kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 omong kosong
Sinar sang surya nampak mulai menembus jendela kaca sebuah kamar mewah di sebuah apartemen yang tirainya telah terbuka sejak tadi.
Sesosok tubuh atletis dengan bertelanjang dada nampak duduk dengan tegak di atas sebuah sofa tunggal yang ada di kamar itu.
Kedua lengannya berada di kedua sisi sofa, sementara tatapan matanya menatap lurus ke depan.
Tepatnya pada seseorang yang sedang terbaring lelap di atas tempat tidur di hadapannya sana.
Sementara di atas tempat tidur mewah berukuran super besar.
Nampak sesosok tubuh seseorang tengah terbungkus selimut dan terlelap dengan tenang.
Hingga beberapa menit kemudian,
" ssshttt......" seseorang yang terbungkus selimut itu nampak mulai bergerak sembari mendesis lirih seperti menahan rasa sakit.
Ya....
Benar, dia memang sedang mendesis menahan sakit.
Seluruh tubuhnya terasa remuk dan nyeri. Tulang tulangnya seperti terlepas dari persendiannya.
" aww....sshhhttt....." sekali lagi dia yang adalah Maura kembali terdengar mengerang lirih ketika ia sedikit menggeliatkan tubuhnya.
Perlahan gadis itu nampak mulai membuka matanya yang terasa berat.
Meski terasa berat untuk di buka, Maura tetap memaksa matanya untuk terbuka.
Ia mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali.
Matanya mengedar keseluruh ruangan.
Sejenak keningnya berkerut ketika ia merasa asing dan tak mengenali ruangan ini.
" di mana ini....?! " desisnya lirih.
" kau sudah bangun ?! " sebuah suara bernada pertanyaan mengejutkan Maura.
Gadis itu sontak menoleh ke arah sumber suara.
" kau.....!! " pekiknya tertahan saat ia melihat dan mengenali seseroang yang kini tengah duduk di sebuah sofa tunggal dan mengarah kepadanya.
Seseorang yang nampak duduk dengan tenang dan hanya memakai handuk yang ia lingkarkan di pinggangnya.
Dadanya yang bidang juga otot otot lengannya yang kekar nampak terekpos dengan jelas dan nyata.
Maura menatap tajam seseorang itu.
Maura kemudian dengan cepat bangkit dari berbaringnya,
Tapi...
bersamaan dengan itu.
Ia menyadari, keadaannya yang terbungkus selimut tak memakai apapun.
" bajingan....apa yang sudah kau lakukan padaku ?! Aww......!!!!" Maura sontak marah namun kepalanya juga langsung terasa berdenyut nyeri.
Ia memegangi kepalanya sambil satu tangannya mengeratkan dekapan selimut di dadanya.
" bajingan...?! Siapa yang kau sebut bajingan ?! " tanya seseroang itu dengan tersenyum menyeringai. Di matanya...
Kondisi Maura saat ini sangatlah seksi dan begitu cantik.
Wajah kusut dengan rambut yang acak acakan.
Sungguh Maura terlihat sangat mempesona.
" kau...kau yang bajingan " jawab Maura sambil menuding seseorang itu dengan wajah merah padam menahan amarah.
" katakan padaku....apa yang sudah kau lakukan pada....shhttt.....aww " lagi lagi Maura mengerang lirih menahan sakit, perih dan entah apalagi di area sensitifnya di bawah sana.
Mengertilah ia apa yang sudah terjadi.
" bajingan kau....." umpat Maura lagi sambil melempar bantal bantal di sekitarnya ke arah seseorang uang hanya tertawa lirih menanggapi kemarahannya.
Seseorang itu bahkan tak menghindar saat Maura melempar bantal bantal itu kepadanya.
Tapi ia justru menangkap bantal bantal itu sambil terus tertawa lirih.
" kenapa kau marah ?! Apa kau masih ingin lagi ?! " kata seseorang itu seperti menggoda Maura, dan hal itu sukses semakin menyulut amarah Maura.
" sialan kau, ku bunuh kau....." umpat Maura dan hendak berdiri dari duduknya namun.
