"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#KEHEBOHAN SATWA
RUANG OSIS...
"Di samping sekolah biasa nya anak anak yang telat pada lewat situ, gue harap kalian bisa berjaga di sana beberapa orang, buat mastiin tidak ada yang manjat lewat situ"
Ucap Arkana saat anggota osis sedang melakukan rapat. Sebagai ketua osis, cowok itulah yang memimpin rapat tersebut.
"tapi ada juga yang biasa lewat pagar di belakang kantin, soal nya waktu itu gue sama Fany juga pernah liat anak anak manjat lewat situ, bener ga Fa"
Gadis yang namanya nya di sebut pun mengagguk samar, membenarkan ucapan gadis itu. Arkana menegakkan kembali punggung nya, yang tadi bersandar kini duduk dengan tegap. Tatapan cowok itu datar masih seperti versi nya, Namun kali ini lebih mendominasi sebab aura kepemimpinan nya terlihat jelas saat cowok itu sedang memberikan instruksi.
"Kalo gitu kita minta bantuan sama komite disiplin sekolah, karena hanya mereka yang ahli di bidang itu"
Ujar Arkana dan mendapat kan anggukan kepala dari para osis lainnya. Karena semua hal yang di utarakan cowok itu tidak ada satu pun yang tidak sesuai dengan aturan sekolah.
"Kalo gitu kita tutup sampai disini"
para osis terlihat mulai keluar dari ruangan. Hingga kini ruangan besar itu hanya di huni oleh Arkana Sang ketua di temani oleh Darrel dan Althan.
"huff...capeek banget sumpah..."
Darrel merebah kan tubuh nya di atas sofa yang tersedia di ruangan itu. Cowok itu mengeluh, lantaran karena pagi tadi di buat kesusahan oleh anak anak yang terlambat ke sekolah. Di tambah lagi cowok itu harus mengikuti upacara yang terik matahari nya yang sangat membakar jiwa dan rohani.
"Maka nya cari kesibukan kek, kayak alasan ngehukum anak-anak, padahal sembunyi di ruang osis"
Saran Althan membuat nya langsung di tumbuk oleh Darrel. Althan melotot ke arah Darrel, padahal niat hati mau membantu memberikan solusi, tapi teman nya itu tidak tau terima kasih atas saran nya.
"lo ngasih saran atau ngebunuh gue sih?, minimal jangan depan Arkana lah goblok, kita diskusiin berdua..."
Jawab Darrel yang langsung di sungguhi tatapan tajam dari Arkana. padahal cowok itu masih sibuk dengan beberapa lembaran kertas yang ada di tangan nya. Namun mendengar penuturan temannya itu membuat cowok itu menoleh kearah mereka.
"mau di lenggserin dari jabatan?"
Sontak Darrel dan Althan menggelang samar. Sungguh mereka tidak ingin jabatan nya di lengserkan dari osis. mereka menelan ludah kasar, karena tau Arkana tidak pernah bermain main dengan perkataan nya.
"ga..Ar becanda gue, yakali ngikut saran si biawak Althan bisa bisa kena tebas gue ama lo"
"lo juga ngikut ya anjing... sok soan bilang gue padahal kita juga sefrekuensi"
Bantah Althan merasa kesal terhadap Darrel, sedangkan cowok itu hanya mengulurkan lidah mengejek Althan yang nampak ingin menerkam nya.
"Ide lo juga...gue cuma ngikut"
Jawab Darren sekenanya. Toh apa yang diri nya bicarakan pun sangat tidak melenceng dari garis kebenaran. Althan yang mengajak nya jadi sebagai teman nya yang baik lantas cowok itu pun hanya mengikuti saran teman nya saja.
"Gue kasih saran buat lo ya babi, bukan berarti gue juga ngelakuin hal yang sama kayak lo"
"sama aja, kalo salah ya tetap salah ga usah ngebantah, jadi makin salah"
ucap Darrel membuat Althan meluap luap, bahkan tangan nya sangat gatel ingin menabok wajah menyebalkan milih cowok itu.
