Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Bab 1 ikatan janji suci

Ucapan ijab dan qobul terdengar jelas ke penjuru ruangan. Dua orang muda dan mudi sedang melaksanakan upacara sakral dihadapan banyak orang.

" Saya terima nikah dan kawin nya , yasmin putri Zalwa binti ahmad mujadid dengan mas kawin 4 gram logam mulia dan seperangkat alat sholat di bayar tunai !”

Kalimat ijab dan qobul itu terucap secara keras dari bibir pemuda tampan yang baru saja di jodohkan dengan perempuan cantik dan pendiam yang baru saja lulus dari bangku sekolah aliyah.

" Saaaahhhhhh."

para saksi yang hadir langsung mengucapkan kata itu setelah ijab kabul selesai di katakan pemuda yang bernama VANO ARDIANSYAH yang merupakan seorang dokter muda yang tampan.

Setelah melakukan upacara sakral dan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di kediaman Yasmin, Kini kedua muda mudi yang baru saja terikat tali pernikahan itu, langsung menuju apartemen Vano yang berada di pusat kota. Pria itu langsung membawa sang istri untuk pulang kekota, sehari setelah akan nikah mereka selesai.

Sesampainya di apartemen miliknya, Vano langsung masuk kedalam di ikuti Yasmin di belakangnya. Lift membawa mereka sampai menuju lantai 4. sesampainya di depan unit apartemen Vano. Gadis itu tidak berani masuk, karena tidak di persilahkan oleh sang suami. vano yang melihat istrinya hanya berdiri saja di depan pintu pun merasa bingung.

" Kenapa." tanya vano yang kebingungan melihat Yasmin hanya berdiam diri.

Yasmin hanya diam saja menundukan kepalanya.

" Masukklah." Ucap Vano yang mempersilahkan wanita itu untuk masuk.

Mendengar perkataan suaminya, Yasmin pun memberanikan diri untuk masuk dengan langkah perlahan.

" Assalamu'alaikum. " ucap yasmin sambil berjalan memasuki apartemen Vano.

Vano tidak mendengarnya, pria itu langsung masuk kedapur mengambil satu botol air meneral dan meneguknya sampai habis. Yasmin hanya diam berdiri karena bingung harus melakukan apa, ini pertama kali dalam hidupnya hanya berdua saja dengan seorang pria di dalam satu ruangan yang cukup besar.

" Kamu pakai kamar yang itu ya." ucap Vano yang tiba-tiba keluar sambil menunjuk sala satu kamar yang bersebelahan dengan kamarnya.

" Kamu istirahatlah, saya juga mau istirahat besok baru kita bicara. " ucap Vano yang sudah merasa sangat lelah.

Pri itu langsung masuk kedalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Yasmin.

Dengan memberanikan diri, Yasmin masuk kedalam kamarnya sambil medorong koper besarnya.

" Wah.."

kata itu langsung terucap dari bibir gadis itu, tak kalah melihat kamar yang akan ia tempati. Sebuah kamar yang sangat luas, dengan desain modern minimalis perpaduan warna putih dan hijau. Yasmin berkeliling melihat setiap sudut dari kamar itu, gadis itu terlihat sangat menyukai suasana di dalam kamarnya.

" Ini kamar apa aula, kok besar sekali. " gumam Yasmin, karena kamarnya dirumah tidak sebesar dan sebagus ini.

Sudah ada beberapa fasilitas yang bisa ia gunakan didalam, Yasmin mulai membuka koper dan menata pakaianya didalam lemari.

" Hufff... capeknya." gumam Yasmin yang merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar itu.

Jam pun sudah menunjukan pukul 10 malam, Yasmin sudah selesai membersihkan dirinya bersiap-siap untuk tidur. Sementara di kamar sebelah, terlihat Vano sedang sibuk di meja kerjanya. Pria itu bukanya istirahat, malah melanjutkan pekerjaanya yang tertumpuk akibat libur sehari untuk akad nikahnya.

Pukul dua dini hari, Yasmin sudah bangun dari tidurnya untuk sholat tahajud. Selesai sholat gadis itu ingin tidur kembali karena masih mengantuk, namun ia hanya bolak balik saja di atas ranjangnya karena tidak bisa tidur.

