Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemilik Tubuh Itu
Alora duduk dengan menatap Jesi yang sedang disisir rambutnya oleh Haikal. Sementara Karina bertugas menutupi bekas luka pada dagu Jesi.
Benar saja. Jika Alora tidak buru-buru mencari keberadaan sahabatnya itu, sudah dipastikan pergulatan heboh akan terjadi dan membuat Jesi dalam masalah. Beruntung ia dan Haikal segera datang dan melerai perkelahian antara Jesi dan Elkavira.
"Lo kenapa diem aja sih Na ayang Jesi dibuat kaya singa gini?" tanya Haikal melihat Karina yang tadi malah bengong seperti murid bego.
"Gue mau bantuin Jesi ya? Tapi liat si Dista ambil HP buat rekam ya mending gue mundur lah, gue nanti sore masih harus masuk kerja anjir," belanya pada diri sendiri.
Alora mengangguk, Karina memang tidak pernah terjerat dengan suatu masalah sampai membuatnya mendapat hukuman. Gadis itu sangat hati-hati mengingat kehidupannya yang harus ditanggung sendiri.
"Jes, gue minta maaf ya?" ujar Alora menatap Jesi yang sudah kembali rapih dan cantik lagi.
"Apa sih? Nggak usah GR lo," balas Jesi masih dengan nada kesalnya.
Alora menghela napas. Meski Jesi menampik, ia sangat yakin jika itu karenanya.
"Tadi gue pergi ke rooftop," jelas Alora pada akhirnya.
"Hah?" kompak ketiganya serempak.
"Ngapain lo ke sana?" tanya Karina menelisik Alora.
"Lo ngga diapa-apain kan sama gengnya Zico? Berani banget lo ke sana?" tanya Jesi mendapat gelengan kepala dari Alora.
Alora sendiri merasa bingung. Kerena Sean mengajaknya bertemu di rooftop dimana tempat itu memang tongkrongan siswa-siswa populer di sekolahnya.
Jika ingin bertemu bisa di tempat lain padahal agar tidak diketahui yang lain. Seperti taman belakang sekolah atau gudang sekolah misalnya. Bukan mencari masalah dengan datang ke rooftop, agaknya Alora menyesali kedatangannya tadi, selain ia kecolongan karena tindakan lancang Sean, Alora juga hampir saja kepergok oleh kumpulan siswa populer tersebut. Beruntung Sean sudah lebih dulu pergi dan Alora sendiri memilih untuk cepat pergi dari sana setelah bertemu tanpa sengaja.
Jesi mengangguk paham. "Bagus, jangan sampai lo berhubungan dengan mereka, lo terlalu polos untuk menghadapi cowok kaya mereka," ujar Jesi kembali diangguki oleh Alora.
"Terus lo ngapain ke rooftop?" pertanyaan Karina seketika membuat Alora kelimpungan sendiri untuk menjawab.
Alora masih ingin merahasiakannya dari sahabatnya. Namun sorot mata Jesi seakan tahu jika Alora menyembunyikan sesuatu.
"Lo ketemu sama dia?" tanya Jesi.
"Dia?" beo Karina dan Haikal secara bersamaan.
Belum sempat Alora menjawab, bel masuk sudah berbunyi. Haikal dengan cepat turun dari meja Alora dan Jesi sebelum akhirnya melambai untuk pergi.
"Bye ayang-ayangku."
...****************...
Alora sudah kembali berdiri di depan gerbang hitam tinggi yang sama seperti kemarin ia lihat. Satpam yang berjaga langsung membuka gerbang melihat kedatangan Alora. Seakan sudah diberitahu.
"Masuk aja langsung non, aden ada kok didalam."
Alora melajukan motornya setelah mengucapkan terimakasih. Baru setelah ia memarkirkan motornya dan membuka helm Alora tersadar.
"Gila, ini gila. Gue udah di sini lagi," gumamnya mengusap wajah.
Terkadang Alora merasa tersihir karena tidak sadar sudah melajukan motornya sampai kembali ke kediaman Sean. Padahal Alora bisa menolak dan beralasan jika ingin melakukannya.
Ponselnya bergetar sebelum ia melangkah mendekati pintu yang sangat susah dicari kemarin. Ia membaca pesan dari Elkavira yang menyemangatinya untuk mendekati Sean. Dengan embel-embel sebuah ejekan pada akhir kalimatnya.
