NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

"Kak Arvin dimana?" Setelah dari toilet, Vita tidak melihat kakak dan papanya lagi. Dia kini melihat Gibran yang sedang mengobrol di dekat panggung.

Apa jangan-jangan Papa bertemu Om Gibran?

Perlahan Vita berjalan mendekat dan mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Jadi Arnav yang memberi dana sponsor di film ini. Pantas saja aku barusan bertemu dia bersama Arvin," kata Gibran.

"Arvin?" tanya Gita. "Sekarang mereka dimana?"

"Langsung keluar. Mungkin mereka sudah pergi. Aku kira kamu sudah tahu," kata Gibran lagi.

Seketika Gita keluar dari aula itu. Dia berharap Arvin masih berada di tempat parkir tapi ternyata tidak ada siapa-siapa di tempat parkir itu. "Arvin, bagaimana kabar kamu sekarang?"

"Mama, jadi benar aku punya kakak laki-laki?" tanya Vita. Kini saatnya dia mencari tahu cerita masa lalu dari sudut pandang mamanya secara langsung.

Gita menghapus air matanya. Dia berjalan dan duduk di bangku taman yang berada di dekat tempat parkir itu.

Vita melihat ponselnya yang bergetar beberapa kali sambil berjalan mengikuti mamanya.

Jangan cerita dulu yang sebenarnya. Besok kita selesaikan di sekolah. Aku sudah dengar cerita dari sudut pandang Papa yang lebih menyakitkan daripada di novel itu.

Setelah membaca pesan itu, Vita semakin penasaran dengan apa yang dirasakan papanya. Ya, ternyata mereka memang masih sama-sama mencintai.

Kemudian Vita duduk di samping mamanya. "Mama punya aku. Seharusnya Mama bisa cerita apapun sama aku. Jangan terus disimpan sendiri seperti ini."

Gita merengkuh bahu Vita dan menempelkan kepalanya di dekat bahu Vita. "Iya, anak pertama Mama memang laki-laki. Namanya Arvin. Sebenarnya hak asuh itu jatuh di tangan Mama tapi dia menyuap agar hak asuh itu jatuh ke tangannya. Padahal kakak kamu umurnya belum genap dua tahun. Makanya waktu Mama tahu kalau Mama hamil kamu, Mama menyembunyikan kamu karena Mama tidak mau kamu juga diambil."

"Jadi tadi memang ada Papa di sini?" tanya Vita berpura-pura tidak tahu yang sebenarnya.

Gita mengangguk pelan. "Kata Gibran, dia sama kakak kamu. Mama sangat ingin bertemu dengan kakak kamu."

"Nanti pasti Mama akan bertemu dengan kakak. Mama jangan sedih. Semoga kesalahpahaman ini cepat berakhir. Mama masih cinta sama Papa?" tanya Vita yang tidak ada jawaban dari mamanya.

"Semoga Mama bisa kembali dengan Papa," kata Vita karena bagi dia, kediaman mamanya berarti iya.

Gita menggelengkan kepalanya. "Semua itu sudah berlalu. Kita sudah berpisah selama 17 tahun. Semua tidak akan sama seperti dulu. Suatu saat nanti Mama janji akan mempertemukan kamu dengan Papa kamu."

Kemudian Vita memeluk mamanya. Mama tenang saja, semua kesalahpahaman itu akan segera berakhir. Mama pasti akan kembali bersama Papa.

...***...

"Jadi melaksanakan rencana final kita hari ini?" tanya Arvin. Dia menghentikan motornya di tempat parkir sekolah.

"Jadi. Aku udah gemes sama mereka berdua." Vita turun dari motor Arvin dan menunggu Arvin.

Setelah Arvin melepas helmnya, dia menggandeng tangan Vita menuju belakang sekolah. Mereka kini duduk di depan gudang yang sepi.

"Kak Arvin yakin kita bakal ketahuan di sini?"

Arvin menganggukkan kepalanya. "Aku juga udah minta tolong sama Shaka."

"Jadi benar Om Gibran sengaja jadi pebinor?" tanya Vita. Semalam dia memang sempat berbicara dengan Arvin lewat panggilan suara tapi hanya sebentar karena dia sudah sangat mengantuk.

Arvin menganggukkan kepalanya. "Om Gibran sengaja menyalakan api. Dia terus mempengaruhi Mama agar bekerja di perusahaannya. Om Gibran juga sengaja mengirim foto bersama Mama pada Papa terus menerus yang membuat Papa emosi. Dia juga terang-terangan ingin merebut Mama."

