Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8.
Dalam beberapa hari Ziva berhasil menjauh dari David, tapi pikirannya tetap saja ingin menolong David.
Saat itu bertepatan pada hari Senin, dimana semua siswa harus datang lebih awal karna akan ada acara rutinan yaitu upacara pagi di hari Senin.
Ziva berjalan lebih dulu di bandingkan dengan Kitty, "Zi. tunggu Napa ! Cepat amat jalannya ... Woyy Zi ... Ahh sial pake lepas lagi. " Umpat Kitty Kala melihat tali sepatunya lepas, dan ia berhenti sejenak saat ingin mengejar Ziva.
"Aaaaaaa ... " Teriak Ziva kala tangannya di tarik keras agar masuk kesebuah ruangan yang merupakan ruangan UKS.
Ziva belum membuka matanya, Ziva belum tahu itu manusia atau setan yang usil padanya. David menatap wajah Ziva yang masih memejamkan matanya.
"Cup ... " David menyentuh lembut bibir mungil Ziva.
Seketika Ziva membuka mata kala ada yang berani mencium bibirnya tanpa bicara terlebih dahulu.
"Apa-apaan sih Kak ? " Ziva jelas marah jika ada yang berbuat seperti itu padanya.
"Bukan kah tempo hari kau mencium ku ? " Bisik David.
Seketika Ziva merasa malu, " I-itu Bu ... "
"Ya aku tau itu bukan kamu tapi Sarah. " Sambung David.
"Lalu untuk apa Kak David mencium ku ? Aku ini Ziva bukan Sarah. "
David langsung memeluk Ziva, " Siapapun kamu, aku merasa tenang saat berada di sampingmu. "
Ziva sangat ragu kala ingin membalas pelukan David, tapi ia tidak bisa memungkiri ia pun ingin membalas pelukan David.
David sangat memeluk Ziva erat, entah perasaan apa yang sedang ia tumpahkan.
"Sebentar lagi upacara di mulai, aku tidak mau para guru mengetahui keberadaan kita, aku tidak mau mereka salah paham Kak. Sebentar lagi ujian akhir semester aku tidak mau ada masalah Kak. " Pinta Ziva berharap David mau melepaskan dirinya dengan suka rela.
"Baiklah, tapi janji untuk sering menemui ku. " Pinta David memberikan syarat yang tidak ingin di tolak oleh Ziva.
Ziva membuang nafas, " Dia hanya ingin menjadikan ku alat untuk bersama dengan mendiang Sarah. " Batinnya.
Ziva menganggukkan kepalanya, ia tidak ingin berkata apapun. pikir Ziva yang penting ia bisa lepas terlebih dahulu.
Kitty sangat heran dengan keberadaan sahabatnya itu, hanya sebentar ia membenarkan tali sepatu. Tapi Ziva sudah tidak terlihat.
"Kamu dari mana saja Zi ? Ku kira kamu sudah baris terlebih dahulu. " Ucap kecil Kitty saat tahu Ziva baru saja sampai dan berbaris di barisan samping.
Ziva menoleh sejenak, " Kebelet Ki. "
Kitty hanya menukikkan sebelah alisnya saja.
"Ciye ... Ciye ... Yang lagi pdkt nih ye hihihihihi ... " Ejek Mba Sun yang berada tepat di atas pohon belakang Ziva.
Ziva hanya menoleh sebentar. " Ah sial mata-mata di sekolah ini lebih tajam di banding kan mata-mata orang normal. bahkan CCTV pun kalah kinerjanya oleh Sundel bolong ini." Umpatnya.
"Diam lah mba Sun, sini turun ikut baris. Tuh ... Masih ada satu barisan lagi yang kosong. " Dalam hati Ziva yang bisa di baca oleh hantu itu.
"Ihh ogah ah, ini kan panas. Bukan waktunya buat berkeliaran. " Jawab hantu itu.
"Ihhh ... Manja banget sih, ya udah sana ! Jangan ganggu siapapun ya ?" Titah Ziva.
"Ok ... Lagian siapa yang ganggu, itu salah mereka sendiri kok kencing sembarangan. Ya resiko lah kalau kena amukan yang punya rumah. " Jawab hantu itu ketus.
Tempo hari ada siswa cowok yang kerasukan, Ziva tahu yang memasuki sisa itu adalah hantu yang sering di sapa mba Sun oleh nya. ternyata sebab mba Sun menganggu siswa itu adalah dia kencing di samping pohon yang di huni oleh mba Sun.
"Lain kali kalau ada yang kencing sentil saja burungnya. " Ejek Ziva.