Akhirnya Yasmin memilih untuk mengaji sembari menunggu azan subuh. Vano yang baru akan tidur karena sudah selesai dengan pekerjaanya, mendengar suara gadis itu yang sedang mengaji walaupun

samar-samar. Gadis kecil yang baru saja lulus SMA, dan baru sehari berubah statusnya menjadi istrinya. kini sedang mengaji di dalam rumahnya.

Vano merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil mendengarkan suara merdu Yasmin yang sedang mengaji, pria itu menderita insomnia yang sangat tinggi, namun sekarang dengan mudahnya ia terlelap karena suara istrinya.

Subuh menjelang, setelah selesai sholat Yasmin keluar kamar lengkap dengan cadarnya, ia ingin memasak sesuatu untuk Sarapan nanti.

Episodes
1 Bab 1 ikatan janji suci
2 Bab 2 Permintaan Orang Tua
3 Bab 3 Lupa Istri
4 Bab 4 Air mata
5 Bab 5 Makan Bersama
6 Bab 6 Lemah tak berdaya
7 Bab 7 Hadiah
8 Bab 8 Berkunjung
9 Bab 9 Rasa Kecewa
10 Bab 10 Kemana Dia..?
11 Bab 11 Jatuh Sakit
12 Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13 Bab 13 Kejadian Di Kamar
14 Bab 14 Penolakan
15 Bab 15 Celaka
16 Bab 16 Perhatian Kecil
17 Bab 17 Mulai Sadar
18 Bab 18 Bekal
19 Bab 19 Bersentuhan
20 Bab 20 Pengakuan Vano
21 Bab 21 “Mas”
22 Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23 Bab 23 Satu Ranjang
24 Bab 24 Ruang Kerja
25 Bab 25 Butuh Sesuatu
26 Bab 26 Nyeri Perut
27 Bab 27 Nasehat Orang Tua
28 Bab 28 Pelukan Hangat
29 Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30 Bab 30 Alergi??
31 Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32 Bab 32 Pengobatan
33 Bab 33 Saling Pandang
34 Bab 34 Takut Suntik
35 Bab 35 Lepas Perban
36 Bab 36 Belanja
37 Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38 Bab 38 Perasaan Cinta
39 Bab 39 Hadiah
40 Bab 40 Kemesraan
41 Bab 41 Melelahkan
42 Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43 Bab 43 Seorang Sahabat
44 Bab 44 Hadiah
45 Bab 45 Berkaca~kaca
46 Bab 46 Mimpi Buruk
47 Bab 47 Tak Suka Kentang
48 Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49 Ban 49 Rencana Kepantai
50 Bab 50 Hujan - Hujanan
51 Bab 51 Demam
52 Bab 52 Akhirnyaa
53 Bab 53 Unboxing
54 Bab 54 Tas Mewah
55 Bab 55 Potong Rambut
56 Bab 56 Melon
57 Bab 57 Pucat
58 Bab 58 Kabar Bahagia
59 Bab 59 Mual
60 Bab 60 Ngidam?
61 Bab 61 Ngidam Es Cendol
62 Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63 Bab 63 Bosan
64 Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65 Bab 65 Isolasi
66 Bab 66 Terbaring Lemah
67 Bab 67 Ke Australia
68 Bab 68 Via Telfon
69 Bab 69 Mati Lampu
70 Bab 70 Dia Pulang
71 Bab 71 Kembar
72 Bab 72 Ke Apartemen
73 Bab 73 Hasrat
74 Bab 74 Tak Malu Lagi
75 Bab 75 Pengunduran Diri
76 Bab 76 Berkumpul Kembali
77 Bab 77 Reuni
78 Bab 78 Rencana Syukuran
79 Bab 79 Tujuh Bulan
80 Bab 80 Acara inti
81 Bab 81 Suasana Asri
82 Bab 82 Nyamuk
