NovelToon NovelToon
Pewaris Yang Sebenarnya

Pewaris Yang Sebenarnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Bullying di Tempat Kerja / Naik Kelas / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:154.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: rcancer

Namanya Erik, pria muda berusia 21 tahun itu selalu mendapat perlakuan yang buruk dari rekan kerjanya hanya karena dia seorang karyawan baru sebagai Office Boy di perusahaan paling terkenal di negaranya.

Kehidupan asmaranya pun sama buruknya. Tiga kali menjalin asmara, tiga kali pula dia dikhianati hanya karena masalah ekonomi dan pekerjaannya.

Tapi, apa yang akan terjadi, jika para pembenci Erik, mengetahui siapa Erik yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Berkutik

Erik dan Denada sempat terperangah untuk beberapa saat, mendengar pengakuan mantan Erik. Mereka sadar, saat ini mereka sedang menjadi pusat perhatian. Untuk beberapa detik lamanya, keduanya saling tatap dan terdiam.

Sementara itu, wanita yang berdiri di hadapan mereka, mencoba menahan senyum tipisnya. Dalam hatinya bersorak, karena merasa rencananya akan berhasil.

"Erik," tiba-tiba Denada mengeluarkan suaranya. "Coba aku tanya, kamu jawab jujur ya?"

Tadinya, Erik berniat ingin membantah tuduhan Niken dengan mengajaknya berbicara di tempat lain. Namun, Denada keburu melempar pertanyaan yang membuat Erik mengurungkan niatnya.

"Jawab yang keras tapi ya? Biar semua orang-orang di sini juga dengar," Denada berkata sambil mengeluarkan ponsel dalam tasnya untuk merekam jawaban Erik.

"Ngapain kamu mengeluarkan ponsel?" Niken nampak terkejut dengan ulah Denada.

"Biar viral dong," balas Denada enteng. "Bukankah kamu ngomong kaya gitu keras-keras, biar banyak orang yang tahu? Tenang, aku akan membantumu."

Erik yang masih bingung, hanya mengangguk saja. Sedangkan Niken malah panik sendiri.

"Nggak usah seenaknya main rekam!" Niken berusaha merebut ponsel dari tangan Denada.

"Eit! Nggak bisa!" Dengan cepat, tangan Denada langsung menghindar. "Kapan hubunganmu sama wanita ini berakhir?" Denada mulai mengintrogasi.

"Dua hari yang lalu," jawab Erik mantap

"Alasannya?"

Erik melirik Niken sejenak. "Karena aku seorang petugas kebersihan dan katanya aku bukan level dia."

"Dan sekarang, setelah dia tahu, kamu anaknya miliarder, dia ngemis-ngemis sama kamu bahkan sampai ngaku hamil anak kamu, iya?"

"Eh, jaga mulut kamu ya?" Niken tidak terima. "Aku tuh bicara fakta. Aku memang hamil anaknya Erik, bukan karena dia sekarang anak miliarder."

Denada tersenyum meremehkan. "Dan kamu pikir semua orang di sini bakalan percaya sama kamu?"

Niken melotot, lalu matanya mengedar ke orang-orang yang menatap dirinya. "Aku tidak butuh mereka percaya atau tidak. Yang aku butuhkan hanya Erik. Dia harus bertanggung jawab atas anak ini."

"Dan kamu pikir kami akan percaya?" ucapan Denada sontak membuat Niken terkesiap. "Apa kamu tadi tidak menyaksikan, bagaimana nasib orang-orang yang sudah menipu keluarga Castilo. Kalau kamu memang tidak menyaksikan, oke biar aku tunjukan."

Niken semakin panik. Tentu saja dia menyaksikan kejadian yang menimpa Dave dan Morgan beserta orang tua mereka. Rasa takut pun mulai menggerogoti benak wanita itu.

"Erik, telfon Ayah kamu, bilang sama dia, suruh ngirim dokter kandungan, polisi, pengacara, untuk datang ke sini," titah Denada yang membuat Niken terkejut bukan main.

"Ngapain kamu panggil mereka? Aku cuma butuh Erik untuk tanggung jawab," Niken masih berusaha agar tujuannya sesuai dengan yang dia rencanakan. "Rik, gimana? Kamu harus nikahin aku sekarang juga."

"Bagaimana bisa kamu hamil anakku, kalau kita ciuman aja nggak pernah," bantah Erik.

"Nah kan, Erik membantahnya. Berarti sudah pasti, ini harus segera diusut, biar ketahuan, siapa yang benar," Denada semakin memprovokasi.

"Benar tuh, mending diusut," celetuk salah satu pengunjung. "Udah kelihatan kok, wanita itu pasti sedang berbohong."

"Benar!" Seru pengunjung lainnya. "Dia pasti melakukan cara itu, agar bisa ikut menikmati harta orang tuanya Erik. Trik lama itu! Basi!"

Suara tawa seketika pecah di sana. Sedangkan Niken semakin pucat. Dia tidak menyangka, tidak ada yang mendukungnya sama sekali.

"Bagaimana? Kamu siap menanggung resiko bukan, jika terbukti kamu berbohong?" Denada semakin menyudutkan Niken.

Erik tersenyum tipis, menyaksikan reaksi Niken saat ini.

Tanpa banyak bersuara, Niken langsung meninggalkan Erik dengan segenap rasa malu. Tentu saja, orang-orang langsung semangat bersorak dan mengoloknya.

Begitu Niken menghilang dari pandangan, Denada dan Erik langsung berterima kasih serta meminta maaf kepada para pengunjung serta orang-orang yang bekerja di ritel tersebut.

"Heran, kok masih ada ya, orang-orang seperti itu," ucap Denada, lalu wanita itu melangkah sedikit menuju tempat duduk yang disediakan di sana.

Erik tersenyum, dia juga heran, harta benar-benar bisa membuat orang mampu bertindak diluar nalar.

"Tapi kamu benar, kan? Tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh sama dia?"

Erik mengangguk. "Benar lah, Tante. Kan tadi aku udah bilang, berbagi bibir aja nggak pernah, apa lagi berbagi benih."

Denada tersenyum. Wanita itu senang mendengar kejujuran keponakannya itu.

"Lain kali, kamu harus lebih waspada lagi. Nanti, pasti akan ada lagi godaan yang menghampiri kamu setelah ini. Terutama para wanita yang silau akan harta," Denada menasehati sang keponakan yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Apa Ayah dulu juga begitu?" dengan polosnya Erik bertanya.

"Bukan hanya dulu, sampai sekarang, ayahmu juga masih banyak yang menggodanya. Laki-laki kalau banyak uang ya cobaannya gitu. Apa lagi banyak laki-laki yang suka tantangan. Kalau melakukan hal yang positif sih, para istri sudah pasti akan mendukung. Tapi kalau sudah menyangkut wanita lain, mereka harus dikasih pelajaran."

Erik mengangguk paham. Kalau itu, Erik juga tahu.

"Kamu belum memilih baju satu sama sekali?"

Erik tersenyum lebar. "Belum, Tante, bingung."

"Astaga!" Denada kembali berdiri, lalu dia menarik tangan Erik untuk segera memilih beberapa barang yang dia suka.

Sementara itu di tempat lain, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Muka pengemudi itu nampak memerah, memendam amarah.

Entah sudah berapa lama sosok itu mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Namun yang pasti, mobil tersebut kini berhenti tepat di depan gerbang yang terbuka.

Sosok itu segera turun dan melangkah cepat melewati pintu gerbang menuju rumah yang ada di sana.

"Morgan! Morgan!" teriaknya. Tak butuh waktu lama, sosok yang dipanggil dengan nama Morgan, menampakkan diri. "Kamu baik-baik saja?"

Kening Morgan berkerut. "Kenapa emangnya?"

Sosok itu mendengus, lalu dia masuk dan wajahnya nampak terkejut kala matanya menangkap sosok lain ada di sana.

"Hallo, Dave," sapa sosok yang sedang duduk si sofa kepada orang yang baru datang.

"Loh, Om Bobby?" Dave langsung mendekat dan menempelkan pantatnya pada salah satu sofa yang ada di sana. "Om Bobby ngapain di sini? Om Bobby kenal Morgan?"

Pria bernama Bobby lantas tersenyum. "Tadinya Om udah ke rumah kamu. Khawatir dengan keadaan kamu. Tapi kamu malah nggak ada. Ya udah, Om langsung ke sini."

"Terus, Om tahu Morgan dari mana?" tanya Dave lagi.

"Tadi, Om habis menjenguk Mommy kita. Dia tahu alamatku dari mereka," Morgan yang menjawabnya.

"Kamu baik-baik saja kan, Dave?" tanya Bobby.

Dave sontak mendengus. "Baik-baik saja apanya, Om. Malah aku lagi kesal banget sama Daddy."

Bobby tersenyum. "Dia bukan Daddy kamu."

"Nggak! Dia tetap Daddy aku dan aku tetap bagian dari keluarga Castilo," balas Dave lantang. "Om Bobby ke sini mau ngapain?"

"Tentu saja, Om ingin mewujudkan keinginan kalian," jawab Bobby santai.

"Mewujudkan keinginan kami? Maksudnya?"

"Maksudnya, keinginan kita, agar kita tetap menjadi keluarga Castilo, kita harus bekerja sama menyingkirkan anak kandungnya," ucap Morgan.

1
Anonymous
keren
ReogKhentir
Kalau Bobby mengunakan cara licik maka Erik harus balas dengan taktik yang cerdik......... cari dahulu orang orangnya Bobby yang ada dalam perusahaan mu Erik pasti ada yang disusupkan disana
Daryati Idar
lanjut thor
neng ade
benar2 licin kaya belut .. semoga si Bobby bisa kalah di tangan Erik
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
blom tau aja kalian biarpun Erik polos tp die tidak bodoh seperti kalian🤣🤣 lanjut thor 🙏
Mocacino 576
luar biasa
neng ade
wah .. bakalan seru nih .. memang udah saat nya jati diri Naura di ungkap biar mereka semua pada mati kutu dan tak berlaku kurang ajar lagi
neng ade
siapa lagi tuh orang yg nelpon Castilo..
Apriyanti
wah siapa ya tlp ko sampe segitu nya Castillo,, lanjut thor 🙏
ReogKhentir
Waduh..... berita apa ya kok sampai wajah Castilo berubah dengan drastis seperti iru........
neng ade
waduh ada berita apa tuh di ponsel Namira ibu nya Erik
ReogKhentir
Paling berita yang menyudutkan Erik tentang kasus narkoba Dave dan Marco kemarin...........
Mohd Ariffin Jaal
Lumayan
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
rasain mang enak🤣🤣
Sahna Yulianto
Kecewa
neng ade
waduh .. berita apa lagi ini. .
neng ade
maka nya jangan sok jadi orang .. maksud hati mau mempermalukan Naura dan Erik malah dia sendiri yg malu
Riezki Arifinsyah
lanjut dung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!