"Ihhhh ... Jijik. " Jawab Mba Sun.
"Ah bukannya demen yang begituan ? "
"Demen kalau gede mah ... hihihihihihi. " Jawab mba Sun lalu menghilang.
Ziva terkekeh kecil.
"Zi, kenapa lo ? " Tanya Kitty.
Ziva hanya menggelengkan kepalanya.
Upacara pagi itupun selesai, saat beberapa murid sudah di perbolehkan masuk kelas. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kerumunan kelas 10. Para guru pun dengan serentak menghampiri sumber suara.
Saat semua murid menjauh, tersisa lah satu murid yang sedang bersila sambil merentangkan semua jarinya ke tanah. Seperti sedang mencakar-cakar.
"Anjirrr Zi, kerasukan apa dia ? " Tanya Kitty.
"Lah mana aku tahu Ki. " Kilah Ziva lupa jika Kitty sudah tahu tentang mata batinnya.
"Bukan kah Lo anak Indihome Zi. "
Ziva langsung membungkam mulut Kitty,
"Kan gue bicaranya pelan dodol, kenapa Lo bungkam mulut gue ?"
"Mau Lo bicara pelan atau dalam hati pun mereka bisa dengar Kitty. " Bentak kecil Ziva.
Tak selang berapa lama, seorang guru agama datang dan mencoba mengeluarkan sosok itu. Namun nihil sosok itu tetap meminta hak nya.
"Duh bagaimana ini, jika aku tolong semua akan tahu bahwa aku anak yang mempunyai mata batin. Aku takut kedepannya akan menjadi tidak baik. " Batin Ziva.
Ziva tahu jika sosok yang memasuki teman satu sekolahnya itu adalah sosok genderuwo yang selalu di suguhi sesajen oleh penjaga sekolah.
"Ayo Ki kita pergi saja, " Ajak Ziva.
Sementara David terus memperhatikan Ziva.
"Aaaaaaa ... " Teriak guru Agama itu.
Ziva berbalik arah, dan melihat guru itu terpental beberapa jarak tak jauh masih di dalam kerumunan semua murid.
Ziva mendekati kepala sekolah, " Pak tolong suruh semua murid masuk ke dalam kelas. Dan bawa Jaka ke ruangan bapak. Kalau seperti ini akan ada banyak murid yang kerasukan. "
Tanpa bertanya Kepsek itupun langsung menyuruh semua murid masuk ke dalam kelas.
"Ki, kamu masuk duluan ya ! Nanti aku nyusul. "Ucap Kitty yang langsung berlari. bersama murid yang lain.
Sesampainya di dalam ruangan kepsek, Jaka masih mendengkur dengan tatapan yang begitu menyeramkan.
Di ruangan itu hanya ada Kepsek, Jaka dan Ziva.
"Saya tahu kamu meminta hak kamu, tapi jangan seperti ini. datanglah pada Tuan mu jangan menganggu orang yang tidak ada kaitannya dengan mu. " Perintah Ziva memijat keras jari-jari Jaga antara ibu jari dan telunjuk.
"Aaaaaaaaaaaa ... terikat Jaka bergema di ruangan itu. "
"Tolong keluarlah, jika tidak ingin di buat lebih sakit dari ini. " Perintah Ziva.
Jaka pun mengangguk paham, dan langsung menundukkan kepala lalu lemas bersandar di sandaran sofa itu.
"Minum dulu Jak, " Ziva memberikan segelas air pada Jaka. Jaka pingsan tak sadarkan diri.
"Pak biarkan Jaka beristirahat sejenak, setelah ini dia akan pulih dan tidak akan ingat kejadian ini. " Tutur Ziva.
"Saya baru tahu kamu mempunyai kelebihan. "Kepsek itu berkeringat dingin kala berbicara dengan Ziva.
"Pak tenang lah, saya hanya murid biasa. Jangan biarkan murid yang lain tahu tentang kelebihan saya. Saya takut akan terjadi hal yang lebih jika mereka tahu tentang saya, karna jujur si sekolah ini banyak menunggu nya pak." Jelas Ziva.
Kepsek itu menganggukkan kepalanya, Ziva pun pamit meninggalkan Jaka dan Pak Kepsek yang masih menyala keringat yang mengucur di wajahnya.
Tanpa Ziva sangka David sedang menunggunya di depan ruangan itu. David meraih tangan Ziva, dan berjalan beriringan.
Ziva menundukkan kepalanya dan berusaha melepaskan genggaman tangan David.
"Kau anak istimewa Zi, " Ucap David.