83 Bab 83 Serangan Jantung
84 Bab 84 Kesibukan Baru
85 Bab 85 CEO tampan
86 Bab 86 Semakin membesar
87 Bab 87 Super sibuk
88 Bab 88 Obat Rasa Lelah
89 Bab 89 Hadiah
90 Bab 90 Kontraksi
91 Bab 91 Telah Lahir
92 Bab 92 Aris dan Airah
93 Bab 93 Rencana Tasyakuran
94 Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95 Bab 95 Operasi
96 Bab 96 Rasa Sesal
97 Bab 97 Keramas
98 Bab 98 Kereta Bayi
99 Bab 99 Tanda Merah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Bab 1 ikatan janji suci
2
Bab 2 Permintaan Orang Tua
3
Bab 3 Lupa Istri
4
Bab 4 Air mata
5
Bab 5 Makan Bersama
6
Bab 6 Lemah tak berdaya
7
Bab 7 Hadiah
8
Bab 8 Berkunjung
9
Bab 9 Rasa Kecewa
10
Bab 10 Kemana Dia..?
11
Bab 11 Jatuh Sakit
12
Bab 12 Kedatangan Orang Tua
13
Bab 13 Kejadian Di Kamar
14
Bab 14 Penolakan
15
Bab 15 Celaka
16
Bab 16 Perhatian Kecil
17
Bab 17 Mulai Sadar
18
Bab 18 Bekal
19
Bab 19 Bersentuhan
20
Bab 20 Pengakuan Vano
21
Bab 21 “Mas”
22
Bab 22 Selesai nya Acara Amal
23
Bab 23 Satu Ranjang
24
Bab 24 Ruang Kerja
25
Bab 25 Butuh Sesuatu
26
Bab 26 Nyeri Perut
27
Bab 27 Nasehat Orang Tua
28
Bab 28 Pelukan Hangat
29
Bab 29 Rasa Yang Mulai Ada
30
Bab 30 Alergi??
31
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
32
Bab 32 Pengobatan
33
Bab 33 Saling Pandang
34
Bab 34 Takut Suntik
35
Bab 35 Lepas Perban
36
Bab 36 Belanja
37
Bab 37 Wajah Cantik Dibalik Cadar
38
Bab 38 Perasaan Cinta
39
Bab 39 Hadiah
40
Bab 40 Kemesraan
41
Bab 41 Melelahkan
42
Bab 42 Obat Dari Rasa Lelah
43
Bab 43 Seorang Sahabat
44
Bab 44 Hadiah
45
Bab 45 Berkaca~kaca
46
Bab 46 Mimpi Buruk
47
Bab 47 Tak Suka Kentang
48
Bab 48 Kedatangan Abi dan Umi
49
Ban 49 Rencana Kepantai
50
Bab 50 Hujan - Hujanan
51
Bab 51 Demam
52
Bab 52 Akhirnyaa
53
Bab 53 Unboxing
54
Bab 54 Tas Mewah
55
Bab 55 Potong Rambut
56
Bab 56 Melon
57
Bab 57 Pucat
58
Bab 58 Kabar Bahagia
59
Bab 59 Mual
60
Bab 60 Ngidam?
61
Bab 61 Ngidam Es Cendol
62
Bab 62 Ikan Goreng Tepung
63
Bab 63 Bosan
64
Bab 64 Pasien Penyakit Menular
65
Bab 65 Isolasi
66
Bab 66 Terbaring Lemah
67
Bab 67 Ke Australia
68
Bab 68 Via Telfon
69
Bab 69 Mati Lampu
70
Bab 70 Dia Pulang
71
Bab 71 Kembar
72
Bab 72 Ke Apartemen
73
Bab 73 Hasrat
74
Bab 74 Tak Malu Lagi
75
Bab 75 Pengunduran Diri
76
Bab 76 Berkumpul Kembali
77
Bab 77 Reuni
78
Bab 78 Rencana Syukuran
79
Bab 79 Tujuh Bulan
80
Bab 80 Acara inti
81
Bab 81 Suasana Asri
82
Bab 82 Nyamuk
83
Bab 83 Serangan Jantung
84
Bab 84 Kesibukan Baru
85
Bab 85 CEO tampan
86
Bab 86 Semakin membesar
87
Bab 87 Super sibuk
88
Bab 88 Obat Rasa Lelah
89
Bab 89 Hadiah
90
Bab 90 Kontraksi
91
Bab 91 Telah Lahir
92
Bab 92 Aris dan Airah
93
Bab 93 Rencana Tasyakuran
94
Bab 94 Tak Sadarkan Diri
95
Bab 95 Operasi
96
Bab 96 Rasa Sesal
97
Bab 97 Keramas
98
Bab 98 Kereta Bayi
99
Bab 99 Tanda Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!