Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mie Instan
Ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamar Kalingga, Jojo datang membawa segelas susu hangat sambil menanyakan keadaan laki-laki itu. Meski Jojo tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, ia cukup bisa memahami perasaan Kalingga saat mendengar apa yang Kai katakan.
"Aku baik-baik saja, Jo. Terima kasih," ucap Kalingga.
Setelah memastikan keadaan Kalingga, Jojo kembali ke dapur, ia berpas-pasan dengan Kylan yang baru saja pulang bekerja.
"Hei, kau lapar?" tanya Jojo pada Kylan.
"Agak, apa yang kau masak?" tanya Kylan, ia duduk di kursi makan sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri karena leher yang tidak nyaman.
"Kak Kalingga membeli pizza," jawab Jojo, ia segera mengambil pizza dan menghangatkannya di microwave.
"Sepertinya enak, aku akan mandi. Antarkan saja pizzanya ke kamarku, tubuhku benar-benar butuh istirahat, Jo!" pinta Kylan.
"Ah, baik. Pergilah."
Jojo melakukan sesuai apa yang Kylan minta, setelah pizza cukup hangat, ia mengantarkan pizza ke kamar Kylan dan meletakkannya di atas meja saat laki-laki itu sedang mandi. Jojo juga membuat segelas susu hangat untuk Kylan, seperti menjadi orang tua, Jojo berusaha adil dalam memperlakukan semua anak asuhnya.
🖤🖤🖤
Dini hari, Jojo tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik dari arah dapur. Jojo keluar dari kamar mengendap-endap, ia secara perlahan mengintip ke arah dapur, dengan memegang gagang sapu, Jojo berusaha mengantisipasi jika ada pencuri yang masuk ke rumahnya.
Dari belakang, Jojo melihat seorang laki-laki duduk berjongkok seperti sedang melakukan sesuatu. Karena lampu yang di nyalakan hanya sebagian, Jojo tidak bisa mengenali punggung laki-laki itu. Perlahan, hati-hati dan tanpa menimbulkan suara, Jojo menyodorkan sapu pada laki-laki itu.
"Hei, pencuri, ya?" tanya Jojo, ia bersiap dengan gagang sapu di tangan dan mengayunkannya pada laki-laki itu. Karena pertanyaan dan gerakan yang cepat, laki-laki yang sedang duduk berjongkok tidak dapat menghindari serbuan tiba-tiba itu.
"Jojo, Jojo. Ini aku!" teriak laki-laki itu kesakitan.
"Kak Keenan, apa yang kau lakukan jam segini?" tanya Jojo, ia terkejut sekaligus lega ternyata laki-laki itu adalah Keenan.
"Aku baru pulang, mau masak mie instan, tapi telurnya tergelincir di tanganku dan jatuh," jawab Keenan, rupanya laki-laki itu berjongkok di lantai untuk membersihkan telur yang jatuh dan pecah.
"Ah, syukurlah. Aku kira kau pencuri, Kak," ujar Jojo bernafas lega. "Maaf aku memukulmu, Kak. Apa ada yang sakit?"
"Beruntung aku ini laki-laki tangguh, nggak akan bisa terluka cuma karena gagang sapu," jawab Keenan sambil terkekeh.
Selain tampan, Keenan adalah pribadi yang asik, ia selalu memperlakukan Jojo seperti teman, mengajaknya bergurau atau menggoda seperti seorang saudara.
Jojo meminta Keenan untuk duduk diam di kursi makan, ia mengambil alih tugas memasak mie instan kuah dengan dua telur plus sayuran.
Keenan dengan senang hati menunggu, hanya dalam waktu beberapa menit, makanan yang diinginkan sudah tersaji.
"Lain kali kamu bisa membangunkanku, Kak. Jangan memasak sendiri," ujar Jojo.
"Ah, sebelum kau di sini. Aku terbiasa melakukan segalanya sendiri," jawab Keenan.
"Kalian berempat, kenapa nggak kepikiran mencari maid?"
"Awalnya aku pikir kami bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, nyatanya sejak kau di sini, kami sangat terbantu. Kami pun tidak perlu ribut saat memesan makanan sehari-hari atau bergilir siapa yang harus membereskan rumah setiap pagi," jelas Keenan.
