NovelToon NovelToon
Sumpah 100 Hari

Sumpah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: RatihShinbe

Lihat saja, aku bersumpah, aku akan membuatnya memohon untuk menikah dengan ku kurang dari 100 hari ini.

Luna mengucapkan sumpah di depan sahabatnya, Vera yang hanya menganga menatap ke arahnya, merasa sumpahnya itu konyol dan takkan pernah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Pak Suryo tiba-tiba datang.

"Mana mungkin ada yang mau sama dia" ucapnya.

Luna melipat bibirnya, merasa Pak Suryo mewakilinya.

Abel memperhatikan raut wajah Luna.

"Memangnya kenapa? " tanya Liana.

"Dia sering berteriak pada Luna, memintanya melakukan semua hal yang aneh, mana ada wanita yang mau dengan pria seperti itu, lihat penampilannya, rambut gondrong, janggut di cukur sembarangan, sangat tidak bersih" keluh ayahnya.

Luna semakin menunjukkan raut wajah yang sangat ingin menertawakan Abel.

"Cukup, aku akan pergi" Abel berbalik.

"Lihat? Cara bicaranya pun baku, kaku, kolot! " Pak Suryo terus mencecarnya.

Abel memejamkan matanya, mulai kesal dengan keluhan ayahnya.

Luna langsung mendorongnya.

"Kami pergi Pak Suryo, bu Liana, ada meeting dengan klien dari Tiongkok. Permisi! " ucap Luna.

Abel yang hendak melawan ayahnya, tak jadi bicara karena Luna menarik tangannya.

Abel menatap tangan Luna sampai dia melepaskannya.

"Huuftt, akhirnya bisa lolos juga" ucap Luna lega.

Abel masih terlihat kesal, dia masuk ke mobil. Luna memperhatikannya, dia masih diam berdiri.

"Kau tidak mau pulang? " tanya Abel setelah membuka kaca mobilnya.

"Dengan anda? " tanya Luna takut Abel masih marah dan menyuruhnya pergi sendiri.

"Ya" jawab Abel dengan wajah masih kesal.

Tapi Luna tersenyum, dia langsung berlari ke sisi lain dan duduk dengan manis.

Arul menyalakan mobilnya.

"Jadi aku sudah tua ya? " ucap Abel.

Arul menatap dari spion.

"Maaf Pak? " Arul merasa Abel bicara padanya.

"Aku bicara dengannya" jawab Abel melirik pada Luna.

"Pak, maaf tadi hanya... " Luna hendak menjelaskan.

"Kau pikir kau cantik, mengatakan aku sudah tua? Soal pasangan, kau lebih muda dari ku tapi sama sekali tak ada pria yang tertarik padamu" ucap Abel ketus.

Luna tertegun, dia merasa sangat tersinggung dengan ucapan bosnya itu.

"Kau menertawakan ucapan ayah ku tentang penampilan ku, lihat sendiri penampilan mu, kau tidak kalah kacau dari ku" Abel menunjuknya dari atas hingga bawah.

Luna menelan salivanya, berusaha mengambil nafas dan mengendalikan dirinya.

"Senang kau ya berusaha menahan tawa di sana, semua ucapan ayah ku menjadi hiburan untuk mu" Abel terus bicara.

"Pak Arul tolong berhenti! " ucap Luna menyesal merasa senang mendapatkan tumpangan bos nya.

Arul terkejut, Abel pun ikut diam, kemudian menatap Luna.

Arul berhenti perlahan.

"Terimakasih atas tumpangannya Pak, selamat sore, sampai jumpa besok" Luna membungkuk sedikit sebelum dia keluar dari mobil.

Abel menganga tak percaya dengan reaksinya. Arul pun kebingungan, dia tak tega membiarkan Luna turun di tengah jalan seperti itu.

Luna berjalan tanpa menoleh lagi.

"Jalan Rul! " Abel tak peduli, dia meninggalkan Luna.

Luna melihat mobil Abel melewatinya, dia langsung berpaling.

#

Acara Lucas.

Lisa tak datang, sebelumnya Abel mengirim pesan menanyakan kedatangan Lisa, namun karena satu dua hal, pesan balasan Luna lambat terkirim.

Abel uring-uringan, dia berteriak memanggil Luna sekerasnya.

"LUNA......! "

Semua orang di studio menatap takut ke arahnya. Luna yang sedang bicara dengan Lucas langsung tertatih berlari menuju studio, dia juga terluka di dekat sikutnya karena terkena properti.

"Iya Pak! " Luna terengah-engah.

"Mana Lisa? Kan aku sudah katakan untuk mengundangnya! " Abel sangat marah.

Luna menatap ke arah semua orang yang menatap mereka.

"Bisa kita bicarakan di dalam Pak? " Luna ingin dia bicara di dalam ruangan Abel.

"Kenapa? Kamu malu, aku teriaki seperti itu? " Abel makin kesal.

"Tolong Pak! " Luna berusaha mengendalikan diri.

Tak mau beranjak, akhirnya Luna menarik tangan Abel dan mengajaknya ke tangga darurat.

Abel menepis tangannya. Luna terdiam menatapnya. Dia meraba tubuh Abel mencari ponselnya. Abel kebingungan merasa Luna sudah melewati batas.

"Apa apaan kamu? " dia hendak meninggikan nada suaranya lagi.

