NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain / Light Novel
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Update setiap hari jam 07:00
Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulau penelitian

Di Aula Akademi Kemiren

Sebanyak 80 siswa yang mendaftar dalam seleksi petarung murni berkumpul di aula akademi. Aula yang biasanya digunakan untuk pertemuan kini dipenuhi dengan aura persaingan yang membara. Para peserta berbicara satu sama lain, ada yang terlihat percaya diri, ada yang gugup, dan ada juga yang hanya diam mengamati lawan-lawannya.

Seorang guru bela diri senior naik ke podium, tatapannya tajam menyapu seluruh aula. Suasana pun perlahan hening ketika ia mulai berbicara dengan suara lantang.

"Selamat datang di seleksi petarung murni Akademi Kemiren! Seperti yang kalian ketahui, ini adalah ajang di mana hanya mereka yang mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan bertarung yang akan lolos. Oleh karena itu, aku tegaskan sekali lagi: dalam pertarungan ini, DILARANG menggunakan sihir dalam bentuk apa pun. Tidak boleh menggunakan item sihir, tidak boleh ada trik curang, dan tidak boleh ada pelanggaran aturan pertarungan!"

Mata guru itu berkilat serius saat melanjutkan. "Siapa pun yang tertangkap melakukan kecurangan akan langsung didiskualifikasi dan bisa menghadapi konsekuensi berat, termasuk dikeluarkan dari akademi."

Mendengar itu, beberapa siswa menelan ludah mereka, sadar bahwa ini bukan sekadar kompetisi biasa.

Guru itu kemudian mengambil selembar kertas dan melanjutkan, "Karena jumlah peserta yang besar, maka babak penyisihan akan dilakukan dalam dua hari. Sore ini dan besok, kita akan mengadakan serangkaian pertarungan hingga tersisa 12 petarung terbaik yang akan bertarung di panggung utama."

Para siswa mulai berbisik-bisik. Semua tahu bahwa hanya yang terkuat yang akan bertahan.

Beberapa asisten guru mulai membagikan daftar dan jadwal pertarungan. Para siswa dengan cepat melihat siapa lawan mereka di babak awal.

Nijar melihat namanya di lembaran yang ia terima. Matanya menyusuri daftar lawan, lalu ia tersenyum tipis.

"Baiklah… Mari kita lihat seberapa jauh aku bisa melangkah."

Nijar dan Reiner sedang fokus melihat daftar pertandingan ketika tiba-tiba mereka menyadari sesuatu yang aneh—Jay berdiri santai di samping mereka, juga melihat daftar pertarungan.

Nijar mengerutkan dahi. "Tunggu... Jay? Kenapa kau ada di sini? Bukannya kau tidak ikut seleksi?"

Reiner juga melirik Jay dengan heran. "Jangan bilang kau tiba-tiba memutuskan untuk ikut bertanding?"

Jay hanya tersenyum lebar dan mengibaskan daftar pertarungan di tangannya. "Oh, tentu saja tidak. Aku hanya ingin mendapatkan informasi saja. Lagipula, aku kan punya koneksi. Bisa masuk ke mana saja, kapan saja."

Nijar melipat tangan di dada. "Jadi kau menyelinap ke sini?"

Jay berpura-pura terkejut. "Hei! Aku ini putra Viscount, tahu? Aku tidak perlu menyelinap, aku cukup tersenyum dan bilang ‘Aku hanya ingin melihat-lihat.’ Lalu, tadaa~! Aku diizinkan masuk!"

Reiner hanya memijat pelipisnya, sementara Nijar menghela napas panjang.

Reiner menatap Jay dengan wajah datar. "Kau benar-benar punya terlalu banyak waktu luang."

Jay hanya mengangkat bahu dan menyengir. "Yah, seseorang harus membuat suasana tetap menyenangkan, bukan?"

DI TEMPAT LAIN

Di atas kapal yang berlayar menuju pulau yang di jaga ketat oleh kerajaan kemiren, raja Kemiren berdiri di haluan, memandang lautan luas. Angin sepoi-sepoi menerpa jubahnya, sementara di sampingnya, utusan dari kerajaan Kuranji Armand tampak termenung.

Setelah beberapa saat hening, Armand akhirnya berbicara, "Baginda, saya penasaran... Apakah tiga kerajaan lain sudah memberikan jawaban mereka terkait aliansi ini?"

Raja Kemiren tetap menatap laut sebelum akhirnya menjawab dengan tenang, "Kerajaan Marunda dan Rorotan telah menyetujui tawaran kita. Mereka sadar bahwa dunia sedang berubah, dan mereka tidak ingin tertinggal dalam permainan politik ini."

Armand mengangguk pelan. "Lalu bagaimana dengan kerajaan Keerom?"

Raja Kemiren mendengus pelan dan menoleh ke arah Armand, ekspresinya penuh ketegasan. "Kerajaan Keerom menolak. Dan mereka menolaknya dengan sombong."

Armand mengangkat alis. "Sombong? Maksud Baginda?"

Raja Kemiren menyilangkan tangannya. "Mereka merasa tidak membutuhkan aliansi. Mereka menganggap kekuatan mereka sudah cukup untuk menghadapi ancaman apa pun, termasuk dari Kekaisaran."

Armand berpikir sejenak sebelum berkata, "Dengan kata lain, mereka percaya bahwa mereka bisa bertahan sendiri?"

