Love Is Crazy
Sruupp
sruup
sprupuuuk
Terdengar gelak tawa setelah suara itu ada. Alora ikut meringis menyadari jika minuman yang sedang diseruput olehnya telah tandas tak tersisa lagi. Lalu tangannya berniat mengambil minuman yang berada di depannya, namun dengan sigap sang pemilik segera menjauhkannya.
"Pelit banget anjir," gerutunya kesal.
"Bodo, lo nya nggak tahu diri, udah ditraktir masih mau ngrampas punya gue," protes Karina seketika membuat bibir seksi milik Alora maju ke depan.
"Itungan banget," decaknya sebal.
"Ya gue bukan Jesi ya? yang duit di dompetnya nggak abis-abis, lagian masih mendingan elo dari pada hidup gue," cerocos Karina malah mengadu nasib dengan Alora.
Gadis itu jelas saja menggeleng, ia sedang tidak ingin mendengar keluhan apapun dari salah satu temannya itu. Kepalanya sudah cukup pusing memikirkan hidupnya selama ini.
Jesi dan Karina merupakan teman Alora, ada satu lagi teman Alora namanya Haikal tapi sering disapa Aboy karena memang pembawaannya yang kemayu.
Di antara mereka berempat Jesi merupakan gadis yang paling beruntung, hidupnya serba berkecukupan bahkan bisa dibilang mewah, kedua orang tuanya memiliki salah satu hotel di kotanya, sementara Karina harus kerja paruh waktu untuk menyambung hidup juga memenuhi kebutuhannya.
Haikal alias Aboy di antara tengah-tengah mereka, keluarganya kaya, tetapi karena perilaku menyimpang cowok itu membuatnya harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya. Setiap hari mendapat nasihat jelas saja akan ditolak untuk anak seusianya. Alih-alih merenung cowok itu justru kabur dan memilih tinggal sendiri, ia tidak akan khawatir karena atm miliknya akan selalu penuh. Ada neneknya yang memperlakukannya layaknya anak kecil meski kini ia sudah menginjak 17tahun lebih 8 bulan.
Alora? kehidupan gadis itu tidak seberuntung Jesi juga tidak seburuk Karina yang harus bekerja untuk dirinya sendiri. Alora tinggal bersama dengan kaka perempuannya dan juga ayahnya. Ibunya telah tiada sejak Alora masih kecil. Bisa dikatakan kehidupan Alora dibiayai oleh kakanya, karena gaji yang didapat oleh ayahnya hanya cukup untuk membayar cicilan rumah juga mobil untuk beliau bekerja. Selebihnya hidup Alora serba pas-pasan.
"Mana lagi tuh berdua lama banget?" kesalnya mencari-cari keberadaan kedua temannya yang belum juga datang.
"Kaya nggak tahu aja pasti lagi pasang bulmat cetar itu si Aboy." Karina ikut melirik ke sekitar kafe meski telah menjelaskan demikian kepada gadis di depannya.
Tidak lama setelahnya kedua orang yang ditunggu datang, Karina langsung melambaikan tangan membuat mereka berlari kecil menghampiri.
"Kenapa tuh anak?" tanya Jesi. Pasalnya Alora terlihat sedikit murung, wajah ceria yang biasa ditunjukan gadis itu seakan raib diganti dengan wajah murung yang membuat siapa saja yang melihatnya merasa kasihan.
"Tahu, tadi b aja padahal," jelas Karina.
"Lo kenapa si Ra? mikirin utang?" tanya Haikal langsung.
"Mana ada, gue cuma lagi mikirin kak kak Luna aja," jelasnya.
"Kenapa kak Luna?" tanya Haikal.
Meski ia beda sendiri tetapi bisa dikatakan di antara mereka Haikal paling peka. Paling keIbuan juga tentunya.
Alora menggeleng, ia tidak berniat menceritakan kepada teman-temannya. Atau memang belum saatnya saja. Lagian ia keluar untuk menenangkan hati dan pikirannya, mana mungkin ia akan menyia-nyiakan karena pikiran konyolnya.
"By the way gue ada hadiah buat kalian." Jesi mengeluarkan paper bag yang sudah berisi kaos berwarna putih untuk teman-temannya.
Itu oleh-oleh dari orang tua Jesi karena baru saja pulang dari pari.
"Cakep nih, gue demen yang gratis-gratis gini," komentar Alora sukses membuat mereka menyoraki Alora.
Sekitar pukul 5 sore. Alora sudah tiba di rumahnya. Ayahnya sudah pulang terlebih dahulu, sementara kaka perempuannya itu belum terlihat, hari ini hari minggu dan biasanya memang Aluna akan pulang malam ketika jalan bersama dengan teman-temannya.
