Istri Rahasia Sang Cassanova

" Deeba, ayo nak..kita harus segera pulang."ucap Lila mengulurkan tangannya pada sang putri.

" Sama mommy baik-baik ya? nanti, om akan nyusul Deeba sama mommy."bisik Ray pada sang putri dan benar saja senyum mengembang dari bibir kecil itu.

" Janji? " ucap Deeba menautkan kelingkingnya pada kelingking Ray.

" Janji, tapi ingat.. Dee harus baik dan jangan nakal ya? " ucap Ray mengecup lembut kedua pipi Deeba dan keningnya.

Lantas memberikan Deeba pada Lila.

" Kalian baik baik di sana. " ucap Ray memandang wajah sang istri yang terlihat kesal padanya.

" Jangan lupa urus perceraian kita secepatnya." ucap Lila dengan memandang Ray begitu tajam.

Ray hanya bisa tersenyum getir kala Lila selalu mengucapkan kata perceraian padanya.

Lila pamit pada semuanya dan melangkah masuk ke dalam area bandara.Deeba melambaikan tangan nya pada keluarga yang dia tinggalkan.

Ray hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu agar sang istri tidak lagi kabur lagi.

Pesawat yang membawa Lila dan Deeba sudah mengudara.

.

.

.

Sejak kembalinya Lila dan membawa Deeba, kini tujuan hidup Ray tentu saja ingin menjadikan pernikahannya selamanya.

Alih-alih mengurus perceraiannya, Ray bertindak cepat dan yang tadinya dia tak pernah menghiraukan urusan Rumah Sakit kini dia lebih memperhatikan, apalagi Management untuk lebih mementingkan urusan kemanusiaan.Memang benar ada nya jika kita membantu sesama dengan ikhlas ada rasa kepuasan tersendiri. Bantuan yang di berikan Ray selalu mengatas namakan anak dan istrinya.

Setelah selama sebulan merapihkan pekerjaannya di Jakarta, dan mencari informasi tentang Lila tinggal dimana dan bekerja dimana dia sudah mendapatkan informasi dari orang suruhannya, dan bertekad mulai mengejar istrinya kembali.

Mansion Abraham.

" Ray, kamu takin mau melakukan hal ini buat dapatakan istri kamu itu? " tanya kakek Azman pada sang cucu.

" Yakin kek, doakan Ray.. bisa bawa cicit kakek kesini, dan Kakek harus selalu jaga kesehatan kakek supaya nanti Lila tidak sedih juga liat kakek masih di kursi roda. " ucap Ray dengan memeluk renta sang kakek.

" Kita semua akan mendukung kamu Ray, jika itu yang kamu inginkan mengenai menantu kami. " ucap Papa Malik dengan menepuh bahu sang putra.

" Ray ingin memperbaiki diri dan juga bertanggung jawab lebih atas apa yang Ray tanam. " ucap Ray dengan menggenggam tangan sang mama.

" Jaga menantu mama sama cucu mama ya nak, bawa mereka pulang secepatnya. " ucap Mama Jasmine dengan menitikan air mata.

" Doa in ya mah, semoga Deeba juga bisa bantu aku buat lebih dekat dengan istriku yang paling suka kabur-kaburan itu. " ucap Ray dengan senyuman devilnya.

.

.

Setelah pembicaraan dengan keluarganya Ray dengan mantap untuk memulai project memikat hati istrinya.

Semua urusan kantor dia serahkan pada Mike, Ray bisa pantau dari jauh, dan Urusan Rumah Sakit kini di pegang penuh oleh Ray.

Hari ini Ray dengan tekad bulat menyusul istri dan anaknya. Dengan berbekal informasi yang di dapat dari Mike juga dari Riko dan tentu saja Nadia.

.

.

Sementara di lain tempat Lila yang baru pulang bekerja, dia sedang membereskan kekacauan yang di buat sang putri. Entahlah, seminggu terakhir ini Deeba merengek ingin bertemu dengan om kesayangannya, yaitu Ray.