"sabar Than...orang sabar anu nya panjang"
"BANGSAT LO DARREL.... SINI BAY ONE SAMA GUE, BIAR LO TAU RASA PUKULAN GUE YANG BIKIN NAGIH"
Althan bangkit dari duduk nya, berjalan cepat menuju ke arah Darrel yang sudah duluan menjauh dari jangkauan cowok itu. Darrel berlari memutari meja besar yang ada di ruangan itu, yang biasa nya di gunakan untuk melakukan rapat osis.
Sedangkan Althan sangat gesit mengejar cowok itu yang terus menghindar dari nya.
"Takut lo kan sama gue...maka nya kabur?"
ejek Althan terhadap Darrel yang masih berusaha menjauh dari cowok itu.
"nge fans ya lo ama gue, maka nya lo kejar mulu supaya gue kasih tanda tangan ya..."
"iya di surat wasiat lo"
"Anjing..."
***
"Zayyan..."
"Apa sayang..."
"ANJING UDAH SAYANG SAYANGAN NIH..."
"GADA STORY APA BUAT PERJALANAN KALIAN SAMPAI BISA NGESAYANG SAYANG GINI...HA..HA.."
"PADAHAL BARU KEMAREN DI RINDUIIN SAMA EINSTEIN EH...LANSUNG ADA PAWANG NYA..."
"JELAS...."
Natasya memutar bola mata males mendengar kehebohan teman sekelas nya itu. padahal biasa saja menurut nya. tapi kelakuan teman satwa nya itu sangat di luar Naluriah.
Zayyan menatap teduh ke arah kekasih nya itu, siap mendengarkan apa yang akan di ucap kan gadis itu kepada nya.
"ke kantin yukk gue lapar"
ajak gadis itu kepada Zayyan, dan langsung di angguki mantap oleh cowok itu. Zayyan nampak berdiri dari duduk nya, lantas merangkul pundak Natasya, membuat gadis itu tersipu karena di dalam kelas tidak hanya ada mereka saja, tapi masih penuh dengan Penghuni satwa yang masih belum keluar karena bel istirahat baru saja berbunyi.
"ternyata benar kata pepatah, gada yang nama nya sahabat antara pria dan wanita, karena ujung ujung nya pasti ke pelaminan"
ucap Farhan membuat seluruh kelas terbahak.
"Anjing...ga nyangka banget, mulai nya dari mana Sya..ciuman dulu atau gimana?"
Ujar Felicia membuat Natasya menatap horor ke arah nya. Walaupun perkataan gadis itu benar Fakta nya, tapi tetap saja ia merasa tidak suka lantaran rasa malu yang lebih mendominasi.
"Jangan ngeganggu orang yang lagi mau pacaran ya lampir, entar kualat lo di ganggu ma setan pas lagi anu anu ma cowok lo"
Sarkas Dante membuat gadis itu naik tensi, memang jika berada di dalam kelas tidak pernah absen pula Dante membuat Felicia naik darah dan emosi. Bahkan pernah gadis itu memukuli Dante menggunakan gagang sapu tapi cowok itu masih belum jera, dan melakukan hal yang sama setiap hari.
"lo kadal gurun ga usah nimbrung bisa?, enek gue liat muka jelek lo, plees ya...sehari aja lo hilang dari hadapan gue atau ga reinkarnasi aja jadi monyet, baru puas hidup gue"
Omel Felicia, membuat Dante tertawa renyah, ia tidak masalah jika di katain oleh gadis itu, karena tujuan nya memang membuat gadis itu marah setiap hari dan terus mengoceh hal yang tidak penting.
"Kalian juga, nungguin apa lagi, kapan resepsi nya di mulai, biar bisa kita adain nikah masal"
ucap Kevan ikut menimbrung perkataan mereka, sontak membuat kedua nya melotot tajam ke arah cowok itu.