"Kak Luna belum pulang yah?" tanya Alora, setelahnya gadis itu ikut duduk di depan ayahnya yang sedang berkutat dengan layar laptop di depannya.
Ini yang Alora tidak suka. Meski hari libur, ayahnya akan tetap sibuk dengan pekerjaan kantornya. Jarang sekali ia melihat ayahnya tenang disaat hari libur kerjanya.
"Sebentar lagi mungkin, kamu sudah makan Ra?" tanya pak Darma, ayah Alora.
Alora mengangguk dengan helaan napas cukup dalam, itu reaksi karena kakaknya belum juga pulang, ia jadi kepikiran dengan obrolan ibu-ibu komplek tadi pagi yang tidak sengaja ia dengar, dan itu menyangkut tentang kakanya.
"Ara ke kamar dulu Yah, nanti kalau Ayah mau makan biar Ara siapin," tukasnya berlalu meninggalkan ayahnya setelah mendapat anggukan kepala dari lelaki paruh tersebut.
Keesokan harinya. Alora sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia buru-buru pagi ini karena kesiangan bangun.
"Syalan emak-emak komplek, gue kena dampaknya," decaknya sebal. Semalaman Alora susah tidur karena pikirannya penuh perkataan ibu-ibu komplek mengenai kakanya.
Sampai ia ke bawah terlihat Aluna yang sedang menuangkan air minum untuk ayahnya. Gadis itu tersenyum melihat kedatangan Alora.
"Tumben siangan Ra?" tanya Aluna dengan tangan sibuk menyiapkan sarapan.
"Nggak bisa tidur gue," jawabnya sekenanya.
"Galau ya?" ledek Aluna sukses membuat Alora berdecak.
Enak saja Aluna berkata demikian, ia tidak bisa tidur karena terus memikirkannya, bukan galau karena putus cinta, lagian Alora tidak punya pacar, bahkan gadis itu sama sekali belum pernah pacaran meski sekarang sudah kelas 3 SMA.
"Yah, Ara duluan ya?" pamitnya, setelah itu ia melirik ke arah Aluna yang mengernyit bingung dengan sikap adiknya itu.
"Sensi banget si?" gumamnya menggelengkan kepala.
Sampai di sekolah. Alora bisa bernapas dengan lega mengetahui jika pintu gerbang masih terbuka, ia mengatur napasnya setelah memarkiran motor matic miliknya.
"Untung aja gue masih keburu," leganya.
Hidung Alora mengendus-endus saat tanpa disengaja ia mencium aroma asing yang menyeruak di hidungnya. Harum enak dan Alora mendadak menyukai harum itu. Dengan bodohnya, Ia mulai mengikuti titik harum tersebut, sampai matanya terbuka secara normal Alora baru bisa berdiri dengan terpaku.
Glek
Seketika Alora menelan salivanya susah saat mendapati seseorang yang baru saja keluar dari mobilnya. Ia tidak pernah berpapasan sedekat itu dengan cowok misterius di sekolahnya.
Nanggala Sean Elkandevan. Cowok berbadan tinggi dan memiliki tubuh tegap, juga tidak terlepas dari hoodi hitam miliknya yang selalu setia menutup wajahnya itu digadang-gadang memiliki penyakit kulit yang aneh, itu sebabnya ia tidak pernah melepas hoodi hitam miliknya, bahkan untuk menutupi wajahnya ia sampai menggunakan topi dan masker.
Anehnya pihak sekolah membiarkannya saja. Dan itu sampai sekarang masih menjadi pertanyaan dari para murid-murid.
Segera mungkin Alora membalikan tubuhnya, ia tidak mau sampai melihat kulit Sean yang katanya begitu menjijikan.
Sementara Sean sendiri hanya melirik sekilas ke arah Alora saat melewatinya. Seakan tidak menganggap keberadaan gadis itu di sana.
Berbeda dengan Alora yang kini sedang bergidik ngeri saat tahu bau harum yang hampir membuatnya candu itu ialah si cowok misterius.
"Yakin gue, parfumnya sengaja banget buat nutupin bau busuk di kulitnya," komentar Alora menganggukan kepalanya begitu yakin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
YL89
akhirnya STLH lama vakum,,ngisi absen jg y Thor di NT...
2025-01-01
2
Vietha_27
jangan suudzon dlu Alora. bs jadi memang itu bau khasnya. 🤭🤭🤭😁😁😁
mampir disini ka Riri🥰😍🏃🏼♀️
2025-01-01
2
Siti Nina
kesan pertama menarik ceritanya,,,👍
2025-01-01
2