Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Pipi Alika memerah
begitu juga dengan Calvin, tanpa ia sadari. Namun, Calvin langsung cepat menormalkan raut wajahnya
"Ehmm, saya serius Alika" jelas Calvin
"Kamu, yakin? " tanya Alika memastikan sekali lagi
"Kapan saya pernah ragu tentang hal apapun yang berkaitan dengan kamu? ", jawab Calvin serius
blusshhhhhhh
Pipi Alika semakin bertambah merah seperti kepiting rebus
(duhhh... Calvin, bisa sakit jantung nih gue lama-lama!!!), kesal Alika frustasi dalam hati karena perlakuan manis manusia kutub didepannya
"Emm... kalau begitu oke, aku Terima. Besok-besok kalau aku kangen sama Bu Cit dan anak-anak disini, aku bakal bilang sama kamu, ya?" ujar Alika menyetujui
"Good girl" jawab Calvin sambil mengacak-acak pucuk rambut Alika gemas
"Alikaaa!!! Calvin!!! giliran, nihhh!!!! Anak-anak mau main sama kalian" teriak Dio dari kejauhan memanggil mereka berdua
"Iyaaa, Dio!!! Sebentaarrr!!!" saut Alika
Saat, Alika mulai beranjak berdiri. Calvin langsung memberikan tangan kanan-nya didepan wajah Alika
Langkah Alika langsung terhenti. Ia melihat kearah Calvin, dengan raut wajah bertanya-tanya
(mau ngapain lagi nih orang???), batin Alika was-was akan keamanan jantungnya
"Hati-hati, banyak batu licin"
Alika tersenyum, mendapat perlakuan hangat Calvin yang seperti itu. Mulutnya mendadak terasa terkunci sehingga ia merasa tidak bisa memberikan reaksi apapun
(Apa kamu benar-benar menyukai dia, Alika?!?)
"Kami datang!!!" teriak Calvin pada Dio dan Yasha dari kejauhan
"YAAAYY MAIN SAMA KAK ALIKA SAMA KAK CALVIN!!!"
"Yaaayy, main sama kakak cantik sama kakak ganteng!!!!"
"Yaaayyyy!!! Seruuuuu!!!"
"Yaaayyyy!!!! sini kaaakk!!!!
Sorak anak-anak yang begitu bersemangat untuk bermain dengan Calvin dan Alika. Tak disangka, baru saja sebentar Alika, Calvin, Yasha, dan Dio datang mereka bisa dengan sangat cepat merasa dekat.
Hati Alika merasa sangat tersentuh, melihat kebahagiaan mereka yang sederhana. Mungkin, bagi sebagian orang, bermain dengan teman-teman dan bertemu dengan orang-orang baru terdengar seperti hal yang sangat biasa. Tapi, bagi anak-anak momen ini menjadi hal yang sangat berharga. Karena mereka bisa banyak mengetahui, mengenal, dan belajar hal-hal baru yang sama sekali belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
"Ngeliat mereka, aku jadi sangat bersyukur dengan apa yang aku punya sekarang, Vin. Terlepas dari semua keterbatasan yang ada di lingkungan ini. Mereka tetap bisa bahagia dengan cara mereka sendiri" ujar Alika sambil berjalan
"Tidak hanya itu... Kamu lihat, Mereka juga bisa semudah itu untuk dekat dengan orang baru. Hal seperti itu, saja bahkan masih terasa sangat sulit untuk sebagian orang seperti, Saya"
"Maka dari itu, saya merasa senyum dan kepercayaan mereka begitu berharga. Dan saya ingin terus menjaga senyum itu tetap ada tidak hanya untuk anak-anak ini, tapi juga seluruh warganya" imbuh Calvin
Alika seketika terenyuh mendengar pengakuan Calvin. Mungkin saja, ia mengatakan semua hal itu tanpa sadar. Tapi Alika yakin tentang satu hal, Calvin memiliki hati yang begitu luas
Kamu anggap aku, sebagai teman kamu kan?" tanya Alika
Calvin mengangguk dan tersenyum tipis kearah Alika
"Kedepannya akan aku tunjukkin ke kamu, kalau mengenal orang baru itu ngga selamanya buruk" jawab Alika yakin
Saat mereka sudah turun ke air terjun, Alika langsung bergabung ke dalam permainan terlebih dahulu. Sedangkan Calvin, masih tenggelam dengan pemikirannya sendiri
(Saya percaya kamu, Alika) batin Calvin lirih menanggapi tekad Alika
Alika berlari kesana kemari, bahkan juga bergantian menjadi jaring dengan anak-anak yang lain. Calvin sampai tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah Alika yang begitu gesit mengikuti permainan anak kecil
Alika melihat kearah Calvin
"Senyum itu cocok untuk kamu, Vin" ujar Alika lirih sambil menatap Calvin dari jauh
Sejak saat itu, senyuman Calvin menjadi senyuman paling favorit Alika. Senyuman indah dari seorang Calvin si manusia kutub
"Kaak, Hati-hati! ikannya mau lepas" teriak Anaka menyadarkan fokus Alika
"EHHH... Iya iyaa" jawab Alika yang kembali fokus ke permainan
Saat, Alika bermain terbesit rasa kagum terhadap kecantikan wanita itu dihati Calvin.