Senyum tipis muncul di wajah Raja Kemiren, tetapi matanya tajam. "Mereka pikir mereka bisa. Tapi dunia ini tidak berjalan seperti itu. Sendiri, mereka hanya akan menjadi mangsa yang mudah."

Armand mendesah pelan. "Jika kerajaan Keerom menolak, apakah Baginda akan membiarkan mereka begitu saja?"

Raja Kemiren menatap pulau penelitian yang mulai terlihat di kejauhan. "Mereka telah memilih jalannya sendiri. Jika mereka akhirnya terhimpit di antara kekuatan yang lebih besar, itu bukan lagi urusan ku."

Armand terdiam, merenungkan kata-kata raja. Mereka berdua tahu bahwa dunia sedang menuju ke arah yang lebih bergejolak. Keputusan setiap kerajaan akan menentukan nasib mereka sendiri.

Dan bagi Keerom, mungkin keputusan mereka akan menjadi kesalahan terbesar yang pernah mereka buat.

Armand Silas, utusan dari kerajaan Kuranji, tertegun di pelabuhan pulau penelitian. Matanya membelalak, tubuhnya sedikit gemetar saat melihat pemandangan yang jauh di luar akal sehatnya.

Di hadapannya, kereta bergerak sendiri tanpa tarikan kuda. Benda-benda raksasa beroda baja bergerak dengan suara gemuruh, moncongnya menatap ke depan dengan kesan mengancam. Dari kejauhan, suara ledakan menggelegar berulang kali, menggema di seluruh pulau.

Pasukan Kemiren yang berjaga membawa benda hitam memanjang di tangan mereka. Saat mereka mengarahkannya dan menarik sesuatu di bagian belakang, terdengar suara letusan yang tajam, diikuti dengan kilatan cahaya dan sesuatu yang melesat dengan kecepatan tinggi.

Armand menelan ludah. "A-apa ini... Ini bukan sihir... tapi juga bukan sesuatu yang pernah kulihat di dunia ini..."

Raja Kemiren tertawa puas melihat reaksi utusan itu. Dengan tangan terlipat di dada, ia berkata dengan nada penuh percaya diri, "Inilah masa depan. Apakah kerajaan Kuranji hanya akan diam dan menyaksikan perubahan dunia tanpa ikut serta?"

Armand menggelengkan kepalanya, masih mencoba mencerna semua yang ia lihat. "Teknologi macam apa ini...? Apa yang sedang Baginda dan kerajaan Kemiren kembangkan?"

Raja memberi isyarat kepada seorang insinyur yang mengenakan seragam putih dengan lencana kerajaan. "Jelaskan kepada Tuan Armand tentang apa yang ia lihat."

Insinyur itu membungkuk hormat, lalu mulai berbicara.

"Yang pertama adalah mobil. Sebuah kendaraan yang bisa bergerak tanpa kuda karena menggunakan tenaga mesin dan bahan bakar. Ini memungkinkan pasukan bergerak lebih cepat dan membawa beban lebih banyak dibandingkan kuda."

Ia lalu menunjuk ke arah kendaraan raksasa beroda rantai yang tampak lebih mengerikan. "Yang ini adalah tank. Sebuah kendaraan lapis baja dengan persenjataan berat. Dapat menerjang medan sulit, menahan serangan, dan memberikan daya tembak yang luar biasa dalam pertempuran."

Armand menatap tank itu dengan ngeri dan kagum. "Sebuah benteng bergerak...?"

Insinyur itu mengangguk. "Tepat. Dan suara ledakan yang Tuan dengar berasal dari senjata baru kami: meriam dan bom. Ini adalah alat penghancur yang tidak memerlukan sihir. Mereka mengandalkan reaksi bahan kimia untuk menciptakan daya ledak yang dahsyat."

Ia lalu mengambil senjata api yang dibawa oleh pasukan Kemiren dan menunjukkannya pada Armand. "Ini adalah senjata api. Dengan tarikan sederhana, ia bisa menembakkan proyektil dengan kecepatan tinggi, menembus musuh dari kejauhan. Tidak perlu mantra atau konsentrasi mana, hanya keterampilan dan latihan."

Armand terdiam, napasnya berat. Dunia yang ia kenal terasa berguncang. Senjata ini... ini bukan sekadar pengganti sihir, ini adalah sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan kekuatan di seluruh benua.

Raja Kemiren menepuk bahu Armand dengan senyum penuh arti. "Sekarang kau mengerti? Kuranji bisa terus bergantung pada sihir, atau bergabung dengan kami dalam membentuk masa depan."

Armand menatap raja dengan ekspresi yang sulit ditebak. Dalam hatinya, ia tahu bahwa keputusannya di pulau ini akan menentukan arah negaranya untuk tahun-tahun mendatang.

1
Protocetus
Seru hehe
Rodiat_Df: makasih ka 😁
total 1 replies
Protocetus
Haaland?
Rodiat_Df: iya ka
total 1 replies
Aisyah Suyuti
menarik
Supri Aseng
ok gasss
Rodiat_Df: bisa jadi haha
total 1 replies
Rodiat_Df
bantu follow teman2. nanti saya follback 🙏
HAESYE
terima kasih sudah mampir, semangat
ARIES ♈
makasih udah mampir ya..🫰🏻
Rodiat_Df
bantu rating. biar author lebih semangat 😁
Rodiat_Df
bantu rating ya manteman biar author lebih semangat /Chuckle//Pray/
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!