Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Pertemuan Setelah 4 Tahun
Kini shanaya sudah berada di depan rumah sang mertua. Rumah yang menyimpan banyak kenangan, terlepas dari apa yang terjadi padanya, nyatanya Shanaya tetap merindukan Rumah ini. Rumah yang menjadi saksi saat Hakim menyempurnakanya sebagai seorang istri.
Suasana terlihat sudah mulai sepi mungkin karna pemakaman sudah selesai. Mungkin pengajianya akan dilanjutkan sebentar malam sampai tiga malam seterusnya, shanay menarik nafas lalu melangkan mengandeng tangan Abi yang terlihat bingung, sedangkan Ana berada di gendongan Noval, mereka melangka kedalam
“Assalamualaikum...” Ucap Shanaya di ambang pintu, ternyata didalam masih ada keluarga inti yang berkumpul ada kedua mertuanya, rani dan suaminya, ada sepupu-sepupu hakim dan sepupu shanaya, ada Budhe Fitri kakak kembar ayah mertuanya juga ada anak-anaknya, tidak ketinggalan juga orang tuanya? Entahlah apa sekarang masih orang tuanya, dan yang paling ditunggu-tunggu adala Hakim yang menatapnya seperti ? entahlah dia tidak bisa menjabarkan, kenapa dia menatapku seperti itu apa yang salah , kuarasa tidak ada yang salah dengan penampilanya dia hanya menggunakan celana levis longgar dan kemeja hitam serta rambut yang digerai hingga punggung ,lalu apa yang salah ?
Mereka hanya terdiam menatapku, dalam sekeja suasana seketika menjadi hening. namun itu berakhir saat Ana merengek ingin turun dari gendongan Noval
“Ayahh... mau turun , ana mau main bonekai itu” katanya berteriak merengek menunjuk boneka berbie yang ada di tangan salah satu koponakan Hakim, teriakan Ana membuat suasana yang semula canggung membua lamunan mereka seketika buyar, Budhe Fitri langsung menghampiriku
“Shanya ini kamu nak ? YaAllah” Katanya memeluk shanaya sembari memeluk shanaya
“Iya budhe ini shanaya” ucap shanya balas memeluk budhe fitri
“Owh iya budhe ini anak-anak shanaya” ucap shanay sambil menuntun Abi untuk mencium tangan budhe fitri, budhe terdiam menatap Abi yang mencium punggung tanganya lalu pandanganya mengarahke Shanaya, shanya hanya tersenyum dan mengangguk
“YaAllah cucu budhe sudah besar sekarang” ucapnya memeluk abi membuat tangisanya semakin deras
“Adek juga sini salam sama nenek” ucapnya, Noval seketika menurunkan Ana dari gendonganya
“Loh kembar sha?” tanya budhe Fitri
“Iya budhe” jawab shanaya
“Ayo sha sama Mas-nya masuk dulu, kebetulan kita lagi kumpul-kumpul ini” Ajak Budhe berjalan ke arah keluarga yang lain berkumpul sembari menggadeng sikembar
Saat sampai disana suasana seketika menjadi hening baik mertua, orangtuanya, bahkan suaminya hanya terdiam, entah apa yang mereka fikirkan
“Kakak sama adek salam dulu sama kakek sama nenek” ucap shanaya membuat sikembar bergantian menyalami kakek dan neneknya Ana tidak hentinya bertanya
“Kalau yang ini siapa nek ?” tanyanya kepada Budhe Fitri
“ini nenek juga Ibunya bunda kamu sama ayah kamu” jawab Budhe Fitri dengan sabar , ibu dari shanaya dan Hakim hanya bisa menangis entah apa yang mereke tangisi mungkin penyesalan? Entahlah, lalu ke paman dan bibik sikembar.
“Bunda memang masih punya ibu? Kok Ana ngak pernah liat” tanyan si bungsu dengan polos sambil beralih menatap Shanaya, shanay hanya mampu tersenyum melihat kepolosan putrinya itu.
Sampai dihadapan sang ayah, Abi mulai menyalami sambil menatap lekat wajah sang Ayah mungkin merasakan kesamaan antara dirinya dan sang Ayah
“Kalau yang ini siapa ?” Tannya Ana sambil menunjuk Hakim yang berusaha menahan air matanya
“Ini Ayah sayang” Ucapnya yang seketika membuat air mata yang sedari tadi dia tahan turun juga. Ia beralih menatap putrinya, menatapnya dalam lalu memeluknya.
Ia merasa bahagia mengetahui anak-anak yang dulu dia tinggalkan kini tumbuh sehat, sungguh dia tidak bisa menjabarkan seberapa besar penyesalan yang dia rasakan kini, mungkin ini pembalasan yang harus dia terima akibat dari perbuatanya selama ini.
“Ayah ??” Kali ini Abi yang bertanya sambil menoleh kebelakang menatap Shanaya dan Noval
“Ayah-ku kan disana? Lalu om ini siapa?” lanjut Abi sambil menunjuk Noval, membuat seluruh atensi mereka mengarah ke Noval dan shanaya yang duduk berdampingan
Noval yang merasakan Shanya gugup ditatap semua orang yang ada disini langsung meraih tangan shanay mengenggam dan mencoba menenagkanya, semua yang dilakukan Noval tak luput dari pandangan orang-orang disana, terutama Hakim.
“kalau yang ini Papa-nya Abi sama Ana” jawab shanaya asal, tak tau harus mengatakan apa
“Papa? Papa itu siapa?” Tanya Ana si cerewet
“Papa... papa itu sama kayak Ayah” jawab shanaya ragu
“Owh!! berarti kita punya dua Ayah, kaya Dimas yang punya dua ibu ya bunda?” tanya Ana sambil mengingat teman dekat rumahnya, Yang memang ayah Dimas memiliki dua istri .
Shanaya hanya mengangguk, ia tau jika menjawab lebih lanjut akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya kembali kebingungan tak tauh harus menjawab, si kembar memang memasuki masa dimana ia ingin tauh segalanya.