"Cantik" puji Calvin
"Dia memang Cantik, Vin" jawab Dio dan Yasha bebarengan secara tiba-tiba muncul di sebelah kanan dan kiri Calvin
Calvin hanya melirik mereka berdua, lalu menormalkan raut wajahnya menjadi kembali versi kutubnya
"Ah, ga asik nih orang" saut Dio melihat perubahan wajah Calvin
"Jangan keras-keras. Nanti gaji gue dicut woilah!" bisik Yasha yang masih bisa terdengar Calvin
"Eehehehe, bercanda kok, Bos. Mau saya foto, Bos? buat kenang-kenangan?" tawar Yasha
"Boleh, ambil yang banyak pemandangan didepan. Bagus." jawab Calvin sambil melipat tangannya
Yasha kemudian berdehem dan berbalik kearah Dio, dengan wajah memelas
"Pinjem kamera dong, Abang kameramen. Hp gue mati, batrenya abis" mohon Yasha sembari berbisik agar tidak terdengar Calvin
"derita ente" jawab Dio
"Nanti, gue kasih uang sewa deh. Daripada gaji gue didiskon, tambah berabe gue" mohon Yasha
"Iyaudah, nih. Pake. Kerjaan gue juga udah kelar" jawab Dio yang langsung memberikan kameranya secara gratis
"MANTAP" saut Yasha mengacungkan jempolnya
Yasha mengarahkan kameranya lurus kearah depan, rupanya ia sudah begitu cepat mengerti pemandangan indah yang dimaksud bosnya. Ia mengambil foto objek yang ada didepannya begitu banyak
Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Alika melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya menunjukkan jam 12. Sudah siang, matahari sudah terik-teriknya.
Alika mengusap peluh keringat yang ada di keningnya.
(Sekarang waktu bermain mereka berakhir, anak-anak sudah harus pulang kerumah masing-masing)
"Adik-adik, sekarang waktu bermain kita sudah berakhir. Waktunya kalian semua pulang ke rumah, Nih. Tapi, sebelum itu Kak Alika ingin berterima kasih kepada kalian semua. Karena sudah menerima kakak-kakak yang ada disini dengan baik. Semoga kedepannya kita dapat bertemu lagi, ya" ujar Alika menutup pertemuan
"Semoga kita bisa ketemu ya kak Alika. Dan terimakasih juga kakak-kakak semuanya sudah mengajari dan berbagi dengan kami semua tentang banyak hal. Kami sangat senang hari ini, Kakak." jawab Anaka sebagai ketua kelas yang mewakili teman-temannya berbicara
"Oh, iya. Kak Alika punya hadiah buat kalian. Sebentar" ujar Alika meminta tolong kepada Dio untuk mengambil bagnya
Dio pun langsung cepat memberikan bag coach milik Alika yang berisi kerajinan tangan yang dibawanya
"Nah, ini. Hadiah untuk adik-adik semua" ujar Alika sambil membagikan hadiah kerajinan tangan itu kepada anak-anak satu persatu
"YAAAY!!! TERIMAKASIH KAK ALIKA!!!" Sorak mereka begitu bahagia mendapat hadiah kerajinan tangan lucu dari Alika
"Sama-sama sayang" jawab Alika sambil memeluk mereka semua
"Sebelum kita pulang, kita ambil foto dulu, yuk?" ajak Dio
"Yuk, DI. Kita foto bareng" setuju Alika
Dio langsung mengeluarkan tripod dari bag perkakas kamera yang tidak pernah absen dibawanya
Calvin berdiri di sebelah Alika, "Kamu hebat bermain dengan anak-anak kecil" ujar Calvin
"Siapa dulu, dong?" jawab Alika bercanda
"Hitungan ketiga bilang cheeseee, yah semua?!" teriak Dio memberi panduan
"1...2...3, CHEESEEEE" Teriak mereka semua sambil bertepuk tangan setelah foto berhasil diambil
***
Setelah sesi foto berakhir, Alika dan semuanya mengantar anak-anak kembali ke sekolah untuk pulang.
"Nanti, pulang akan di antar saya dan Yasha" ujar Calvin pada Alika
"Okaay" jawab Alika sambil mengacungkan ibu jarinya
Calvin membawa mobil offroadnya,
"Dio. Kamu bisa naik juga sekarang" ujar Calvin sambil mengangkat tubuh Alika ke dudukan mobil
Setelah mereka semua berada di mobil. Calvin langsung melajukan mobilnya untuk mengantar Alika dan Dio pulang ke rumah Bu Cit
"Kita meluncurrr" sorak Dio bersemangat. Moodnya akhir-akhir ini meningkat mengetahui fakta kalau ada objek wisata epic yang bisa bebas dia kunjungi disini
Memang plin plan jadi orang
"Saya pasang sabuk pengaman kamu, Alika" ujar Calvin sambil menarik sabuk pengaman Alika yang ada di sebelah kanan
Alika mundur beberapa saat, karena terkejut
(Duh! Gusti! Beneran ga aman nih jantung gue) batin Alika
"Jangan khawatir" ujar Calvin yang melihat Alika terkejut
Tidak ada yang berbicara selama perjalanan, hingga akhirnya...
ada beberapa orang yang menghadang mobil offroad Calvin. Calvin, rupanya mengenal salah satu orang di kelompok itu
"Turun!"