Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 20
" Apa enak hmm? Pelan-pelan aja makannya, ini semua buat Ale kok."
" Ena Mommy, telimatasih untuk bistuitnya,. Alee sutaaa."
Keisha tersenyum, ia sungguh senang karena anak itu menyukai biskuit yang ia buat. Karena sudah jam kerja, keisha pun meninggalkan Ale yang tengah asik memakan biskuit untuk bekerja. Ia mulai mengerjakan semua pekerjaan miliknya.
Sesekali Keisha melihat Ale, dan memperingati anak itu tidak memakan semua biskuitnya sekaligus. Meski dibuat dengan bahan yang baik dan juga rendah gula, tapi tetap saja tidak baik kalau memakannya dalam jumlah banyak sekaligus.
" Jangan dimakan semua sayang, kalau Ale mau lagi nanti Kakak buatkan lagi."
" Benelan? Ote deh Mommy, benel ya nanti dibuatin lagi. Ah iya Ale lupa, ahil petan nanti Ale mau maen te lumah Mommy. Daddy uda ngijinin."
" Ya?"
Keisha tekejut, tapi dia seketika itu juga mengubah ekspresi wajahnya. Keisha lalu tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Mau tidak mau sepertinya dia harus setuju. Dalam pikiran Keisha, anak seusia Ale pasti akan cepat bosan jika tidak ada teman sebaya yang diajak bermain. Jadi nanti pasti tidak lama datang, Ale akan cepat pulang.
Ale sungguh tenang berada di ruangan Keisha. Dia juga tidak mengganggu sama sekali, dan memilih bermain sendiri.
" Ale bosen?"
" Nda kok Mommy. Mommy kelja aja, Ale uda biasa begini tok."
Rasanya kasihan melihat Ale begini, seharusnya anak seusia Ale itu bermain bersama teman-teman seusianya. Paling tidak dia sudah mulai masuk ke sekolah untuk sekedar bersosialisasi dengan orang lain.
Namun, Keisha tidak berani bertanya demikian. Bagaimana pun juga dia bukanlah siapa-siapa yang berhak ikut campur urusan anak orang lain.
Ia tidak perlu berbuat sejauh itu, karena memang benar dirinya bukanlah seseorang yang berhubungan dengan mereka.
Diwaktu yang sama tapi tempat yang berbeda, tepatnya di ruang CEO, Gael tengah serius mendengarkan laporan dari Dorry tentang mantan istrinya.
" Jadi dia masih sama pria itu ya? Ternyata memang benar mereka ada main. Terus status pernikahannya gimana?"
Dorry menggeleng, dia tidak menemukan apapun tentang pernikahan Ayu dan Bram. Bahkan dia sudah mendatangi catatan sipil baik di tempat asal Ayu maupun Bram, tapi tetap tidak menemukannya.
" Mungkin mereka menikah di luar negri, atau mungkin mereka emang nggak nikah? Aku sebenarnya nggak peduli sih. Cuma karena dia muncul lagi aja, mau nggak mau harus tau juga infonya. Terus awasi gerak-gerik mereka Dor, jangan sampai kecolongan."
" Siap Bos!"
Gael bergerak cepat untuk memantau pergerakan mantan istrinya. Apakah Gael masah memiliki rasa itu, jawabannya adalah tidak sama sekali. Seperti yang sudah dia katakan, rasa cintanya sudah hilang seiring Ayu pergi meninggalkannya dan Ale.
Pria itu hanya tidak ingin Ayu kembali untuk mengganggu Ale. Terlebih jika itu sampai membuat Ale sedih.
Tok tok tok
" Masuk! Oh Mel, kenapa?"
" Anu Pak ... ."
Tidak biasanya Melani gugup seperti itu. Dia adalah wanita yang memiliki kepribadian kuat dan tegas. Jadi jika dia bersikap demikian pasti ada sebuah sebab yang membuatnya demikian.
" Mel, katakan saja. Nggak usah ragu."
" Itu Pak Bos, Nyo maksud saya Bu Ayu. Tadi pagi-pagi sekali dia menghubungi saya Pak. Dia bertanya tentang Pak Bos. Dia bertanya apakah Pak Bos sudah menikah atau belum, dan apakah Nona Ale benar-benar sudah mendapatkan ibu baru?"
