NovelToon NovelToon
Dalam Secangkir Kopi

Dalam Secangkir Kopi

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pihak Ketiga
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Ratri Swasti Windrawan, arsitek muda yang tidak ingin terbebani oleh peliknya masalah percintaan. Dia memilih menjalin hubungan tanpa status, dengan para pria yang pernah dekat dengannya.

Namun, ketika kebiasaan itu membawa Ratri pada seorang Sastra Arshaka, semua jadi terasa memusingkan. Pasalnya, Sastra adalah tunangan Eliana, rekan kerja sekaligus sahabat dekat Ratri.

"Hubungan kita bagaikan secangkir kopi. Aku merasakan banyak rasa dalam setiap tegukan. Satu hal yang paling dominan adalah pahit, tetapi aku justru sangat menikmatinya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Ajakan Pesta

"Apakah itu ...." Ratri menatap tegang ke depan, sebelum beralih kepada Sastra.

"Ya" Meskipun Ratri tak memberikan pertanyaan secara lengkap, tetapi Sastra paham akan maksud wanita itu.

"Jangan katakan dia mengikuti kita sampai kemari. Bagaimana bisa? Bukankah semalam kita berhasil mengecohnya?" Ratri menatap tak mengerti.

"Aku sedang menyelediki pemilik SUV hitam itu. Aku curiga, dia ada keterkaitan dengan salah satu penghuni apartemen ini, atau mungkin memang tinggal di sini," jelas Sastra, memasang mimik serius.

"Lalu, bagaimana?" Ratri menatap ragu.

"Jangan khawatir. Kupastikan kamu tetap aman." Sastra tersenyum kalem, kemudian mengedipkan sebelah mata.

Entah bagaimana, Sastra bisa selalu terlihat tenang dalam menghadapi setiap masalah. Pria itu seperti tak terlalu peduli dengan segala yang terjadi.

Setelah SUV hitam tadi keluar dari area parkir, barulah Sastra mengikuti. Ada satu hal yang dirasa janggal. Pemilik mobil itu seperti tak peduli. Padahal, mobil Sastra hanya berjarak beberapa meter di belakangnya. SUV tersebut terus melaju tenang, bahkan berlainan arah dengan Sastra.

"Aku tidak mengerti," ucap Sastra, seraya mengetuk-ngetukkan jemari ke kemudi. "Semalam, mobil itu mengikuti kita. Akan tetapi, pagi ini seperti tak peduli. Apa mungkin mobil itu dimiliki dua orang yang berbeda?" pikir pria tampan berkacamata hitam tersebut.

"Kita harus memastikan terlebih dulu, siapa pemilik sebenarnya dari mobil itu," ucap Ratri menanggapi.

"Ya. Itu yang sedang kuselidiki sekarang."

Sejoli itu sama-sama terdiam. Mereka larut dalam pikiran masing-masing, hingga tiba di dekat firma yang dikelola Ratri dan Eliana.

Ratri sengaja meminta turun tidak di depan kantor. Dia tak ingin menambah masalah, saat berhadapan langsung dengan Eliana.

"Biar kuantar ke dalam. Aku yang akan menghadapi Elia," ucap Sastra, hendak melepas sabuk pengaman.

"Tidak. Jangan," cegah Ratri. "Aku harus siap menghadapi apa pun yang terjadi. Jika kamu ikut turun tangan, itu hanya akan membuat Elia makin marah."

"Kamu yakin?"

Ratri mengangguk tegas, lalu tersenyum. "Jangan lupa. Aku pemegang sabuk biru."

"Aku percaya. Aku hanya tidak yakin kamu akan tega menendang Elia sampai terpental jauh. Itu hanya berlaku terhadap empat berandal. Iya, kan?" Sastra tersenyum kalem, menanggapi tatapan protes yang dilayangkan Ratri.

Gemas, dia langsung mencubit pangkal hidung wanita itu. "Beri aku satu ciuman sebelum turun," ujarnya menggoda.

"Tidak," tolak Ratri.

"Kalau begitu, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari mobil."

"Bagus. Kamu sangat menyebalkan," cibir Ratri.

"Tetapi, kamu suka. Iya, kan?*

Ratri tersenyum, lalu mendekat. Seberapapun besarnya rasa bersalah terhadap Elia, tetapi dia tak mampu menolak segala godaan menyenangkan dari Sastra.