'Alora jangan lupa kasih buktinya ke kita ya? Lo pasti bisa kok, secara lo juga butuh duit kan? 10 juta lumayan banget nggak sih buat lo'
Alora mendesah pelan, ia kesal setelah membaca isi pesan itu, namun juga semangat mengingat 10 juta yang akan dia dapat nantinya. Selain rekaman yang akan dihapus, Elkavira juga menjanjikan uang 10 juta yang memang langsung menjadi incarannya.
"Oke Ra, ayo kita akhiri semua ini, dan lo akan dapet 10 juta itu," gumamnya menyemangati diri sendiri.
Setelah pintu terbuka. Alora dipersilahkan masuk dan langsung menuju ke atas oleh pelayan cantik kemarin.
"Langsung aja temui aden di atas non," ujarnya sopan.
Bodohnya Alora hanya mengangguk saja sebagai jawaban, padahal ia sendiri kebingungan setelah ditinggalkan oleh pelayan tersebut.
"Hah? Ke atas mana anjir? bego banget sih gue?" ujarnya dalam hati.
Meski Ia tidak yakin, namun ia tetap melangkah sampai akhirnya menemukan tangga besar sebagai penghubung lantai atas.
Perlahan langkah kaki Alora mulai naik ke tangga besar tersebut, ia sedikit ragu namun tetap harus dilakukan untuk menemukan Sean.
"Ini beneran nggak sih rumahnya? Gue masih nggak percaya anjir," gumamnya dalam hati.
Bagaimana bisa seorang yang terkadang menjadi bahan bullyan teman-temannya di sekolah ternyata anak orang kaya. Kaya banget malah karena rumah Sean sendiri jauh lebih besar dan megah dibanding dengan rumah Jesi yang terkenal anak orang kaya.
Setelah sampai di atas. Alora tetap melangkahkan kakinya. Nalurinya mengantarkan ia sampai di depan sebuah ruangan. Samar-samar ia mendengar suara musik dengan langkah yang semakin dekat dengan suara tersebut.
Deg
Alora terhenti tepat di depan ruangan yang hampir semuanya didominasi kaca sebagai sekatnya. Pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan seseorang yang sedang berolahraga di dalamnya, dengan musik yang menemaninya di ruangan tersebut.
"Bagus banget badannya," gumam Alora tanpa berkedip menatap tubuh tanpa atasan di depan sana.
"Ini jauh lebih perfect dari biasnya si Jesi," lanjut Alora tanpa sengaja menelan salivanya susah.
Jujur saja ini pertama kalinya ia melihat tubuh lawan jenis tanpa penutup apapun secara langsung, dan efeknya sangat terasa sekali, terlebih tubuh yang disuguhkan di depan matanya terlampau indah. Rasanya Alora tidak bisa untuk mengalihkan pandangan matanya, terlalu sayang untuk dilewatkan.
Sementara yang ditatap justru menyunggingkan senyumnya. Ia melirik kaca yang memantulkan sosok Alora dengan wajah bengongnya.
Alora terkesiap saat cowok yang tadi membelakanginya tiba-tiba memutar tubuhnya, menatap ke arahnya dan...
"Ha?" beo Alora dengan mulut ternganga.
Mendadak tubuh Alora seperti tertimpa batu yang sangat besar, Alora tidak bisa menggerakan tubuhnya sama sekali, seakan menyuruhnya untuk tetap berada di tempatnya berdiri sekarang.
Padahal objek yang tadi sempat membuatnya termangu kini melangkah semakin dekat dengannya. Sangat dekat sampai akhirnya berdiri tepat di hadapannya.
Tatapan mata itu, Alora menatap balik manik mata hitam pekat yang begitu indah di depannya. Mata hitam milik seseorang yang seharusnya mempunyai wajah tampan tanpa celah, bukannya malah wajah dipenuhi dengan penyakit kulit di sekitarnya.
"Lo udah dateng?"
Suara itu. Kenapa tiba-tiba suara Sean terdengar sangat menggairahkan sekali. Detik berikutnya mata Alora melebar dengan sempurna menyadari akan suatu hal di depannya.
kan udah lihat pertama tampang Sean yg aslinya ganteng dan lbh dr Zico cs😌😌😌
trs jangan lupa kalau Alora pacar nya Sean loh ya🤪🤪🤭
selalu di tunggu karya terbarunya ya kak
lanjutt donk /Smile//Smile//Smile/
dobel up kk riri
sayang Sean sudah kepincut sm Alora ya.
😌😌😌