" aww....." rasa sakit di area sensitifnya membuatnya kembali terduduk di atas ranjang.
Kembali ia menoleh dan menatap seseorang yang masih nampak duduk di sofa sana dan terlihat masih terus menyeringai dengan tajam.
" binatang kau.....apa yang sudah kau lakukan padaku sialan ?! " sentak Maura lagi.
" memangnya apalagi yang akan kita lakukan ?! kita sudah sama sama dewasa kan " kata seseorang itu sambil bangkit dari duduknya.
Ia yang saat ini sedang hanya memakai handuk, ketika ia berdiri seperti itu, maka otot ototnya yang keras dan juga perutnya yang sixpack nampak terpampang dengan jelas.
Maura melempar pandangannya ke tempat lain.
" cihh....menjijikkan,
kita kau bilang ?! kau saja pastinya...." umpat Maura kasar.
" kenapa hanya aku ?! tentu saja kita...kau dan aku. Mana bisa aku melakukannya sendiri tanpa kau " bantah seseorang itu sambil terus melangkah maju ke arah Maura.
" jangan bilang kau lupa semuanya dan menimpakan semuanya hanya kepadaku.
Aku tidak terima ya....
Jelas jelas kau yang menggodaku lebih dulu.
Aku laki laki normal Maura, kau tawari tubuhmu tentu saja aku tak menolak " kata seseroang itu sambil terus melangkah ke arah Maura.
" sialan kau.... " umpat Maura tanpa bisa lagi berkata kata, samar samar bayangan dirinya mencumbu seseroang lebih dulu terekam di memorynya.
" kenapa diam ?! Kau ingat sesuatu sekarang...?! "
" jangan mendekat....
Cihhh.... aku tahu, ini pasti rencana kalian untuk menghancurkanku kan ?! " sentak Maura
" rencana ?! Kalian ?! .....siapa yang kau maksud ?! " tanya seserang itu sambil menghentikan langkahnya dengan kening yang berkerut.
" kau pikir aku bodoh,
Akh sudahlah..... Aku tahu dia pacarmu, sudah pasti kau membelanya.
Tapi asal kau tahu, dan tolong sampaikan padanya.
Kali ini memang rencana kalian berhasil.
Tapi aku...
aku tidak akan hancur dan menyerah begitu saja hanya karena hal sekecil ini " jawab Maura sambil bersungut sungut.
" siapa yang kau maksud ?! " tanya seseroang itu yang benar benar tak paham arah pembicaraan gadis di hadapannya itu.
" jangan berlagak bodoh...kau pasti tahu siapa yang ku maksud " cibir Maura.
" lihat...kita tak pernah berkenalan, tapi kau tahu siapa namaku.
Pasti dia kan yang memberitahumu siapa namaku ?! " kata Maura lagi masih mencibir.
" terserah....tapi aku memang tak tahu siapa yang kau maksud....
Jadi katakan, siapa yang kau maksud ?! " jawab seseorang itu.
" halah, drama....kau di suruh pacarmu itu kan untuk menodai ku ?! " sentak Maura lagi sambil melempar bantal lagi kepada seseorang itu.
Dan lagi lagi seseorang tak menghindar, ia hanya menangkap bantal itu.
" pacar ?! "
" ya..pacarmu, Clara pacarmu kan ?! Dan dia yang menyuruhmu melakukan ini padaku kan...?! " sengit Maura lagi.
" tapi kalian salah jika kalian pikir aku akan hancur hanya karena hal ini,
asal kalian tahu,
Ini bukan masalah untukku........aku pun juga sudah sering melakukannya dengan orang lain.
Dan kau bukan apa apa jika di bandingkan dengan mereka !! " sentak Maura.
Mendengar kata kata Maura, hati seseorang itu terasa sakit seperti di remas remas.
Ia tak suka Maura bicara seperti itu.
Rasanya kepalanya pun seperti mau pecah dan seketika darahnya seolah mendidih kala ia membayangkan jika kata kata gadis itu memang benar.
Tapi...
Seulas senyum kemudian tersungging di bibirnya ketika ia teringat jika dirinyalah orang pertama untuk gadis itu.