"Aku akan ke apartemen orang tuaku. Mungkin di sana sampai siang. Rencananya, mereka akan kembali ke Skotlandia dalam minggu ini," ucap Sastra, setelah puas berciuman.

"Iya. Kuhubungi lagi nanti. Dah." Ratri melepas sabuk pengaman. Dia melarang Sastra membukan pintu untuknya.

Sastra tidak membantah. Dia tetap diam di dalam mobil, sambil memperhatikan langkah gemulai Ratri yang makin menjauh.

"Ya, ampun." Sastra menggeleng samar, kemudian menyandarkan kepala. Embusan napas berat dan dalam meluncur dari bibirnya.

[Di mana?]

Satu pesan masuk dari Carson.

[Aku akan segera ke sana, Pa.]

Setelah membalas pesan itu, Sastra bergegas melanjutkan perjalanan menuju apartemen sang ayah.

Sementara itu, Ratri terpaku beberapa saat sebelum memasuki kantor. Dia mendapati sedan hitam di halaman depan. Namun, Ratri yakin itu bukan mobil milik Prama.

"Bantu Aku, Tuhan," ucap Ratri pelan, setelah mengembuskan napas dalam-dalam. Dia melangkah penuh percaya diri, memasuki kantor.

Sayup-sayup, terdengar perbincangan antara Eliana dengan seorang wanita, yang entah siapa. Tidak ada jadwal menerima tamu hari ini.

Ratri memberanikan diri masuk ke ruang kerja. Dia tahu tak akan ada sambutan hangat seperti yang biasa Eliana berikan. Oleh karena itulah, Ratri sudah mempersiapkan diri.

"Hai, Rat," sapa Eliana hangat, disertai senyum manis. "Tidak biasanya kamu datang terlambat," ucap kekasih Sastra tersebut.

Bukannya membalas dengan sikap yang sama, Ratri justru menatap penuh selidik. Dia keheranan karena Eliana bersikap manis.

"Hai, El," balas Ratri, meskipun agak kikuk. "Maaf. Aku bangun kesiangan," ucapnya, seraya duduk di belakang meja.

Namun, Eliana tak menanggapi lagi. Dia lebih memilih kembali bicara pada wanita di hadapannya. Sesekali, mereka tertawa lepas. Entah apa yang tengah dibahas karena obrolan keduanya tidak Ratri pahami.

"Bagaimana, Rat?" tanya Eliana tiba-tiba.

"Apanya?" Ratri balik bertanya.

"Aku dan beberapa teman lama akan mengadakan pesta. Aku harap, kamu bisa bergabung bersama kami karena ini pasti akan sangat menyenangkan. Satu lagi. Ini merupakan acara khusus para gadis," jelas Eliana penuh semangat. Tak terlihat tanda-tanda dirinya tengah dilanda patah hati.

"Pesta?" ulang Ratri. "Kapan?"

"Malam ini," jawab Eliana. Kita bisa berangkat bersama ke lokasi."

"Kenapa sangat mendadak?" Ratri menautkan alis. "Lagi pula, itu acaramu dengan teman-teman lama. Jadi, kurasa aku ...."

"Tidak apa-apa, Mbak. Teman Elia adalah teman kami juga," ujar wanita yang tadi bicara dengan Eliana. "Makin banyak yang datang, pasti akan makin menyenangkan," imbuhnya.

Ratri tersenyum kecil, diiringi anggukan pelan. Jika bukan dalam situasi seperti saat ini, dia pasti tak akan berpikir macam-macam menerima ajakan Eliana. Namun, dalam keadaan tidak kondusif seperti yang Sastra katakan, Ratri patut menaruh curiga. Apalagi, Eliana bersikap biasa terhadap dirinya.

Hari itu, Eliana terlihat biasa. Dia bersenandung riang, bahkan mengajak Ratri berbincang hangat. Sikap kekasih Sastra tersebut membuat Ratri jadi berpikir lain.

"Apa kamu sedang mengerjaiku?" tanya Ratri, saat mencuri waktu menghubungi Sastra.

"Mengerjai apa?" tanya Sastra tak mengerti.

