Bekerja sebagai pelayan di Mansion seorang Mafia???
Grace memutuskan menjadi warga tetap di LA dan bekerja sebagai seorang Maid di sebuah Mansion mewah milik seorang mafia kejam bernama Vincent Douglas. Bukan hanya kejam, pria itu juga haus Seks wow!
Namun siapa sangka kalau Grace pernah bekerja 1 hari untuk berpura-pura menjadi seorang wanita kaya yang bernama Jacqueline serta dibayar dalam jumlah yang cukup dengan syarat berkencan satu malam bersama seorang pria, namun justru itu malah menjeratnya dengan sang Majikannya sendiri, tuanya sendiri yang merupakan seorang Vincent Douglas.
Apakah Grace bisa menyembunyikan wajahnya dari sang tuan saat bekerja? Dia bahkan tidak boleh resign sesuai kontrak kerja.
Mari kita sama-sama berimajinasi ketika warga Indonesia pindah ke luar negeri (〃゚3゚〃)
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMLMM — BAB 34
PERINGATAN
Sampai di ruangan Vincent Douglas. Pria itu berjalan menghampiri bar kecil miliknya yang memang ia sediakan di sisi kanan.
Vin meraih satu botol kaca minuman keras yang sudah pasti harganya di atas langit. “Duduklah.” Pintanya kepada Grace yang masih berdiri menatap setiap langkah perginya pria tersebut.
Grace tak mendengarkan ucapan Vin sampai pria itu berbalik badan dan berjalan ke arahnya dengan satu botol du gelas kecil. Ia meletakkannya di atas meja dan duduk bersandar di sofa panjang dengan kedua tangannya ia rentangkan di atas sandaran sofa.
“I said sit down.” Ujar pria itu masih beradu pandang, seakan mereka bertanding ketajaman mata masing-masing.
Grace tak ingin berdebat sehingga dia duduk di sofa depannya. Melihat wanita keras tadi mematuhinya, Vin tersenyum tipis.
Tanpa menunggu lagi, Vin menekan sebuah tombol hitam yang ada di bawah meja hingga meja tersebut terbuka— oh tunggu, rupanya itu adalah sebuah laci rahasia.
Melihat hal itu, Grace cukup kagum akan kecanggihan meja teras. Sedangkan Vin yang terus menatap lekat wajah Grace, hanya menyeringai seolah mengerti setiap mimik dan ekspresi wajah yang setiap kali wanita itu tunjukkan.
“4,6 juta US Dollar!” ucap Vin begitu saja.
Grace melirik ke arah pria tadi dengan lirikan malas. “Aku tidak bertanya.” Ketus Grace padahal dalam hatinya dia benar-benar terkejut aka harga meja kecil itu.
Itu adalah harga yang fantastis asal kalian tahu. Grace bisa membelikan rumah di Indonesia dengan uang tersebut, tapi pria di depannya itu malah membeli meja kecil tak berguna.
Tiba-tiba Vin memberikan sebuah kertas putih yang entah apa isinya. “Kau bisa melihatnya.” Ujar Vin menuangkan minuman botol tadi ke kedua gelas kecilnya.
Ragu bila ingin melihatnya, Grace akhirnya meraih kertas tersebut dan melihat serta membacanya sendiri. Bukan surat kontrak melainkan sebuah informasi pribadinya, kehidupannya dari awal sampai akhir.
“Ba-bagaimana— ” Grace terkejut sampai menatap kesal ke Vincent yang malah meneguk santai minumannya.
“Aku memiliki semua kunci kehidupanmu, jika kau berani melarikan diri dari sini, maka aku tak segan akan membunuh mereka yang pernah dekat denganmu.” Ancam Vin bernada serius.
Wanita itu meremas kertas tadi, lalu menyeringai kecil. “Mereka tidak ada di sini, mereka ada di negara lain, dan kau tidak akan bisa melakukan kehendak mu Tuan Vin.” Balas Grace penuh keyakinan.
Balasan tersebut malah membuat Vin tersenyum kecil. “Tentu saja aku bisa. Ingin mencobanya satu? Aku bisa membunuhnya saat ini juga!”
Grace terdiam. Orang-orang yang dimaksud dalam surat tadi adalah teman-teman sekolahnya dulu, teman rumah, para tetangga yang pernah berbincang dengannya. Sungguh, Grace ingin tertawa gila mendengar kegilaan Vincent.
Pria itu masih menatap lekat dan tajam, seringaian kecil masih terukir di bibirnya hingga ia mengangkat satu gelas dan memberikannya kepada Grace.
Sementara wanita yang saat ini duduk di depannya penuh kekesalan, namun apa yang bisa Grace lakukan di sana? Dia tak punya kuasa apapun. “Jika kau berani menyentuh mereka aku tak segan membunuhmu.” Ancam balik Grace.
Walaupun dia penakut, namun sekarang tidak lagi. Grace rela melakukan apa saja jika memang orang tersebut pantas dibalas dengan setimpal.