Apalagi,
Tadi sangat jelas jika gadis itu tengah meringis menahan sakit.
Jelas,
Jika saat ini Maura tengah membual di hadapannya.
Ia kembali melangkah sambil menatap lekat wajah Maura.
" mau apa kau, jangan mendekat...kau......!! " Maura mendelik dan sontak menutup dadanya dengan kedua lengannya dan segera menekuk lututnya demi menutupi tubuhnya.
Pemuda itu tiba tiba menarik dan menyibak selimut yang ia kenakan menutupi tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang.
Gerakannya yang reflek dan cepat membuatnya kembali merasakan sakit dan ngilu di mana mana di sekujur tubuhnya.
Terutama di area sensitifnya.
Sontak tanpa sadar ia kembali meringis menahan sakit dan nyeri.
Seseorang itu semakin tersenyum menyeringai melihat hal itu.
" jika yang kau katakan benar, lalu bisa kau jelaskan padaku darah apa itu sayang ?! " tanya seseorang itu sambil mencondongkan wajahnya pada Maura.
" bajingan kau...kau...." umpat Maura,
Namun kata katanya terpotong dan menguap di udara karena seseroang itu telah lebih dulu menutup bibirnya dengan bibirnya sendiri.
" Akhthar...namaku Akhtar, bukan bajingan...jadi panggil aku dengan benar babby..." kata seseorang itu yang tak lain memanglah Akhtar Jaber Abbas Ashab setelah ia melepaskan ciumannya di bibir Maura.
" apa yang kau lakukan....turunkan aku bajingan..." umpat Maura lagi ketika lagi lagi tanpa aba aba, Akhtar mengangkat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun.
Tentu, ia sangat malu kini.
" bicara yang sopan, seorang wanita tidak baik bicara kasar.
Panggil aku Akhtar...atau kau ingin aku melakukannya lagi agar kau ingat,
Jika kau juga menginginkan aku semalam " kata Akhtar sambil menatap Maura yang kini tengah dalam gendongannya dengan tajam.
Maura sontak membuang pandangannya ke tempat lain.
" singkirkan tanganmu, tak ada gunanya kau menutupinya dariku...
Toh aku juga sudah melihat semuanya semalaman " bisik Akhtar di telinga Maura.
" dasar brengsek...."
cup....
" kau...." Maura mendelik kepada Akhtar ketika tiba tiba laki laki itu melumat sekilas bibirnya.
" sudah ku bilang...jangan bicara kasar padaku " jawab Akthar sambil terus melangkah dengan membawa Maura di gendongannya menuju kamar mandi.
" aku sudah siapkan air hangat sejak tadi untukmu, berendamlah, itu bisa sedikit mengurangi rasa sakitnya di sana... " kata Akhtar sambil meletakkan tubuh Maura di dalam bathtub dengan sangat hati hati.
Tatapan matanya sempat mengarah sejenak kearah tubuh Maura di bagian bawah, dan hal itu sontak membuat Maura membuang pandangannya ke arah lain karena malu.
" Dan ingat...
jangan bicara sembarangan lagi tentang kau yang sering melakukannya dengan orang lain.
Aku tidak suka " kata Akhtar lagi sambil menyentil kening Maura.
" apa perdulimu..." sentak Maura sambil mengibas kasar tangan Akhtar yang menyentil keningnya.
" sudah ku bilang...jangan bicara kasar, atau kau benar benar ingin aku mengulangi lagi kegiatan kita semalam hah ?!
Dan aku pastikan, kali ini kau benar benar tidak akan bisa berjalan....
Bahkan turun dari ranjangpun kau akan membutuhkanku dan mencariku " sentak Akhtar yang sangat gemas karena Maura yang terus bicara kasar padanya bahkan sejak kemaren malam.
" pergi kau...aku mau mandi....!! " jawab Maura sambil melengos dan menenggelamkan dalam dalam tubuhnya ke dalam busa.
Akhtar menghela nafas, namun akhirnya ia pun memang memutuskan untuk keluar dari kamar mandi itu.
" kau memang berbeda...." bisiknya pelan,
Ia merasa sangat aneh melihat temperamental Maura.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn