Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Isu Pacaran.
Alina yang bener-bener sangat gugup dan bahkan pipinya memerah. Sarah temannya sudah pernah mengatakan semua itu jika Fathan memang menyukai dirinya. Tetapi Alina tidak ingin geer dan ternyata benar bahwa Fathan memang memiliki perasaan kepadanya.
"Apa yang aku katakan di pesta ulang tahunku adalah ungkapan perasaanku yang memang tidak akan membiarkan kamu disakiti oleh siapapun dan kamu adalah wanitaku yang akan selalu berada di lindunganku," lanjut Fathan yang begitu sangat romantis menyatakan perasaannya dan bahkan tempat itu juga sangat mendukung saat menyatakan perasaan kepada wanita yang di sukai.
"Alina aku sudah lama memendam perasaan ini dan aku mulai menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu," ucapnya lagi.
"Kamu mau bukan menjadi pacarku?" Fathan bertanya sekali lagi.
"Kamu kenapa diam saja? kamu tidak menyukaiku?" tanya Fathan yang sejak tadi tidak mendapatkan respon apapun.
"Alina bingung harus menjawab apa," jawabnya dengan gugup yang memang baru pertama kali seorang pria menyatakan perasaan padanya.
"Jika kamu memiliki perasaan yang sama denganku. Maka kamu bisa memberikan jawaban iya. Tetapi aku juga tidak bisa memaksakan perasaan kamu. Jadi kamu tidak perlu menjawab jika belum menyukaiku," ucap Fathan.
"Kak Fathan. Alina tidak pernah pacaran dan Alina juga ingin fokus belajar," ucapnya.
"Alina aku mengajak kamu berpacaran bukan untuk mengalihkan fokus belajar kamu kepadaku. Aku hanya ingin kita menjalani hari-hari bersama-sama dan aku juga ingin berada di sisi kamu setiap saat. Jadi pacaran kita tidak akan mengganggu sekolah kita," ucap Fathan.
Alina terdiam yang terlihat begitu memikirkan perkataan Fathan.
"Jangan canggung seperti itu kepadaku. Aku hanya mengungkapkan perasaan agar kamu tahu jika aku benar-benar serius pada kamu. Kamu boleh memberikan jawaban kapanpun kamu mau," ucap Fathan.
Alina menganggukan kepala yang sedikit lega jika mendapatkan waktu.
**
Fathan dan Alina yang sama-sama samapi kesekolah dengan mereka berdua yang memasuki gerbang dengan melangkah yang serentak dan sesekali saling melihat dengan tersenyum. Fathan bahkan sangat manis yang beberapa kali mengusap-usap pucuk kepala Alina.
Iya. Mereka berdua sekarang bukan hanya sebatas senior dan Junior. Mereka sudah resmi pacaran. Walau di mana malam saat Fathan menyatakan perasaannya, Alina belum memberikan jawaban. Tetapi tidak lama Alina memberikan jawaban dengan mengetik pesan yang mengirim kepada Fathan dan sekarang hubungan mereka berdua resmi memiliki status.
Dari kejauhan Fiony, Tari dan Nada yang terlihat begitu kesal menatap penuh kebencian kepada Alina. Rumor pacaran itu juga diketahui oleh anak-anak.
Fiony yang sangat menyukai Fathan dan ternyata Fathan lebih memilih Alina. Dia merasa sangat direndahkan. Karena mereka berdua berpacaran Fiony juga mengalami kesulitan untuk memberi pelajaran kepada Alina karena sejujurnya dia juga takut kepada Fathan yang memang memiliki pengaruh besar di sekolah dan bahkan orang tuanya adalah yayasan sekolah tersebut.
Jadi Fiony hanya bisa menelan ludah yang menerima nasibnya dan tidak bisa berbuat apa-apa yang hanya dipenuhi dengan rasa cemburu melihat orang yang dia sukai bersama wanita yang bukan sederajat dengannya. Bagi Fiony hal itu sangat memalukan.
"Kakak mau mengantarkan sampai dalam kelas?" tanya Alina yang sejak tadi Fathan selalu menemaninya.
"Aku akan kembali ke kelas jika aku sudah melihat kamu masuk kedalam kelas," jawab Fathan.
"Isss, Kak Fathan sangat berlebihan sekali," ucap Alina dengan malu-malu.
"Masuklah dan nanti jam istirahat kita makan siang bersama," ucap Fathan yang bener-bener sangat bucin kepada Alina.
Alina menganggukkan kepala dan memasuki kelas dengan wajah yang malu-malu, karena pasti mendapatkan cengcengan dari teman-teman satu kelasnya.
