Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Berkunjung
Kemudian Yasmin kembali hendak masuk kedalam kamarnya.
" Maaf pak, saya mau masuk kedalam. " kata Yasmin, karena Vano masih berdiri di depan pintu kamarnya.
" Maaf." jawab Vano menghindar sedikit.
Yasmin pun masuk kedalam kamarnya, namun begitu ia hendak menutup kamarnya,Vano langsung menahanya.
" Apa tidak bisa kamu menerimanya. " tanya Vano sambil memberikan kembali ponsel itu.
" Maaf pak. " jawab Yasmin.
" Tapi kan tidak mungkin kamu seterusnya di dalam rumah, pasti suatu saat kamu akan keluar kemana gitu. " kata Vano.
" Saya bisa menjamin itu. " jawab Yasmin yang yakin dengan perkataanya.
"Tapi kenapa. " tanya Vano penasaran.
" Karena saya menghargai anda sebagai seorang suami, dan tidak ingin berhutang budi. " jawab Yasmin.
Kemudian ia masuk kedalam kamar menutup pintunya, meninggalkan Vano yang masih berdiri mematung diam memikirkan penuturan Yasmin tadi.
Subuh menjelang, Yasmin sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi. Sementara di dalam kamarnya, Vano masih sibuk dengan pekerjaanya dan belum tidur sama sekali, tiba-tiba ia mendengar suara dari dapur. Karena penasaran, Vano mengintip dari balik pintu kamarnya di buka sedikit. Di lihatnya, gadis kecil itu tengah sibuk dengan alat masak di dapur.
Yasmin terlihat sangat lihai menggunakanya, karena sudah menjadi kebiasaannya di pesantren membatu untuk menyiapkan makanan untuk para santri di dapur umum. Sehingga tidak heran, di umurnya yang baru genap 18 tahun, gadis itu sudah lihai dalam memasak.
Vano yang melihat dari balik pintu kamarnya, merasa kagum dengan gadis kecil itu. Namun di hatinya masih ada keraguan, menerima pernikahan ini. Pernikahan yang terjadi tanpa ada rasa cinta dari keduanya, seakan akan Vano merasa semua ini hanya mimpi semata, setiap ia keluar kamar sudah ada gadis kecil dengan pakaian tertutup di rumahnya.
Sore hari Vano tengah duduk di balkon kamar sambil asyik dengan ponselnya. Tiba-tiba ia ingat dengan daftar belanja yang Yasmin tempelkan di depan kulkas. Dengan cepat ia keluar mengetok pintu kamar Yasmin.
" Yasmin…" panggil Vano.
Mendengar ada yang memanggilnya, dengan cepat Yasmin memakai cadarnya dan keluar.
" Bisa ikut saya sebentar, kita belanja bahan makanan dan keperluan rumah yang habis. " ajak Vano.
Yasminhanya mengangguk kemudian masuk kembali kedalam kamarnya untuk bersiap siap. Setelah selesai, mereka pun dalam perjalanan menuju super market yang biasa Vano datangi. Kali ini Vano yang memintanya untuk memilih bahan makanan, karena Yasmin yang lebih tau mana yang habis.
Sementara pria itu mengambil troli yang lain, dan mulai mencari beberapa kebutuhan rumah lainya.
Tidak butuh lama bagi Yasmin untuk mencari bahan makanan, kini ia berdiri di kasir menunggu Vano selesai.
Beberapa menit kemudian, Vano datang sambil membawa trolinya yang sudah penuh dengan barang. Semuanya mulai di scan satu persatu, hingga menghasilkan 5 kardus besar yang penuh
dengan belanjaan mereka.
"Semuanya jadi 8 juta pak." Kata sang kasir yang telah selesai memasukkan kedalam kardus terakhir.
Vano pun langsung membayarnya dan membawa semua barang itu menuju parkiran.
Sesampainya di rumah, seperti biasa. Yasmin yang menyusun semuanya di lemari penyimpanan.
Sementara Vano langsung masuk kedalam kamarnya untuk bersiap siap pergi lagi.
"Saya ada acara sebentar, tidak usah meniyapkan makan malam untuk saya. " kata Vano sambil mengikat tali sepatunya.
Yasmin hanya diam saja, sambil merapikan semua belanjaan di dalam lemari dapur.
Setelah selesai ia masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya, setelah selesai Yasmin menyiapkan makan siang untuk dirinya sendiri.