"Elia. Dia bersikap biasa padaku. Apa mungkin kamu sengaja berbohong karena alasan tertentu?" tuding Ratri pelan, tetapi penuh penekanan.

Sastra tertawa pelan mendengar ucapan Ratri. "Untuk apa aku melakukan itu? Aku mengatakan yang sebenarnya. Elia sudah mengetahui kedekatan kita. Jika dia tetap bersikap biasa terhadapmu ...." Sastra menjeda kalimatnya. "Kujemput sore ini," lanjut sang pemilik cafe 'Secangkir Kopi' tersebut serius.

"Tidak. Aku ada acara dengan Elia sepulang kerja nanti," tolak Ratri yakin.

"Ke mana?" tanya Sastra.

"Pesta. Namun, aku tidak tahu di mana," jawab Ratri enteng.

"Apa maksudmu tidak tahu?"

"Um, begini." Ratri menerangkan tentang ajakan pesta dari Eliana dan teman-temannya. Namun, dia tidak tahu pasti lokasi berlangsungnya acara tersebut.

"Kusarankan kamu tidak ikut," cegah Sastra.

"Tapi, aku sudah setuju."

Sastra mengembuskan napas berat. "Katakan saja ada acara mendadak, atau apa pun. Intinya, kusarankan agar kamu tidak ikut."

Ratri terdiam, mempertimbangkan ucapan Sastra.

"Hai, Rat," panggil Eliana. "Mari berangkat," ajaknya.

"Um, aku ...."

1
Rahmawati
yg penting mama laras tahu kl ratri hamil anak sastra, jaga rahasia ya ma
octa❤️
ntar nyesel kayak moedya..cintanya direbut orang..gemes aku am si sastra ini..🫣
aca: pergi jauh aja ratri
octa❤️: tau aj y kak😆
total 7 replies
Rahmawati
ratri km kuat,jalani saja semampu km jgn jadi lemah
aca
pergi aja Ratri yg jauh jauhin jagat gendeng ini
aca
sastra tunggu penyesalan mu Ratri pindah ke luar kota aja emank jagat ne biang kerok
Yuyun Yuningsih Yuni
wah wah....hamil anaknya sastra niih...

makin seru aja niih...
lanjut lagi atuuh momy nya maher yg cantik jelita
Rahmawati
waduh ratri hamil, sastra udah pergi, terus gmn dgn ratri harus menjalani kehamilan sendirian
Rahmawati
sastra km bener2 egois, km ninggalin ratri gitu aja
aca
Ratri jg boodoh ngapain buka pintu buat jagat
Anellakomalasari: Biar rame aja, Kak
total 1 replies
Rahmawati
kebisaan km sastra gk mau dengerin penjelasan orang dan seenaknya aja ambil keputusan
ɱαɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
pergilah sejauh mungkin ratri jangan sampe 2laki itu menemukanmu
Rahmawati
jagat pengen bgt ya ngerasain ciuman ratri, jgn mau rat, nanti kl jagat ketagihan bisa berabe
octa❤️
berikan aj rat..berikan tonjokan ke bibirnya si jagat..
Rahmawati
ratri hatimu sgt lembut, masih aja bisa baik. ke elia
Anellakomalasari: Teman tetaplah teman, Kak. Meskipun sudah jahat sama kita, tetapi dulu pernah tertawa bersama
total 1 replies
Anna Kusbandiana
malin kesini, episodenya makin galau, makin membuat....😠😡
Anellakomalasari: Menenangkan diri dulu ya, Kak
total 1 replies
octa❤️
tuh kan..makin meresahkan ni bg jagat,muncul dimana2😁
Anellakomalasari: Cowok cakep mah bebas, Kak. Keadilan bagi kaum good looking 😁
total 1 replies
Rahmawati
deg degan ah liat sastra dan ratri ribut mulu karna jagat mending nikah aja udah
Anellakomalasari: Tamat dong ceritanya, Kak 🤭
total 1 replies
Rahmawati
eh jagat, km gk di undang tahu, orang ratri mau makan malem sama sastra
Yuyun Yuningsih Yuni
kenapa jagat sih yg dateng....
Rahmawati
intinya sastra gk mau lagi sama Elia, jd mau di bujuk kayak. apa aja dia tetap gk akan mau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!