NovelToon NovelToon
Perawat Yang Dimadu

Perawat Yang Dimadu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Mafia
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayanti

Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?

Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Tua-muda

Karena besok adalah Hari pertama Puasa Hari ini Toko listrik dan Loundry buka hanya setengah Hari Saja. Pagi Hari nya Sari berbelanja ke pasar ditemani Wahid membeli keperluan untuk sahur dan buka besok dan juga membeli stok bahan makanan yang sudah menipis Aisy mempercayakan semua keperluan dapur kepada Sari karena Dia belum ada libur, meskipun ada Sari namun setiap harinya Aisy tidak menggantungkan semua pekerjaan rumah ataupun keperluan Kirana dan juga Wahid kepadanya disela kesibukannya kedua orang tersebutlah yang jadi Prioritasnya.

''Mbak Sari...baju renangnya Kirana sudah Aku siapin di atas ranjang Kirana ya? Dan baju ganti dan yang lainnya sudah Aisy siapkan di tas.'' Ujar Aisy menghampiri Sari didapur yang tengah bersiap untuk kepasar.

''Iya mbak... Sari juga mau segera berangkat takut sesak pasarnya. Ayah...ayo berangkat Oia.. Baju ganti Ayah juga sudah disiapin? Apa Sari saja nanti yang siapin.'' Ucap Sari sambil berjalan ke garasi.

''Ya....Ayoo..'' Sahut Wahid dari dalam rumah.

''Sudah Aisy siapin juga mbak ditas sama baju gantiku tinggal baju ganti Kamu nanti dimasukkan saja ke dalam tas yang ada di ruang tv Aku berangkat ya....'' Ujar Aisy sambil memakai Helm dan melajukan motornya.

''Buukk..hati-hati yaa.. dada..'' Kirana melambaikan tangannya.

''Ayah nganterin kepasar dulu ya sayang daa..''

''Iyaa..''

Rencananya Wahid sekeluarga akan pergi ketempat pemandian air hangat, orang Jawa bilang ''Padusan'' bukan hanya keluarga Wahid saja, nanti juga ada keluarga kecil Toro dan Pak Didi nanti juga diajak, Pak Didi diminta Wahid untuk sahur bareng dirumahnya. Wahid merasa kasihan karena tinggal sendiri jika Aji tinggal dirumah nya.

Tepat pukul ''16:00'' Mereka berangkat menuju tempat pemandian air hangat yang dimaksud. Ditempat pemandian itu tidak lama yang terpenting kebersamaan diantara mereka dan juga para Ibu-ibu harus memasak buat sahur besok pagi.

Waktu Sahur pun tiba bukan Kirana namanya kalau tidak menimbulkan drama. Selalu saja ada ulah yang bikin Ibunya naik darah. Seperti saat sahur di puasa hari pertama ini Dia yang heboh sendiri semangat buat puasa malah susah buat dibangunin dan juga malah nangis gara-gara masih ngantuk.

''Huhuhu...masih ngantuk buuuk.''

''Kalau nggak sahur nanti puasanya nggak kuat sayang..'' Bujuk Aisy.

''Nggak mau...kalau bukan Ayah yang Suapin...''lirih Kirana.

''Ayook..ayookk..haaakkk...''

''Yaaahh... Putri mau disuapin juga donk..'' Pinta Anaknya Sari sambil nyengir menampakkan Barisan giginya yang rapi.

''Boleh.... Ayook..ayook..haakk.''

''Pada gedhe juga masih minta disuapin hhhh kalian..'' Heran Santi.

''Hehehehe...'' Semua tertawa hampir serempak.

Pak Didi yang saat ini berada di tengah-tengah keluarga Wahid merasakan kehangatan sebuah keluarga yang dulu pernah Ia bangun bersama dengan sang istri tercinta Pak Didi Merasa rindu dengannya Sampai-sampai tak terasa bulir bening mengalir dari ujung matanya. Sama sekali tidak ada yang melihat karena semua pada fokus kepada kedua bocah kecil itu yang tampak ceria. Mereka bukan saudara kandung tapi rasa sayang mereka sudah seperti saudara kandung banyak yang bilang malah seperti Anak kembar.

---------------------------

Jika keluarga Wahid yang tampak sekali keharmonisannya berbeda sekali dengan keluarga Pak Suyitno. Hampir setiap Hari istri tua dan istri mudanya ini bertengkar membuat Pak Suyitno merasa pusing. Sempat terfikir untuk pergi saja meninggalkan mereka namun Ia teringat dengan anak-anak kandung dari istri tertuanya lagipula istri tuanya juga sudah banyak berkorban untuknya tidak seperti istri mudanya yang bisanya menghamburkan uangnya.

Jika harus memilih sebetulnya Ia ngeboti istri tuanya saja tapi mengingat istri mudanya sudah tidak memiliki siapa-siapa jadi Ia memutuskan untuk bersabar. Istri mudanya dulu sering dimanja oleh kedua orang tuanya makanya agak keras kepala dan suka membantah karena Ia merupakan anak dari mandor yang dulu sempat jadi bosnya Pak Suyitno.

Pak Suyitno dulu merupakan kaki tangan yang paling dipercaya oleh Bapaknya Lita nama dari istri muda Pak Suyitno. Sering bertemu itulah membuat Lita menyukai Suyitno dan membangun sebuah hubungan meskipun statusnya suami orang. Pak Suyitno sekarang sudah sembuh total dan berencana menemui Wahid untuk melunasi hutang-hutangnya rencananya kedua istrinya akan diajak biar adil.

