Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
“Bwuuung,” ketiganya sampai di basement sebuah gedung, Rei memakai long coat hitam lengkap dengan jas dan dasi hitamnya berikut sarung tangan hitam, Irene dan Febi memakai blazer hitam dan rok hitam lengkap dengan hak tinggi hitam layaknya sekertaris bos di perusahaan besar. Ketiganya berjalan mendekati sebuah mobil mewah yang terparkir di basement.
“Klek,” pintu mobil di buka, seorang pria tampan dan berjanggut tipis keluar dari mobil, Rei bisa melihat pria itu memakai jas yang nampak mahal dengan bahan yang bagus.
“Bapak Dito ?” tanya Rei menjulurkan tangannya.
“Oh anda siapa ?” tanya Dito.
“Saya Grim, di sebelah saya dua asisten saya, di sebelah kiri Nadia (Irene) dan di sebelah kanan Wendi (Febi), ini kartu nama saya,” jawab Rei sambil memberikan kartu nama hitam berlogo aplikasi.
“Oh saya kira main main, berarti anda sekalian ini pembunuh bayaran ya ?” tanya Dito.
“Boleh di katakan begitu, lalu apa masalah anda,” jawab Rei.
Dito menjelaskan masalahnya, dia benci dan dendam pada manajernya karena sering memberinya kerja lembur dan selalu menolak anggaran proyek yang dia ajukan, akibatnya proyek nya terhambat dan merugikan kantor.
Tapi dia sudah membuat sang manajer di pecat dengan mengadukan penggelapan dana kepada ceo nya, saat ini sang manajer sudah tidak bekerja lagi, namun dia tidak di tahan karena mengembalikan dana yang di ambil oleh nya.
Untuk itu Dito minta Rei, Irene dan Febi menghabisi nyawa sang manajer.
“Hmm begitu ya, tapi kenapa anda mau dia di habisi ?” tanya Rei.
“Dia pasti masih menyimpan data data perusahaan di rumahnya, setelah habisi dia tolong bakar rumah nya,” jawab Dito.
“Sori, mungkin anda tidak mengerti pertanyaan saya, kenapa anda minta dia di habisi ?” tanya Rei.
“Wajar saja kan, perusahaan ini milik keluarga saya, dia merugikan keluarga saya dan saya dendam, saya tidak bisa melihat dia masih hidup,” ujar Dito.
Rei termenung, dia mengingat sosok Alex yang menghancurkan dirinya berada tepat di depannya, dia melirik ke mobil sekali lagi, ternyata di dalam ada seorang gadis muda yang nampak sedikit ketakutan dan diam saja tanpa bicara apa apa. Dito melihat Rei melirik ke dalam mobil,
“Dia anak manajer saya, dia membantu saya untuk menguak kejahatan ayah nya,” ujar Dito.
“Hmm begitu, baiklah, saya mengerti, boleh saya minta alamat sang manajer ? silahkan tulis di kertas,” tanya Rei.
Dito mengambil buku notes dari sakunya, sebuah buku cek jatuh keluar dan dia menunduk mengambilnya. Setelah itu dia mulai menuliskan alamatnya dengan masuk sebentar ke dalam mobil namun tetap membuka pintu nya.
“Hmm ini ga beres,” ujar Rei di kepalanya.
“Iya, gadis di dalam itu terlihat seperti ingin minta tolong ke kita dan takut melihat kita,” ujar Irene.
“Kayaknya yang jahat dia nih, feeling ku mengatakan demikian,” ujar Febi.
[Ya Febi benar, sekarang aku akan tampilkan data target kepada kalian.]
“Buung,” layar hologram muncul di depan wajah ketiganya, mereka langsung membaca isi layarnya,
**************************************************************************
Target : Chandra Ridwansyah.
Age : 62.
Ocupation : Unemployed.
Evil deeds : none.
Victim : none.
Status : - .
Position : His home.
Record : None.
Exp : 5500 poin.
**************************************************************************
“Hmmm udah gue duga,” ujar Rei di dalam kepalanya.
[Soul value target 500.000.000,- lebih banyak dari pemohon.]
“Berarti dia yang jahat nih, hajar aja apa ?” tanya Febi.
[Tunggu, kita hampiri target terlebih dahulu.]