Luna menemukan ponsel Abel dan membuka kunci layarnya karena dia tahu nomor sandinya.

Tak banyak bicara dia menunjukan pesan balasannya ke wajah Abel.

"Saya sudah bilang dia tidak bisa datang dan seseorang akan menggantikannya Pak" Luna mengulang pesannya dengan nada pelan.

Abel merasa heran karena semalam dia tak mendapatkan pesan itu.

"Kau baru mengirimkan nya? " tanya Abel tak percaya.

"AKU SUDAH BILANG DIA ADA ACARA UNTUK HARI INI, AKU SUDAH BILANG TIDAK BISA, ADA ACARA YANG SUDAH DIA TANDA TANGANI SEBELUMNYA....! " Luna berteriak dia hadapan Abel dengan kesalnya.

Dengan terengah dia menekan ponsel Abel ke dadanya. Dengan tatapan yang sangat kesal Luna keluar dari tangga darurat dan pergi ke ruang rias.

Abel masih menganga mendapatkan teriakan darinya.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia sangat marah?" gumam Abel lalu menelan salivanya.

Abel keluar, dia berjalan melewati ruang rias, tak sengaja melihat Louis menyentuh tangan Luna.

"Aww! " keluh Luna.

"Pasti perih, lukanya cukup lebar. Kenapa kau tidak hati-hati" ucap Louis.

"Huuffthh, Pak Abel teriak, aku pikir dia mencari ku karena aku terlalu lama bicara dengan Lucas tentang semua pertanyaan yang harus di ajukan padamu" jelas Luna.

Louis tersenyum.

"Lain kali lebih berhati-hati, aku khawatir saat melihat tangan mu berdarah tadi" ucap Louis.

Abel mendengar obrolan mereka, dia menatap mata Louis dan caranya memandangi Luna.

"Aku oleskan obat ini, nanti malam sebelum tidur juga oleskan ya" ucap Louis.

"Hhmm, terimakasih, kau sudah harus tampil, pergilah! " ucap Luna.

Louis berdiri kemudian mengusap kepala Luna lalu pergi.

Abel pergi ke ruangannya sebelum Louis keluar.

Luna duduk di meja kerjanya. Abel melihat dari dalam ruangannya. Dia langsung memanggilnya lewat interkom.

Luna mendelik, dia benar-benar malas untuk datang ke ruangannya. Tapi dia berdiri memaksakan diri.

Perlahan mengetuk pintu, Abel langsung memintanya masuk.

"Masuk! " ucapnya.

Luna masuk perlahan.

"Ya Pak" Luna berusaha bersikap seolah kejadian tadi tak terjadi.

Abel terlihat sibuk mengetik sesuatu di komputernya.

"Jangan terlalu dekat dengan artis yang diundang. Nanti mereka merasa tertekan karena merasa iba padamu. Usahakan jangan merayu mereka untuk datang, jika tidak bisa, biarkan saja" ucap Abel.

'Apa? Merayu? ' Luna kesal mendengar Abel menganggapnya merayu Louis untuk datang menjadi pengganti Lisa.

Luna sangat ingin meneriaki nya lagi, kali ini mungkin ingin menarik kerah bajunya dan meninju wajahnya yang berjanggut itu.

"Baik Pak! " Luna menahan diri lagi.

Dia keluar dengan kepalan tangan yang bulat penuh, sesekali mengambil nafas dan membuangnya dengan keras.

Abel memperhatikannya dari dalam.

#

"Sialan kan! " ucap Luna pada Vera yang menganga mendengarkan ceritanya.

"Wah, Pak Abel benar-benar sangat menyebalkan. Lo ga merhatiin penampilan lo karena lo dituntut sempurna dalam pekerjaan, lo bahkan dipaksa mengambil kuliah lagi untuk mematangkan skill lo jadi sekretaris, apa dia ga mikir betapa beratnya itu bagi janda anak dua? " Vera mendukungnya.

Mendengar kata janda anak dua, Luna langsung lemas.

"Hmmm, bener, gue cuma janda anak dua, mana ada yang mau ma gue" ucapnya sambil merengek.

Vera menggigit lidahnya merasa bersalah dengan ucapannya.

"Luna maksud gue... "

"Tapi ga, hari ini bener bener bikin gue ngerasa kecil dimata dua pria sombong ini. Mario dan Abel, mereka.... lihat saja, dalam 100 hari, gue akan buat mereka berdua ga berkedip natap gue, dan akan memohon untuk nikah sama gue" ucap Luna bersumpah.

Vera hanya menganga mendengar ucapan sahabatnya yang merasa sumpah itu hanya akan jadi omong kosong belaka, melihat bagaimana dia tak bisa merawat dirinya sendiri.

"Haa, ya semangat! " ucap Vera meski hati dan ucapannya berlainan.

\=\=\=\=\=\=\=\=>>

1
tuteng supratman
semangat bikinnya
Ini cinta
nah loh
Aul soobin
semngt yaa
Shinbe: /Good/
total 1 replies
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
hmmm begitu awalnya....
Ini cinta
🤦‍♀️pingsan terooos
Ini cinta
🤣🤣🤣
Ini cinta
/Facepalm/
Suka Baca
/Smile/
Ini cinta
selamatkan Luna!
Ini cinta
ada aja lucunya
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
ini kek romcom yang pernah aku lihat
Ini cinta
Hadir thor, semangat banget bikin banyak novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!