"ihss..ya kali modelan biawak rawa kayak dia, mending gue sama pengemis di jalan aja walau pun kerjaan nya minta minta tapi ga nyebelin kayak dia"
tunjuk Felicia terhadap Dante.
"Gue juga ogah, mendingan gue sama janda jamu di samping rumah gue, walaupun janda tapi goyagan nya enak"
Jawab cowok itu tak mau kalah, lalu seperti biasa kedua nya saling mengejar dan satu di kejar, dan akan berhenti jika sudah merasa lelah.
"Jadi ke kantin?"
tanya Zayyan kepada Natasya yang masih menyaksikan adegan Kedua manusia absrut itu. Gadis itu mengagguk kan kepala nya mantap membuat Zayyan mengacak ngacak gemas rambut gadis itu.
"ayo"
Ujar nya lagi dan langsung meninggalkan kelas yang masih ricuh akibat perbuatan Dante dan Felicia.
***
"Arkana tunggu..."
Dilara nampak mensejajar kan langkah nya dengan Arkana. Cowok itu mengabaikan panggilan Dilara yang terus mengekori nya sejak pertama cowok itu keluar dari ruangan osis.
"Kamu kenapa sih... aku cuma mau ngomong sesuatu sama kamu"
ucap Gadis itu berharap bisa membuat Arkana mau mendengarkan nya. Tapi cowok itu masih pada pendirian nya, berjalan santai tanpa mau peduli kepada gadis yang berstatus sebagai tunangan nya itu.
"Ar...pleeas dengerin aku dulu, ini tentang permintaan papa kamu"
Arkana menghentikan langkah nya sejenak, beralih menatap datar ke arah Dilara yang sudah sangat kesusahan dalam meyakinkan nya.
"Apa"
tanya cowok itu singkat tanpa mau berlama lama dengan gadis itu. Dilara nampak menghela nafas sejenak sebelum mengatakan hal yang akan di maksud.
"Nanti malam ada acara ulang tahun perusahaan keluarga aku, jadi papa kamu bilang kita berdua harus ikut andil di sana sebagai pasangan "
Ujar Dilara membuat Arkana jengah, hal itulah yang sering kali membuat cowok itu terkadang muak berhadapan dengan gadis itu, selain mencari perhatian nya, ucapan gadis itu juga tidak pernah penting bagi nya.
"Gue sibuk"
Ucap cowok itu dingin lantas berbalik, kembali malajukan langkah nya ke arah kantin. Cowok itu sangat ingin bertemu dengan Natasya sekarang entah apa yang terjadi kepada. Terakhir kali bertemu dengan gadis itu sangat membuat jantung nya berdebar, dan mengigikan gadis itu untuk menjadi milik nya.
Sedangkan Dilara, gadis itu masih gencar mengikuti Arkana kemana pun cowok itu pergi.
Saat sudah berada di area kantin, tatapan Arkana menelisik setiap penghuni tempat tersebut, mencari sesosok wanita yang membuat hati nya gundah akhir akhir ini.
Tepat saat tatapan nya tertuju ke arah pojok kantin, Cowok itu melihat gadis yang di cari nya ada di sana, namun sedang bersendawa dengan seorang cowok yang Arkana yakin yang sering bersama dengan gadis itu kemanapun gadis itu pergi.
Arkana mendengus pelan melihat kedekatan kedua nya. Lantas segera menuju ke arah Natasya yang masih belum sadar akan kedatangan nya.
Sedangkan Dilara masih saja mengekori cowok itu di belakang walau pun sudah di tolak berkali-kali tapi gadis itu tetap tegar mengikuti Arkana.
"boleh gue gabung di sini"
***
(( GUSYYY KIRA KIRA APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA.... KALO KALIAN PENASARAN TETAP STAY DI SINI YA...))
SEE YOUU...