Dito kembali keluar dari mobil dan memberikan secarik kertas kepada Rei, kemudian Rei berbalik kemudian berjalan bersama Irene dan Febi yang mengikuti nya dari belakang. Tapi tiba tiba,
“Eh tunggu,” ujar Dito.
Ketiganya kembali menoleh dan mereka melihat Dito menghampiri mereka. Tapi Dito langsung berdiri di depan Irene,
“Kamu mau tidak jadi bintang ? (menoleh melihat Febi) kamu juga, kita lagi perlu bintang untuk sinetron terbaru kita dan kita butuh aktris pendatang baru,” ujar Dito.
“Maaf pak, kita di sini bekerja secara profesional, tolong jangan menawarkan yang tidak tidak terhadap dua asisten saya,” ujar Rei sambil menatap Dito.
“Oh sori sori maksud saya sayang saja karena memang perusahaan kita sedang perlu,” ujar Dito sambil mengangkat kedua tangannya.
“Silahkan cari orang lain, saya dan dua asisten saya akan menjalankan tugas dari anda, tolong siapkan saja uangnya,” ujar Rei menatap Dito di depannya.
“Oh 300 juta ya, beres, sekali lagi maaf,” ujar Dito.
Rei kembali berbalik dan kali ini dia langsung merangkul Irene juga Febi dengan kedua tangannya. Setelah agak jauh, “gyuut,” Irene dan Febi malah memeluk Rei,
“Makasih sayang sudah menyelamatkan kami,” ujar keduanya.
“Haaah...aku sendiri ga tau kenapa malah berkata demikian ama klien,” ujar Rei.
[Soul partner, inget.]
“Iya iya bawel,” balas Rei di kepalanya.
“Bwuuung,” ketiganya kembali menghilang dan “buuung,” mereka muncul di depan sebuah rumah tua yang sudah tidak layak huni.
“Huh...di sini ?” tanya Rei dalam kepalanya.
“Masa sih manajer tinggal di sini ? wakilnya aja pake mobil keren gitu,” tambah Febi.
“Ini ga mungkin sih,” ujar Irene.
“Greek,” Rei membuka pagarnya dan masuk ke dalam, dia mengetuk pintunya namun tidak ada jawaban. “Krieek,” Rei mengintip kedalam dan dia langsung menutup hidungnya karena ada aroma busuk di dalam rumah.
“Loh ini...bau mayat ?” tanya Rei.
[Hmm benar, dia ada di kamarnya, cepat masuk ke dalam.]
Rei, Irene dan Febi berlari masuk ke dalam dan masuk ke kamarnya, ketiganya kaget karena melihat seorang pria paruh baya tergantung di langit langit dengan tubuh sudah membusuk dan tentunya sudah tidak bernyawa.
Di sebelahnya berdiri seorang hantu pria paruh baya yang hanya termenung menatap dirinya sendiri yang tergantung di langit langit. Rei menghampiri hantu itu,
“Pak Chandra ?” tanya Rei.
Hantu itu menoleh dan termenung, kemudian matanya membulat melihat Rei, Irene dan Febi di depannya yang menutup hidung mereka menggunakan sapu tangan.
“Be..benar, anda siapa ya ?” tanya Chandra.
Rei menjelaskan maksud dan tujuan dia datang, dia juga menjelaskan permohonan Dito untuk menghabisi dirinya. Setelah mendengarnya, Chandra malah tertawa,
“Hahaha maaf ya, kalian jadi percuma datang kesini, saya sudah tidak kuat lagi, istri dan anak kedua saya mengalami kecelakaan dan meninggal, anak saya yang pertama berhenti kuliah karena saya tidak bisa membiayainya dan sekarang dia tidak tahu ada dimana, saya memilih mengakhiri hidup saya, jadi silahkan kalian pergi,” ujar Chandra.
“Apa anda tidak ingin membalas dendam ?” tanya Rei.
“Balas dendam ? balas dendam ke siapa ? karena saya kehilangan istri dan anak laki laki saya, saya menjadi sedikit linglung dan tanpa sengaja saya malah menandatangani sesuatu yang seharusnya saya tidak tanda tangani, semua salah saya, anak pertama saya yang berhenti kuliah juga wajah kalau menyalahkan saya,” jawab Chandra.
[Hohoho ini menarik, dia tidak tahu apa yang sebenarnya menimpanya, silahkan tunjukkan Rei.]