''Bukk..Lit.. nanti sore an kita kerumah Pak Wahid ya?? Tak liatin ke dua istri nya yang Sangat akur dan kompak nggak seperti kalian yang yg tiap Hari bertengkar saja...Tu lho buk anak-anakmu sampai ngungsi kerumah budhenya gara-gara nggak betah sama suara kalian.'' Ucap Pak Suyitno saat mau berangkat ke proyek mengawasi para tukangnya.

''Nggih Pak..''

''Iya-iya..''

Ucap mereka bersamaan sambil mencium punggung tangan suami mereka.

Wahid yang diberi kabar bahwa Pak Suyitno akan kerumah untuk melunasi sisa pembayaran yang tertunda merasa senang. Ia langsung memberi tahu kedua istrinya Aisy yang bekerja pun Ia beritahu lewat pesan singkat. Sari menyuruhnya agar datang sore saja sekalian berbuka bersama.

''Alhamdulillah Ya ALLAH....uang itu memang masih rejeki nya Anak-Anakku.'' Wahid bersyukur dalam hatinya.

Wahid langsung memberi tahu Toro yang saat ini sedang bersiap-siap akan mengantar pesanan pelanggan bahwa Pak Suyitno akan datang melunasi. Toro juga berucap syukur.

''Alhamdulillah Ya Mas...'' Ucap Toro lirih.

''Iya... Mas sangat membutuhkan uang tersebut untuk tabungan Kirana dan kedua Anak Sari.'' Berucap dengan lirih juga.

Sekitar jam ''1'' siang Aisy yang sudah pulang dari kerja sedang diruang tv bersama Sari dan ketiga anaknya yang sedang menggambar. Mereka mendiskusikan menu untuk berbuka menyambut tamu mereka.

''Kaya apa ya mbak kedua istrinya..katanya nggak akur kan ya ..??'' Ucap Aisy Sambil menerawang ke langit-langit rumah.

''Hufft...Aku ngga bisa byangin mungkin rumah ini bakal rubuh karena suara mereka hahaha...'' Sari Tertawa geli.

''Hahaha... iya ya...mm.. kembali ke menu buka deh gimana kalau bikin cah kangkung goreng tempe sama udang.''

''Tambah tongkol balado dan sop bakso dikit saja nanti buat Anak-Anak.'' Sari menambahkan.

''Nggak bikin ayam goreng Buk Aisy...putri mau.'' pinta Putri Anak Sari.

''Ok-Ok.''

Anak Sari sudah dianggap seperti Anaknya Aisy sendiri begitu pun sebaliknya. Kirana juga sering di perhatikan oleh Sari.

Tepat pukul ''17:20'' Pak Suyitno beserta para istrinya sampai didepan rumah Wahid dengan mobil berwarna hitam. Wahid dan istrinya yang duduk di teras beranjak menyambut kedatangan mereka. Aisy yang merasa heran karena kursi depan hanya ada Pak Suyitno saja sedangkan kedua istrinya duduk dibelakang. Sari pun begitu Ia melirik Aisy dan menyenggol lengannya memberi tanda.

Suyitno beserta istri nya disambut dengan baik dan mereka segera masuk kedalam rumah untuk berbincang-bincang.

''Begini Pak Wahid kedatangan Saya seperti yang sudah saya sampaikan lewat telepon kemarin mau melunasi pembayaran alat-alat listrik yang sudah Saya pesan.'' Suyitno memulai pembicaraan Sambil mengeluarkan uang dari dalam tasnya.

''O..ya.. Ini jumlah kekurangan nya dan tlg dicek lagi.'' Sambil menyodorkan sebuah nota.

''Sudah sesuai kok Pak Wahid. Sekali lagi Saya minta maaf sudah membuat Pak Wahid kebingungan ini uangnya.'' Ucapnya dengan tulus.

''Iya Pak terimakasih.'' Ucap Wahid sambil tersenyum.

''Kamu sekarang harus hemat jangan foya-foya lagi Mas Suyitno uangnya sudah menipis.'' Istri tua mulai sewot karena melihat madunya yang melirik uang yang diberikan sambil manyun.

''Huh... Bisa nggak sih nggak usah sewot.'' Lita mendengus kesal.

''Sudah-sudah...jangan mulai lagi.''

''Hehehe...'' Wahid hanya tertawa.

''Buk Sari tak bikin minuman dulu ya?? Sudah masuk waktunya buka.''

''Aku juga mau angetin sopnya.''

Kedua istri Wahid beranjak untuk pergi kedapur menyiapkan untuk berbuka puasa. Mereka yang saling bekerja sama membuat Pak Suyitno Heran sungguh berbeda dengan kedua istrinya. Bahkan dengan Anak mereka masing-masing juga akur seperti saudara sendiri.

''Allaaaaahuaakbarr... Allahuakbar....'' Adzan berkumandang.

''Alhamdulillah...'' Ucap mereka serempak.

Mereka segera berbuka puasa dan juga sholat magrib. Dan tak lama kemudian Pak Suyitno berpamitan. Malam Hari diruang tv Wahid dan kedua istri nya membicarakan masalah uang yang sudah kembali. Rencana Wahid akan tabung untuk biaya Kirana dan juga kedua Anak Sari. Wahid akan fokus diloundry saja karena juga menghasilkan.

1
Kovács Natália
Perasaan campur aduk. 🤔
Gladys
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
Nurshinta: terimakasih
total 1 replies
Ermintrude
Jelas banget ceritanya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!