Mata Gael menyipit, keningnya berkerut ketika mendengar semua perkataan dari sekretarisnya itu. Yang pasti dia tidak menyangka bahwa Ayu berani menghubungi Melani untuk mengonfirmasi pernyataan Angel.
" Terus, kamu jawab apa?"
" Ehmmm, saya tidak menjawab apapun tentang Pak Bos dan Nona Ale. Saya juga bilang kalau semua itu bukanlah wewenang saya untuk menjawab. Saya tidak memiliki kuasa untuk ikut campur dalam urusan pribadi Pak Bos."
" Good!"
Gael mengangkat ibu jari tangannya ke arah Melanie. Dia sungguh salut Melanie benar-benar orang yang loyal dan mampu melihat situasi.
" Kalau begitu saya pamit dulu Pak."
" Ya, makasih ya Mel. Lain kali kalau tuh orang tanya lagi katakan hal yang serupa."
" Baik Pak."
Setelah Melani peri, Gael menghembuskan nafasnya kasar. Dia lalu menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.
Rupanya Ayu benar-benar telah nekat, bahkan dia sampai berani bertanya kepada Melani. Mungkin karena hanya Melani adalah orang yang ia kenal.
" Jika begini, berarti dia pasti berani buat datang kesini. Sialan, wanita itu sebenernya mau apa. Dulu dia memohon-mohon buat bisa pergi, tapi sekarang berlagak seperti mau balik lagi."
" Daddy!"
Panggilan dari sang putri membuat semua pemikiran Gael berhenti. Dia lalu fokus dengan putri semata wayangnya. Namun sejenak Gael berpikir, bagaimana kalau tiba-tiba Ale bertemu dengan Ayu.
" Sayang, Daddy mau tanya boleh?"
" Ehemm, apa Daddy? Ah iya sebelum tanya, atu mau tasih lihat. Nih, Ale dapat bistuit dali Mommy Sha. Enak tau, Daddy mau?"
Gael menggeleng, ia melihat ke arah anaknya. Wajah cerah Ale, wajah bahagia putrinya itu, dia tidak ingin melihatnya sedih barang sebentar pun.
" Talau nda mau ya sudah. Ah iya Daddy mau tanya apa?"
" Nggak sayang, nggak jadi. Apa Biskuitnya seenak itu."
" Iyaaaa, bangeeet."
Pada akhirnya Gael tidak jadi bertanya. Sebenarnya ia ingin bertanya kepada Ale, bagaimana jika tiba-tiba ibunya datang, bagaimana jika tiba-tiba Ayu mencarinya. Gael ingin menanyakan itu semua. Gael ingin mengetahui apa jawaban Ale.
Tapi ketika melihat tawa di bibir anaknya itu, Gael urung melakukannya. Dia merasa kalau saat ini membahas Ayu, ekspresi Ale pasti tidak akan baik.
Drtzzz
Ponsel Gael tiba-tiba berdering di saat dia tengah bicara santai dengan putrinya. Melihat nomor yang tidak dikenal, Gael enggan untuk menjawab panggilan itu.
Tapi dering ponsel Gael tak jua berhenti, karena merasa terganggu, dia pun akhirnya menjawabnya.
" Halo, siapa ya?"
" Halo Gael, lama nggak denger suara kamu. Gimana kamu punya kabar?"
Krik krik krik
TBC
Lanjut thor up-nya 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻
Kalau pengin gak penasaran ya temuin saja besok sama2....
Paling Gael minta bayarannya adalah Ayu dan Bram menjauh sejauh-jauhnya dari hidup Ale-Gael. Dan tidak boleh kembali lagi ke tanah air apapun yang terjadi. Entah itu nanti mendulang kesuksesan atau kegagalan.
Setelah Gael memberi sokongan pada Ayu untuk terakhir kalinya. Jadi besok2 tak ada lagi ya......
dan untukmu ayu.... kamu bner2 gak tau malu 😏😏
dan apa yg dibicarakan Gael dgn Keisha?apa Gael ngajak nikah Keisha demi Ale atau apa ya???