Bukannya takut, Vin malah tak sabar hingga tanpa ragu pria itu memberikan satu pistol kepada Grace. “Kalau begitu bunuh aku sebelum aku bertindak sesuatu kepadamu.” Ucap Vin tanpa senyuman.
Pria itu kembali bersandar dengan kedua tangan di atas sandaran sofa. Menatap santai penuh tantangan ke arah Grace.
“lets do it.” Ucap Vin menantang.
Tanpa ragu Grace meraih pistol tadi dan berdiri mengarahkan pistol kecil tadi tepat di wajah Vin. “Sudah kubilang aku tidak akan ragu, jika harus membunuh pria seperti mu.” Ucap Grace yang benar-benar diliputi oleh emosi.
Vin tak menatap mata Grace dan masih fokus ke depan. “Kalau begitu lakukan.” Pintanya.
Mendengar hal itu Grace mengernyitkan keningnya bingung serta heran dengan tingkah pria itu. Apakah dia bukan manusia sehingga pasrah saat sebuah ancaman nyawanya ada di depan mata.
Jari telunjuk Grace mulai bergerak menekan pelatuk pistolnya dan. Tak! Saat ia melepaskan peluru, bukannya peluru melainkan asap kecil yang keluar.
Grace kebingungan hingga melihat pistol tersebut dengan penuh tanya. Sedangkan Vin kembali menyeringai sampai ia berdiri setelah meneguk segelas minuman lagi.
“Berhenti!” ucap Grace menyodorkan kembali pistol yang tadi dengan kedua tangannya.
Vincent yang masih berdiri pun sama sekali tak menggubris ancaman didepannya saat ini. “Kau bahkan tidak tahu cara memakainya. Bagaimana ingin membunuhku.” Ejek Vin melangkah pergi.
“TIDAK PERLU PISTOL, AKU BISA MEMBUNUHMU!” sentak Grace berbalik badan agar bisa melihat kepergian pria itu.
Langkah Vin berhenti lalu berbalik badan menatap maid pemberaninya itu. Vin melangkah maju namun Grace malah menghindar waspada— bukan karena takut dibunuh, dia lebih takut d perkosa olehnya lagi.
Melihat wanita itu mengindari nya, tentu saja Vin hanya tersenyum miring.
“Beranikan dulu mendekatiku, baru kau bisa membunuhku!” ucap Vin menyeringai kecil lalu pergi meninggalkan Grace yang masih terpaku ditempatnya.
Wanita itu terlihat menahan emosinya, sedangkan Vin yang baru saja keluar sudah di sambut oleh Maida dan juga keberadaan Jack yang baru saja tiba.
“Antar Grace ke kamar pribadinya di dekat kamar ku.” Pinta Vincent kepada Maida.
“Baik Tuan, tapi apakah saya harus menyuruhnya bekerja?” tanya Maida yang masih menunduk.
“Tidak perlu, dia akan menjadi maid pribadiku. Tetap awasi dia selagi aku tidak berada di rumah.” Setelah mengatakannya, Vin melangkah pergi mengajak Jack untuk menjadi sopirnya menuju ke perusahaannya.
Maida menengok kepergian tuannya dengan wajah datar, laku segera masuk ke dalam ruangan Vincent dan bertemu Grace yang masih ada di dalam sana dengan pikiran kacau.
“Bibi Maida!”
“Selamat datang kembali Grace!” sambut wanita tua itu seperti biasanya, kepada mendongak dengan wajah tegas tanpa senyuman.
“Aku tidak tahu masalah mu dengan tuan Vincent apa. Tapi yang pasti, saat ini aku diminta untuk membawamu ke kamar pribadi.” Jelas Maida langsung ke intinya.
Grace masih diam, wanita itu sendiri tak tahu kenapa Vincent melakukan semua ini. Jika memang dia merasa dibohongi soal Jequaline palsu, kenapa pria itu tak langsung saja membunuh atau memberinya hukuman.
“Ayo.” Ajak Maida berjalan lebih dulu.
Tak ada penolakan, Grace mengikutinya dengan pasrah.
Terlihat beberapa maid berbisik setelah melihat keberadaan Grace di sana. Victoria yang hanya diam di tempatnya pun juga ikut memandangi Grace tanpa senyuman. Sedangkan Sia yang hendak berbelok keluar, seketika berhenti saat melihat Grace sekali lagi.
-‘Apa yang Vincent inginkan darinya?’ batin Sia bertanya-tanya.
Melihat tatapan para maid di sana, Grace merasa tak nyaman, entahlah mungkin mereka cemburu. Namun wanita itu tak masalah dan tetap mengikuti langkah Maida hingga sampai di kamar pribadinya—sebuah kamar yang akan dia tinggali sendirian tapi di dekat kamar Vincent.
...°°°...
Hai guyss!!!! Maaf banget ya jika bab² ini sangat membosankan, tapi percayalah, selesai kebosanan maka akan ada dag-dig-dug nya. Mohon bersabar 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^