" Sayang, ayolah?! jangan seperti ini, mommy sayang sama kamu. " ucap Lila membelai lembut rambut panjang sang putri.

" Terus, kenapa mommy marah sama Dee waktu tanya om Ray?" tanya Deeba dengan wajah kesalnya.

" Deeba, om Ray itu.. orang sibuk dan nggak mungkin bisa kesini buat ketemu sama Deeba. " ucap Lila memberikan pengertian pada sang putri.

" Pokoknya aku mau ketemu om Ray mommy!! " rengek Deeba dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Begini, kita doa kan saja semoga Om Ray cepet kesini ketemu sama Deeba yaa,sekang kita makan, belajar, besok kan masih sekolah." bujuk Lila dengan menyodorkan sendok yang sudah berisi nasi dan lauk.

Dengan ragu Deeba membuka mulutnya dan memakan makanan nya, dan Lila berhasil membuat Deeba melupakan ke inginannya.

.

.

.

Seorang pria, berjalan keluar dari bandara Surabaya dan lanjut ke Lamongan,dan kebetulan dia di jemput oleh orang suruhan Riko.

Jam sebelas malam sampai di sebuah hotel di kota lamongan.

Dia bergegas menuju kamar hotel dan segara mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah, karena sebulan belakangan ini selalu lembur,untuk menyelesaikan beberapa project dan juga kerjaan nya yang menumpuk.

.

.

.

Jam Delapan pagi pria itu yang tak lain adalah Ray, membersihkan dirinya dan sarapan pagi. Setelah tiga puluh menit dengan menyantap makanannya Ray langsung keluar dari hotel dan mengendarai mobilnya yang dia dapat dari Riko sang ipar.

Sementara di rumah Lila, sedang terjadi bujuk membujuk seorang gadis kecil untuk masuk sekolah.

Namun gadis kecil itu enggan membuka hanya diam dan tak mau menuruti perintah sang mommy.

" Deeba, ayo nak.. kamu harus sekolah,terus mommy sebentar lagi juga akan berangkat kerja. " ucap Lila berusaha membujuk sang putri.

" Nggak mau..!! tolak Deeba dengan melangkahkan kakinya dengan cepat keluar dari rumahnya dan berlari menghindari kejaran sang mommy.

Deeba berlari dengan kencang dan tidak melihat sekitarnya dan akhirnya waktu dia akan menyebrang jalan, tiba-tiba terdengar bunyi bising klakson di depan nya.

Tiinnnnn

"Aaaaaa.... " teriak Deeba dan menutup matanya.

Merasa dia tak merasakan sakit atau jatuh, dia membuka matanya dan melihat objek di depannya.

" Sayang... kamu nggak papa? tanya si pengendara mobil itu.

Namun saat Deeba memandangnya, pria itu baru sadar siapa yang akan ditabraknya tadi

" Deeba, kamu nggak papa nak? tanya Ray dengan mengecek tubuh putri kecilnya yang masih diam dan melihat intens Ray.

Deeba meletakkan kedua tangan nya di depan dadanya dan menatap tajam pada Ray.

" Kenapa om Ray lama, aku sudah sampai di omelin mommy tau..!! " ucapnya dengan wajah judesnya

" Maafin daddy yah, daddy harus selesaikan semua kerjaan daddy, dan baru sempet nemuin putri kesayangan daddy.. " ucap Ray tanpa sadar dia suda mengungkap kan siapa dirinya.

" Daddy, apa benar om adalah daddy Deeba? " tanya Deeba dengan wajah yang seakan tak percaya.

" Astaga, aku keceplosan..." batin Ray dengan menepuk jidatnya karena memang dia lupa,saking semangatnya bertemu sang putri.

" Apa Dee nggak mau punya Daddy seperti om Ray?" tanya Ray akhirnya

" Tentu suka, jadi aku punya daddy sekarang.. trus kenapa daddy nggak pulang-pulang ,aku sampai di bilang anak haram sama temen ku."adu Deeba pada sang daddy.

Deg..

Ada rasa tak terima saat slana nya di hina begitu, akhirnya Ray memeluk tubuh mungil itu.

Bersambung