Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Itu, Daddy!
Pagi itu Mia sangat bersemangat berangkat ke sekolah. Dia tidak sabar melihat ayah dan gurunya bertemu. Gadis kecil itu sudah sangat cantik dengan setelan seragam sekolah, rambut panjangnya di kuncir kuda, dan memakai bando kupu-kupu.
"Bibi, menurutmu apakah Daddy akan suka dengan Ibu Guru?" tanya Mia kepada pelayan rumah yang sedang menyiapkan sarapan untuknya di meja makan.
"Ibu Guru yang kemarin ke sini mengantar pulang Nona Kecil?" Pelayan memastikan dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Mia. "Semoga saja Tuan dan Bu Guru saling suka ya." Sambung pelayan itu setelah melihat anggukkan kepala Mia.
Mia kembali mengangguk, lalu segera menyantap sarapannya.
*
*
Di dalam kamar Logan sedang memilih pakaian yang akan ia kenakan ke sekolah putrinya.
"Aku harus memakai pakaian formal atau casual?" gumamnya seraya menatap deretan baju yang tergantung di dalam lemari. Dan akhirnya pilihannya jatuh pada setelah casual. Celana jeans hitam di padukan dengan kaos putih, tidak lupa ia juga mengenakan kemeja warna hitam yang seluruh kancingnya di biarkan terbuka. Sungguh! Logan terlihat sangat tampan dan berkarisma tinggi. Jambangnya yang lebat pun sudah ia rapikan, dan rambutnya di sisir rapi membuat penampilannya semakin ugal-ugalan.
"Perfect! Kau memang tampan Logan!" Ia memuji dirinya sendiri dengan penuh percaya diri.
Setelah memastikan penampilannya sempurna, Logan keluar dari kamar, menuju meja makan untuk sarapan bersama sang anak.
Mia memicingkan mata ketika melihat kehadiran ayahnya di ruang makan. "Kenapa Daddy memakai baju itu?!" protes Mia sangat kesal.
"Why? Baju ini sangat cocok untuk Daddy," jawab Logan seraya memperhatikan penampilannya sendiri.
"Harusnya Daddy memakai pakaian formal!" protes Mia lagi sambil cemberut.
"Yang penting sopan, Mia. Sudah jangan protes," jawab Logan seraya mendudukkan diri di kursinya. Mulai sarapan.
"Jika nanti Bu Guru tidak tertarik dengan Daddy maka aku akan marah!" Mia menggerutu kesal. Dia sangat berharap kalau ayah dan gurunya itu bisa bersatu, jadi dia akan mempunyai Mommy baru.
'Itu yang aku harapkan,' ucap Logan di dalam hati sambil menahan senyum.
*
*
Keira menyambut anak-anak yang datang ke sekolah di dekat gerbang. Guru cantik itu selalu tersenyum ramah dan lembut pada setiap muridnya.
"Selamat lagi, Stev, hari ini kau jauh lebih semangat dari hari kemarin," sapa Keira pada Stev--pria kecil berusia 5 tahun.
Keira mengambil tas milik Stev dari tangan ibunya.
"Tentu saja dia sangat bersemangat, Bu Guru. Kata Stev, sekolah sangat menyenangkan apalagi gurunya sangat baik, dan cantik seperti Ibu Guru Keira," sahut Mommy Stev, memuji Keira dengan tulus.
"Benarkah itu, Stev?" tanya Keira seraya menundukkan setengah badan, menatap pria kecil itu dengan lembut.
Stev mengangguk tapi dia masih pemalu, dan bersembunyi di balik kaki sang Mommy.
Keira tersenyum melihat tingkah bocah tampan itu. "Kalau begitu Stev mau masuk ke dalam kelas sendiri tanpa di temani Mommy?" Keira membujuk Stev agar menjadi anak yang mandiri.
Stev pun mengangguk patuh, dengan malu-malu ia menyambut tangan Keira yang terulur padanya.
"Terima kasih banyak, Bu Guru Keira." Mommy Stev sangat berterima kasih kepada guru cantik itu karena putranya tidak lagi tantrum seperti hari kemarin.
"Sama-Sama, Nyonya." Keira mengajak Stev masuk ke kelas, lalu kembali berdiri di dekat pintu gerbang sekolah.
"Bu Guru!!!!!" teriak Mia ketika turun dari mobil. Gadis kecil dan menggemaskan itu berlari ke arah Keira lalu memeluk kaki gurunya itu dengan erat.
"Hai, Sayang, kau hari ini bersemangat dan gembira sekali." Keira mengusap-usap punggung gadis kecil itu yang masih memeluknya.
"Tentu aku sangat bersemangat karena hari ini aku di antarkan Daddy," jawab Mia seraya menunjuk ayahnya yang baru turun dari mobil.
"Oh, begitu ya." Keira tersenyum pada Mia lalu beralih menatap pada Daddy Mia. Senyumannya setika memudar ketika melihat sosok pria yang sudah menorehkan banyak luka di dalam hatinya.
Deg!
Jantung Logan nyaris berhenti berdetak ketika melihat wanita cantik itu. Bahkan langkahnya sampai berhenti, dan tubuhnya terpaku di tempat.
"Kei!"