"Oh, ya. Kamu nggak perlu lagi berhubungan dengan mama kami terkait gajimu sebagai maid di rumah ini, Jo. Kami sendiri yang akan membayarmu setiap bulan, jangan khawatir, kami tahu berapa gaji yang mama janjikan," lanjut Keenan.
"Memangnya kenapa?" tanya Jojo, meski rasanya tidak sopan membicarakan hal seperti ini, Jojo cukup penasaran.
"Hmm, kami cuma nggak suka mama terlibat dan ikut campur dalam urusan kami. Kami terbiasa hidup mandiri dan mengurus segalanya sendiri. Tapi, kami berterima kasih karena mama mengirimmu datang. Sebelumnya sudah ada dua maid yang mengundurkan diri karena tidak betah bekerja di sini, itu pasti karena sikap Kai yang meresahkan," jelas Keenan lagi.
Jojo sama sekali belum memahami apa yang terjadi pada keluarga ini, juga alasan mengapa anak-anak asuhnya seakan sangat tidak menyukai Merlinda, mama mereka sendiri.
Namun, Jojo tidak mau terlalu banyak tahu. Ia cukup menjadi pendengar setia setiap keluh kesah anak asuhnya. Bagi Jojo, tidak perlu mencari tahu apa yang tidak seharusnya ia tahu, apapun alasan ke empat laki-laki itu membenci Merlinda, mereka pasti punya alasan tersendiri.
Jojo duduk bersebrangan dengan Keenan, laki-laki itu makan dengan lahap sambil menceritakan kesibukannya membintangi salah satu film layar lebar yang mengisahkan kisah romantis dan cinta segitiga.
"Kau pernah menonton filmku?" tanya Keenan.
"Sebagian, aku cuma menonton film di televisi. Aku cuma beberapa kali ke bioskop," jawab Jojo. Daripada uang ia gunakan untuk menonton film di bioskop, lebih baik digunakan untuk makan sehari-hari, begitu pikirnya.
Keenan hanya menganggukkan kepalanya pelan. Sedikit banyak ia tahu tentang keadaan perekonomian Jojo yang sulit, hidup jauh dari orang tua dan membiayai pendidikannya sendiri tentu bukan hal yang mudah.
Keenan menghabiskan mie dalam mangkoknya hingga tak tersisa. Ia mencuci sendiri mangkoknya karena melihat Jojo meletakkan kepala di meja, gadis itu masih terlihat lelah dan mengantuk.
Setelah usai mencuci piring dan tangan dengan bersih, Keenan mendekati Jojo yang terlihat tidur dalam posisi duduk.
"Jo, kau harus tidur di kamar," ucap Keenan pelan. Namun Jojo tidak merespon, sepertinya gadis itu sudah lelap.
"Hei, kau sudah benar-benar tidur?" tanya Keenan, ia mengguncang pelan tubuh Jojo. Karena sudah lelah, Keenan akhirnya memutuskan untuk pergi.
Keenan berjalan menuju anak tangga, ia ingin beristirahat karena besok pagi ia harus kembali bekerja. Namun, ia cemas meninggalkan Jojo tidur dalam posisi yang tidak nyaman. Bagaimana jika gadis itu jatuh dari kursi?
Perasaan khawatir dan tidak tega menyelimuti hatinya, akhirnya Keenan kembali dan menggendong Jojo, memindahkan gadis itu ke sofa yang berada di ruang tengah. Paling tidak, Jojo tidak tidur dalam posisi duduk.
Sudah hampir satu bulan gadis itu bekerja di rumah ini, mengurus Keenan dan ketiga saudaranya. Mengerjakan hampir seluruh pekerjaan rumah sendiri, memasak hingga membersihkan taman.
Kalingga mulai mengurangi pekerjaan Pak Lin karena kini sudah ada Jojo yang membantu. Suka atau tidak, kehadiran Jojo membawa suasana baru di rumah ini, suasana yang lebih ramai, rumah yang selalu bersih, tidak ada lagi keributan perihal membeli makanan apa dan siapa yang harus membayarnya. Atau bahkan pertengkaran kecil akibat mereka tidak mau membersihkan rumah secara bergilir.
Pukul lima pagi, Jojo terbangun di sofa ruang tengah, ia merasa bingung dan lupa bagaimana ia bisa berakhir tidur di sini.
Jojo meregangkan tubuhnya, mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Rupanya semua anak asuhnya masih tidur dan keadaan rumah masih sepi. Berjalan malas, Jojo kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap memulai pekerjaannya.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️