Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah pulang dari rumah sakit, Diki pun mengantar Dian pulang kerumahnya karna Diki juga akan melakukan meeting lagi setelah ini.
"Jangan keluar dari rumah sampe kamu benar benar sembuh, ngerti!" ucap Diki tegas.
"Iya, lagian juga udah mau sembuh kok." ucap Dian lirih.
"Tapi aku harus kerja tuan, aku gak bisa diam terus aku punya kebutuhan yang harus aku bayar." ucap Dian kesal.
"Diam di rumah atau kamu di pecat sekarang juga." ucap Diki dingin karna tak suka mendengar Dian melawan kata katanya.
"ish... nyebelin..." ucap Dian kesal dan memalingkan wajahnya menghadap jalan.
"Diki hanya membiarkan saja protes Dian, karna Diki hanya ingin memastikan kalo Dian akan istirahat sampe sembuh benar.
Dan Diki pun kembali memainkan handphone nya untuk mengecek email yang di kirim sekretarisnya untuk bahan meeting sebentar lagi.
Setelah mengantar Dian, Diki pun kembali lagi ke kantor untuk melakukan meeting dan kini ada Dika dan Rey yang akan ikut serta dalam meeting kali ini karna kliennya adalah orang yang sama membahas Mega proyek yang mereka jalankan bersama.
Tak terasa waktu cepat berlalu, kini semua orang yang berada di ruang meeting pun berdiri dan berjalan meninggalkan ruang meeting karna meeting baru saja berakhir, kini di ruangan itu hanya ada Diki, Tomi Dika dan Rey.
"Kak, kali ini gue bisa minta tolong ma Lo gak?" tanya Diki pada Dika kakaknya.
"Mau minta tolong apa lo?" tanya Dika
"Gue mau pergi ke club' ntar malam karna ada temen gue yang ngerayain ulang tahunnya di sana tapi gue gak mau anak buah papa lihat gue disana bisa gak Lo bantu gue kak." ucap Diki.
"Kalo mau pergi ya pergi aja, gue yakin papa gak akan ngawasin Lo kalo Lo gak berbuat salah, kalo Lo cuma mau ke club' buat senang senang ya gak masalah, asal jangan buat masalah." ucap Dika karna sudah hapal betul sifat papa Juna.
"Bener ya.?" tanya Diki girang, karna selama ini Diki termasuk anak yang penurut tidak pernah sekali pun melanggar aturan papa dan mamanya, bahkan saat dulu dia tinggal sendiri di Belanda pun Diki tetap lurus tak pernah sekali pun belok, dan perceraiannya dengan Clarisa adalah satu kesalahannya selama ini yang tidak bisa menjaga rumah tangganya karna istrinya selingkuh dengan laki laki lain karna kesalahannya yang tidak peka.
"Iya, asal Lo pergi dengan Tomi agar nanti kalo Lo mabuk ada yang jaga Lo." ucap Dika memberi kebebasan pada adiknya kena Dika tau Diki pasti butuh hiburan jadi tak salah kan jika ia mengijinkan adiknya pergi ke tempat itu.
"Lo terbaik bang..." ucap Diki mengacungkan dua jempolnya.
"Gue boleh ikut gak? bosen gue kalo lihat berkas Mulu.." ucap Rey.
"Boleh, sana pergi senang senang, dan jangan pernah make cewek disana paham!" ucap Dika pada ketiga laki laki yang sudah nyengir bahagia karna bisa pergi ke tempat itu.
"Siap bos..." jawab ketiganya serempak.
Dika yang melihat ketiganya pergi dengan senyum girang merasa hatinya bahagia juga, ketiga laki laki dewasa itu sudah ia anggap adiknya sendiri sebagai laki laki dewasa pasti membutuhkan hiburan dan pelepas penat dan club' adalah pilihan yang tepat untuk itu tapi tidak dengan mengencani wanita panggilan disana, karna kalo sampe ia tau salah satu dari mereka bertiga melakukan itu akan ada hukuman yang menanti. bisik Dika dalam hati.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..