Hari ini cukup cerah, selesai makan siang. Yasmin memilih untuk duduk di kamarnya sembari menulis sesuatu di buku harianya. Sejak duduk di bangku SMP,ia sudah sering menulis semua yang terjadi di
kehidupanya setiap hari. Bahkan ia sesekali menulis cerita novel, sore menjelang Yasmin memutuskan untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada di apartemen itu. Sambil melupakan rasa rindunya kepada orang-orang dipesantren.
Namun tiba-tiba pintu apartemen terbuka, Yasmin yang sedang berada di ruang tengah mengepel lantai, seketika membalikkan badanya karena tidak menggunakan cadarnya.
" Maaf, saya fikir kamu di kamar. " kata Vano yang juga membalikkan badanya, kaget melihat Yasmin yang tengah jongkok mengepel.
Dengan cepat gadis kecil itu masuk kedalam kamarnya, karena merasa malu.
" Kenapa dia pulang cepat, katanya ada acara sampai malam. " gumam Yasmin bingung.
Dengan cepat ia mencari cadarnya di dalam lemari dan segera memakainya. Setelah melihat Yasmin sudah masuk kedalam kamarnya, Vano pun pergi masuk kedalam kamarnya. Namun tidak lama ia keluar lagi, mengetuk pintu kamar Yasmin memanggilnya.
" Yasmin…" panggil Vano.
Yasmin pun keluar dengan cadarnya sambil menunduk.
" Mama suruh kita untuk kerumah, kamu siap-siap kita kerumah sekarang. " kata Vano yang teringat dengan permintaan mamanya.
Yasmin pun masuk kembali kedalam kamarnya bersiap-siap, sementara Vano duduk di ruang tengah menunggunya sambil membaca buku.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah dalam perjalanan pulang menuju kediaman orang tua Vano. Mobil mulai memasuki kawasan perumahan elit, bangunan-bangunan besar berjejer rapi dan mewah. Hingga mobil Vano masuk kedalam salah satu halaman rumah yang sangat mewah dan besar.
" Ayo." ajak Vano setelah memarkirkan mobilnya.
Yasmin pun turun mengikuti Vano dari belakang menuju rumah.
" Assalamu'alaikum." kata Vano yang mengetuk pintu rumahnya.
Walaupun tumbuh dan besar di rumah ini, ia selalu sopan ketika masuk kedalam.
" Waalaikum'salam. " jawab salah satu asisten rumah tangga, yang sedang berada di ruang tamu untuk bersih-bersih.
" Eh mas Vano, mari masuk mas. " kata bibi itu yang senang melihat tuan muda mereka datang.
" Makasih bibi, mama ada. " tanya Vano.
" Belum pulang mas, tadi kata ibu ada arisan di rumah temanya sebentar, paling bentar lagi pulang. " jelas bibi.
" Oh ya udah, Vano kekamar dulu. " pamit Vano naik keatas.
Sementara Yasmin hanya diam saja sambil mengikuti kemana Vano mengajaknya.
" Kamu istirahat saja dulu, ini kamar saya. saya mau keruang kerja papa sebentar. " kata Vano yang menyuruh Yasmin untuk istirahat di kamarnya.
Vano pun berlalu pergi menuju ruang kerja ahnya yang tidak jauh dari kamarnya. Di dalam kamar suaminya, Yasmin hanya diam sambil melihat-lihat karena merasa tidak enak. Gadis itu memilih untuk duduk di sofa depan TV kamar Vano sembari mununggu suaminya itu memanggilnya.
Hari sudah semakin sore, mamanya pun pulang setelah di kabarkan bibinya jika menantunya datang.
"Vano." panggil mamanya yang sudah sangat heboh ketika masuk kedalam rumah.
" Apa sih mah, bukanya salam. " jawab Vano yang keluar dari dapur sambil membawa sebotol air mineral.
" Menantu mama mana. " tanya mamanya, bukanya menanyakan kabar putranya itu.
" Ada di kamar Vano. " jawab Vano.
Mendengar itu mamanya pun langsung naik menuju lantai dua kamar Vano. Dengan cepat ia membuka pintu kamar itu karena sudah tidak sabar ingin melihat Yasmin setelah sekian lama.
" Yasmin. " panggil mama mertuanya itu.
" Assalamu'alaikum mah." jawab Yasmin bangkit dari duduknya dan menyalami mama mertuanya.