangan meeting, karena ini menyangkut Non Azalea teman Mbak Ririn," pinta Bagas.

"Baik Pak," Ririn mengangguk.

"Ya sudah, kita ke hotel sekarang, Apey ikut sama saya!" ajak Bagas.

"Baik Pak!" Apey mengangguk.

Sore itu semuanya langsung ke hotel hendak meeting atas perintah dari Pak Wiguna, sikap Apey yang berani dan nekat melawan Azalea, tentu menjadi poin utama bagi Anton Ririn sekaligus bagi Bagas selaku manager tertinggi di hotel itu, begitupun poin di mata Pak Wiguna, hanya Apey saat ini yang bisa Pak Wiguna harapkan untuk bisa menghadapi Azalea.

Jika Pak Wiguna keras terhadap Azalea, tentu membuat Bu Maharani istrinya merasa sedih tidak tega, karena Azalea anak perempuan satu satunya, jika menghadapi dengan secara lembut, Azalea tidak pernah menurut dan mendengarnya sama sekali, jika Azalea di biarkan semaunya tanpa pulang kerumah, orang tua mana yang merasa tenang anak perempuannya hidup di luar tanpa pulang kerumah.

1
Muhamad Arifiscal
lanjutan y dong
Warsito Bojleng
lanjutanya
Dadang Kusdiana
kak masih ada kelanjutan nya at udah tamat ?
Heri Wibowo
Kok belum update lagi kakak
Dadang Kusdiana
up nya kenapa lama pisan ???
kaylla salsabella
makin kesini makin runyam permasalahan azelia
Heri Wibowo
Beni ternyata teman yang tidak setia kawan
Was pray
sama saja azalea lepas dari mulut buaya masuk ke mulut komodo, apes azalea
Heri Wibowo
lanjut kak.
sitanggang
makin gk jelas
kaylla salsabella
wah hbs ini pasti keluarga azelia salah paham di kira apey melarikan diri
Was pray
dapat kue apem nya azalea tapi ditukar sauma nyawa ya bukan untung tapi buntung apey apey...😄😄😄
Heri Wibowo
akhirnya terjadi juga
kaylla salsabella
apey dan azelia sama polos udah tahu azelia bersikap gak seperti malah gak lapor ke pak Bagas atau pak Wiguna

semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman
Abdurrahman Nasir
kapan update thor
SAKSI PENA: nanti pgi kak blm lolos review, bab full'y mau di sahre di fb 🙏🙏
total 1 replies
Santai Dyah
salam kenal thor
Santai Dyah: sama-sama saling suport yuuuh
SAKSI PENA: slam kmbli kak, mksh udh mampir 🙏🙏
total 2 replies
Heri Wibowo
Wah kira-kira apa ya yang akan dilakukan apey.
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
lanjut Thor
Yuyundraaida
ngikuti trus tiap saat updateny, saking ga mau ketinggalan crta ny hikhik
SAKSI PENA: trma ksh kak 🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!