“Hmm begitu ya, kami bukan pembunuh bayaran, kami adalah pelaksana balas dendam, jadi sebelum saya dan kedua asisten saya pergi, saya akan memperlihatkan apa yang sebenarnya terjadi pada anda,” ujar Rei.
“Bwuuung,” sebuah layar hologram muncul di depan wajah hantu Chandra, mata Chandra langsung membulat ketika menonton tayangan di dalam layar.
Ternyata istri dan anak laki laki nya yang masih berusia 17 tahun bukan mengalami kecelakaan, melainkan di bunuh, pengemudi mobil mereka adalah suruhan Dito yang meminta mereka di tenggelamkan di danau sehingga nampak sebagai kecelakaan akibat kelalaian. Pengemudi itu juga di bungkam Dito dan di tenggelamkan bersama istri dan anaknya.
Dito juga lah yang menggelapkan uang perusahaan untuk pesta pribadinya sebesar 2 miliar dan menuduhkan semua pada Chandra karena menjebaknya untuk tanda tangan ketika kondisi mentalnya sedang terguncang akibat istri dan anak nya meninggal, kemudian dia membocorkan semuanya kepada dewan pemegang saham dan ceo yang merupakan keluarganya kalau pelakunya adalah Chandra.
Setelah itu dia mengetahui kalau anak pertama Chandra yang berusia 19 tahun berkuliah di fakultas kedokteran, dia langsung mendekati anak pertama Chandra karena cantik dan mengancam nya.
Anak pertama Chandra terpaksa memenuhi permintaan Dito untuk berhenti kuliah, mengubur cita cita nya dan menjadi bintang film porno besutan rumah produksinya agar kejahatan yang di tuduhkan kepada ayahnya di hapuskan dan ayahnya tidak di penjara.
Setelah itu, terlihat tayangan live ketika Dito kembali masuk ke dalam mobil setelah Rei, Irene dan Febi pergi,
“Gimana perasaan mu melihat ayahmu sebentar lagi mati, Bunga...oh sori nama kamu sebenarnya Bianca ya, Bunga nama panggung mu hehe,” ujar Dito kepada sang gadis.
Bianca diam saja dan tidak bisa bicara apa apa, dia hanya menangis meratapi kondisi ayahnya dan masih sedikit takut setelah melihat Rei dan dua asisten nya.
Dito mulai menggerayangi tubuh gadis malang itu, mulai dari dada sampai di antara kaki. Bianca menepis tangan Dito dan “plak,” Dito langsung menamparnya.
“Berani melawan ya kamu, ingat kamu hanya bintang bokep rendahan, kubur dalam dalam cita cita mu menjadi dokter,” ujar Dito.
Langsung saja Dito menjalankan aksinya dan semua di lihat Chandra yang menangis dengan deras.
“Aaaaaaaaaah,” Chandra berteriak kencang.
“Jadi anda mau membalas dendam ?” tanya Rei.
“Bunuh dia, hancurkan dia kalau perlu cincang dia,” jawab Chandra sambil berteriak.
“Bagus, silahkan isi data data ini,” balas Rei.
“Bwuung,” muncul layar hologram baru di depan layar hologram sebelumnya yang menampilkan isian untuk mengisi permintaan di aplikasi. Sebuah keyboard hologram muncul di bawahnya dan Chandra langsung mengisi nya.
**************************************************************************
Applicant data :
Name : Chandra Ridwansyah.
Age : 62.
Location : Room 201, hotel paradiso.
Race : Ghost.
Status :
Soul value : 500.000.000.
Target : Dito Pujianto.
Accept : Yes / No
**************************************************************************
Rei menekan yes di smartphonenya, kemudian dia menatap Chandra sekali lagi dan membiarkan layar terbuka.
“Baiklah, kita pergi dulu dan langsung mengeksekusinya,” ujar Rei.
“To..tolong, selamatkan anak ku,” balas Chandra.
“Baik,” ujar Rei.
Ketiganya langsung berjalan keluar rumah sambil menutup hidung mereka namun ketiganya tersenyum di balik sapu tangan yang menutupi hidung mereka.
[Selamat bersenang senang. Aku akan menteleport kalian langsung ke tempat target.]
“Ya hehehe,” ujar Rei, Irene dan Febi sambil terkekeh.
mampir juga ya kak di cerita akuu