Seorang Nara Pidana yang di pindahkan ke Penjara angker di Pulau terpencil.
Ternyata tak hanya angker, penjara ini di salah gunakan untuk tindakan ilegal yaitu menjual organ-organ Para Nara Pidana.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, Prapto pun bertekad untuk keluar dari penjara sadis ini.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Begitu para sipir itu berbalik arah, spontan Prapto langsung lari tanpa alas kaki sekuat tenaga, dan dari awal pelarian dia memang tidak memakai alas kaki.
"Hah hah hah hah hah.." ia langsung bersandar di tembok belakang bangunan tua itu sambil kembali mengatur nafas nya.
Kali ini ia mencoba mencari celah masuk di bangunan itu, karena ia tahu persis bahwa tiap bangunan di komplek penjara itu saling terhubung oleh lorong-lorong saluran pembuangan air yang lumayan besar, dan pasti nya saluran itu mengarah keluar penjara.
Prapto mencoba menelusuri bagian belakang bangunan itu, di mana bangunan tersebut ukuran nya lebih besar dari bangunan lain nya. Dengan mengendap-endap penuh kewaspadaan, ia mencari ventilasi bungker.
Kali ini usaha nya tidak sia-sia, dia menemukan lubang ventilasi bungker yang ada di tembok belakang bagian paling bawah dari bangunan tersebut. Tapi sial nya, lubang itu di tutup erat menggunakan vent cover (tutup ventilasi) dari besi.
Beruntung di saku nya masih membawa sendok makan yang di gunakan untuk membuat lubang pelarian. Bergegas ia mengakali vent cover itu dengan gagang sendok makan.
Cukup lama ia mengakali penutup ventilasi itu, berulang kali gagal dan di coba nya lagi. Akhirnya tidak sia-sia dia mencoba berkali kali, tutup ventilasi itu berhasil dia lepas.
"Agrrrrrrrrr" erangan anjing rottweiler tiba-tiba terdengar dari ujung kanan bagian belakang bangunan itu
Prapto yang dari tadi sibuk mengakali penutup ventilasi, baru menyadari nya ternyata aksi nya sedang di perhatikan oleh anjing penjaga warna hitam pekat tersebut.
Prapto mencoba tenang dengan tatapan matanya masih tetap di arahkan ke anjing itu, sedangkan kedua kakinya perlahan di masukkan ke lubang ventilasi yang sudah terbuka.
Melihat gerak-gerik Prapto yang mencurigakan, tatapan anjing itu menjadi beringas dan langsung menyalak keras ke arah nya. Prapto yang melihat hal tersebut, langsung mempercepat gerakan nya dan anjing itu pun tidak mau kalah cepat dengan nya.
Anjing rottweiler itu lari dengan gerakan gesit ke arah Prapto, sedangkan tubuh Prapto masuk ke lubang itu baru setengah nya. Ia kesulitan memasukkan seluruh badan nya ke lubang ventilasi itu, yang ukuran nya terlalu kecil untuk badan nya.
"Sial sial kenapa nyangkut!" Gumam nya kesal dengan wajah panik serta mandi keringat
Sedangkan kedua mata nya masih menatap tajam ke arah anjing itu yang sedang berlari ke arah nya.
"Agh uh agh" ia berusaha keras sekuat tenaga memasukkan seluruh badan nya ke lubang itu, tapi anjing ganas itu semakin dekat.
"Guk guk guk guk guk guk guk !!" Anjing Rotweiler menyalak keras sambil lari cepat ke arahnya, mata mereka pun saling mengawasi.
"Agh uh agh agh sialan" Prapto berusaha keras mengakali kedua pundak nya yang nyangkut sambil mengumpat lirih, seluruh badan nya hampir semua nya masuk ke lubang itu, kecuali kepala nya. Dengan perasaan panik dan takut, ia sekuat tenaga mendorong badan nya ke dalam.
"Ag,ag,aaaaaaa" ia mengerang lirih kesakitan karena kedua lengan nya tergesek sisi-sisi lubang dinding yang sempit.
"Guk guk guk guk guk,,,,,GUghrr !!!!"
Hampir saja tengkorak kepala Prapto tertancap kedua taring anjing itu, tapi ia sedetik lebih cepat dari anjing rottweiler tersebut.