"Tapi Om Gibran itu baik banget. Aku tidak menyangka Om Gibran sengaja merusak rumah tangga Mama. Untungnya Mama gak tergoda sama Om Gibran. Mama tetap cinta sama Papa sampai sekarang. Lihat saja kalau Om Gibran masih berani dekati Mama." Vita melipat kedua tangannya. Dia akan menjadi tameng jika ada pria lain mendekati mamanya.

"Om Gibran kan sudah menikah. Apa Om Gibran tidak mencintai istrinya?"

"Mereka dijodohkan. Anaknya saja masih umur 10 tahun. Aku gak tahu perasaan Om Gibran sekarang gimana. Kalau Mama sih menganggap Om Gibran udah kayak saudara sendiri."

"Ya udahlah, yang penting sekarang kita fokus dengan rencana kita."

Vita bersandar sambil menatap layar ponselnya sesaat karena ada pesan masuk dari Zeva yang memberi tahu bahwa guru sudah masuk ke dalam kelas tapi dia memang sengaja bolos dengan Arvin. "Kak Arvin kemarin jadi ganti uang kacamataku di Kak Shaka?"

Arvin menganggukkan kepalanya.

"Aku jadi gak enak. Memang Kak Shaka anak orang gak punya ya?" tanya Vita.

"Dia yatim piatu. Selama ini dia ikut adik dari ayahnya, tapi dia selalu tidak dianggap keluarga. Kasihan. Aku dekat sama Shaka karena Shaka sering mengamen di taman. Dia juga pintar bermain musik. Dia aku ajak gabung dengan bandku juga. Nanti kamu lihat ya di taman. Pertama kalinya aku tampil dengan personil band yang lengkap."

Vita menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Semoga saja rencana kita berjalan lancar, agar aku bisa mengajak Mama juga melihat Kak Arvin di taman."

"Papa juga udah janji akan melihatku. Semoga saja mereka cepat baikan agar kita bisa menjadi keluarga utuh."

"Iya, semoga saja. Itu impianku." Vita tersenyum membayangkan keluarganya yang utuh pasti dia akan sangat bahagia.

Beberapa saat kemudian ada pesan masuk dari Shaka, Arvin segera membaca pesan itu. "Pak Heru akan ke sini." Arvin segera mengambil bukunya di dalam tas lalu menutup kedua wajah mereka yang saling berdekatan.

"Kamu pegang lenganku biar lebih natural."

Vita memegang lengan Arvin. Wajah mereka sangat dekat seolah mereka sedang berciuman. "Kak Arvin, apa ini berhasil?"

"Pasti. Pak Heru pasti akan langsung memanggil orang tua murid yang ketahuan pacaran di sekolah."

"Tapi bagaimana dengan status Ketua OSIS Kak Arvin?"

"Aku gak peduli ini demi Mama dan Papa."

Vita tersenyum mendengar hal itu. Dia sangat bahagia bertemu dengan kakak yang sangat baik seperti Arvin.

Terdengar suara langkah kaki yang membuat wajah mereka semakin dekat dan suara decapan yang dibuat-buat oleh Arvin.

"Ngapain kalian!" Pak Heru mengambil buku yang menutupi wajah mereka.

Arvin dan Vita saling menjauh dan seolah mereka memang benar-benar sedang berciuman.

"Arvin! Bapak tidak menyangka kamu berbuat seperti ini di sekolah! Saya akan memanggil orang tua kalian sekarang juga. Saya tidak akan mentoleransi murid yang berpacaran di sekolah. Ikut saya ke ruang BK. Cepat!"

Arvin dan Vita saling melempar senyum. Sepertinya kali ini kedua orang tuanya akan benar-benar bertemu di ruang BK.

💕💕💕

Jangan lupa komen. Nanti aku up 1 bab lagi. 🤣🤣

1
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Jar Waty
keren kak lanjut
Maria Magdalena Indarti
baguss
Maria Magdalena Indarti
waduh siapa yg nabrak
Maria Magdalena Indarti
vita hamil
Maria Magdalena Indarti
ayooo vita semangat
Maria Magdalena Indarti
wow..... Shaka ..... sweet
Maria Magdalena Indarti
pasti Sakha
Maria Magdalena Indarti
puji Tuhan Shaka selamat
Maria Magdalena Indarti
waduh Arnav ngebet nih
Maria Magdalena Indarti
nah gitu dong langsung tembak
Maria Magdalena Indarti
masih canggung. pepet terus Arnav
Maria Magdalena Indarti
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
wow..... Salting ya..... hehehe
Maria Magdalena Indarti
wow....... ketemu...... deh sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
berhasil nih
Maria Magdalena Indarti
Arnav selalu emosi
Maria Magdalena Indarti
wah seruu nih ketemuan sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas untuk bertemu papa n kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!