Memastikan sang pujaan hati sudah duduk di bangkunya dan benar-benar Fathan baru pergi.
"Cie yang diantarkan sang pujaan hati sampai ke dalam kelas," goda Sarah.
"Isss, Sarah kamu jangan berisik," kesal Alina yang pasti sangat malu digoda oleh Sarah.
"Seneng banget teman aku yang akhirnya jadian juga dengan senior populer di sekolah ini. Punya pacar artis. Huhhhhh, senangnya," sahut Sarah yang malah gemes sendiri.
"Kamu diamlah dan jangan membuat malu," sahut Alina yang pasti tidak pernah tahan, jika sudah digoda habis-habisan oleh Sarah.
"Apapun hubungan kamu dengan Kak Fathan, aku turut mendukungnya, asalkan kamu terus belajar dan tidak terlalu fokus dengan pacar-pacaran," ucap Sarah mengingatkan.
"Iya-iya," sahut Alina mengangguk.
Alina dan Fathan menjalani hari-hari mereka dengan penuh kemanisan, ke sekolah selalu bersama dengan Fathan yang pasti menjemput Alina di depan gang rumah Alina dan seperti biasa mengantarkan ke depan kelas dan Alina sudah tidak bisa melarang bagaimana kekasihnya itu sangat bucin dan sedikit berlebihan kepadanya. Karena dia sangat malu digoda oleh teman-teman satu kelasnya yang memang sepertinya sangat mendukung hubungan mereka.
Mereka juga kerap kali makan siang bersama dan Sarah harus mencari teman lain, karena tidak diizinkan Fathan juga untuk menjadi orang ketiga diantara mereka. Pulang sekolah bersama, setelah pulang sekolah mereka juga berjalan-jalan ke perpustakaan yang belajar bersama, melakukan hal-hal yang positif dan mengambil waktu senggang untuk jalan-jalan ke taman sembari bersepeda.
Ratih ibu Alina juga tidak mempermasalahkan hal itu yang terpenting dia selalu berpesan kepada putrinya untuk terus mengingat belajar. Fathan juga begitu akrab dengan Ratih dan bahkan kalau menjemput Alina ke rumah, tidak lupa Fathan membawakan martabak manis.
Biasalah laki-laki juga harus melakukan pendekatan kepada Ibu kekasihnya. Andre yang memang sedang melakukan pendidikan, jadi tidak mengetahui kedekatan Fathan dan Alina yang sudah berpacaran. Andre juga tidak bisa melarang atau mengawasi adiknya dan lagi pula ibunya juga mengizinkan yang berarti ibunya mengetahui apa yang terbaik.
"Alina!" Alina menghentikan langkahnya di koridor sekolah ketika ada memanggilnya.
"Lia! Ada apa?" tanya Alina.
"Kamu ditunggu Ibu Yayasan di taman sekolah," jawab Lia.
"Ibu Yayasan. Maksud kamu?" tanya Alina dengan dahi mengkerut.
"Nyonya Margin. Kamu tahu bukan bahwa dia Ibu Yayasan?" tanya Lia.
"Hey kenapa kamu malah bengong. Sana buruan!" tegur Lia yang melihat Alina tidak memberikan respon apapun.
"Iya-iya. Kalau begitu aku langsung saja menemuinya," ucap Alina yang sedikit gugup dia juga tidak tahu kenapa tiba-tiba dipanggil yayasan.
Alina yang tidak membuang-buang waktu langsung menuju taman. Dari kejauhan Alina sudah melihat Margin yang duduk dengan menatap lurus ke depan dan kedua tangannya yang dilipat di sada. Alina menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan, lalu kemudian dia menghampiri Margin yang berdiri di samping Margin.
"Nyonya!" sapa Alina dengan sangat gugup yang menundukkan kepala yang membuat Margin menoleh ke arah Alina.
Margin melihat Alina dari ujung kaki sampai ujung rambut, menatap dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Kamu masih mengingat saya siapa?" tanya Margin dengan suara berat yang membuat Alina mengangkat kepala yang pasti mengingat wanita itu adalah ibu dari kekasihnya.
"Saya pertama kali melihat kamu berada di ulang tahun putra saya. Ternyata apa yang saya lihat sekarang sangat berbeda dengan wanita yang dia gandeng di acara ulang tahunnya. Ternyata benar kualitas akan diperlihatkan dengan pakaian yang sangat mahal," ucap Margin dengan sinis yang membuat Alina menelan saliva.
Bersambung.....