NovelToon NovelToon
Pengejar Lelaki

Pengejar Lelaki

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:482
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Ima mengalami hal yang sangat luar biasa pada kehidupan nya yang beranjak dewasa. Dia baru tahu bahwa cinta harus memandang usia, uang, kualitas, fisik bahkan masih banyak lagi. Hal itu membuatnya bimbang akan pilihan kedepan nya bagaimana dia menemukan sesosok pria yang begitu baik untuk menemani kehidupan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

Setelah itu Ima berjalan pergi dari sana dengan rasa kecewa. Sepertinya dia cemburu pada wanita tadi yang bisa mendapatkan senyuman Lio Zheng.

Ia berjalan ke lorong akan menaiki lift, tapi siapa sangka. Ia berhenti berjalan melihat Lio Zheng ada di sana sedang menunggu lift. Berdiri tegak dan memiliki penglihatan kosong di depan.

Ima terdiam, ia menghela napas panjang lagi dan perlahan berjalan ke sana, ia berdiri di samping Lio Zheng yang tidak mengetahui itu. Ima menatap ke tongkat pembantu orang buta yang di pegang Lio Zheng di kedua tangan nya itu.

Ima tak memperdulikan itu, ia menekan angka 10 di lift itu lalu berdiri di samping Lio Zheng.

Lio Zheng yang sudah ada di posisi, mengulurkan tangan nya perlahan ke angka lift, ia meraba pelan seperti menghitung dari atas hingga di angka 10, ia menekan nya membuat Ima terdiam membuka mata lebar.

Karena di tekan dua kali, angka itu jadi mati. Karena Ima tadi sudah menekan tombol 10 tadi. Ima terdiam, ia harus menekan angka 10 itu agar lift bisa tertutup. "Haiz.... Sepertinya pemberhentian kita sama."

Ia lalu perlahan mengulurkan tangan nya dan di saat itu juga Lio Zheng merasakan sesuatu membuat kepala nya menoleh pelan tanpa pandangan nya itu.

Ima menekan tombol 10 lagi dan di saat itu juga lift tertutup.

"Huf... Itu hampir saja, semoga keberadaan ku tidak di ketahui oleh nya, tidak mungkin dia mengetahui ku karena dia buta, lihat saja ini... Aku akan membuat mu menyesal..." Ima kesal.

Tapi siapa sangka, Lio Zheng mengatakan sesuatu. "Ima... Kau kah itu?"

Seketika Ima benar-benar terkejut tidak karuan. "Astaga, jadi dia sadar akan keberadaan ku... Apa yang harus aku lakukan..." Ima menutup mulutnya panik.

Lio Zheng terdiam, ia tak mendengar suara apapun. "Apa hanya perasaan ku? Aku sedang ada di lift bersama siapa? Atau aku tidak bersama siapapun?... Tapi, aku sudah jelas mencium aroma parfum yang selalu di pakai Ima..." ia rupanya tahu keberadaan Ima yang diam-diam di samping nya itu karena aroma parfum Ima, dari awal bertemu dia sudah menandai Ima dengan parfum tersebut, mungkin karena parfum itu tidak di gunakan orang lain juga.

"Ayolah.... Cepatlah sampai lift... Cepatlah sampai, aku ingin ke perpustakaan saja hari ini...." Ima sudah gemetar, tapi ia sadar sesuatu, ketika ia melihat ke arah Lio Zheng.

Rupanya Lio Zheng terdiam juga. "Mungkin, hanya perasan ku," gumam nya membuat Ima berpikir bahwa Lio Zheng benar-benar tidak sadar ia ada di samping nya.

"Apa dia mengira hanya perasaan... Ini agak aneh, tapi syukurlah jika dia tidak menyadari ku," Ima menghela napas panjang.

Tapi tiba-tiba tangan Lio Zheng malah terulur berhenti di dinding lift, siapa sangka, dia memojok Ima yang terkejut diam kembali menutup mulutnya.

"Apa...?! Apa yang dia lakukan!?" Ima gemetar.

Lalu Lio Zheng perlahan mendekatkan wajah nya membuat Ima semakin terkejut. Ia akan mendorong Lio Zheng, tapi Lio Zheng mengatakan sesuatu duluan.

"Ima... Ini memang benar kau... Akui saja," tatap nya. Ia lalu berhenti memojok Ima.

"Apa?!! Kenapa kamu bisa tahu.... Kupikir dia akan melakukan apa tadi. Katakan padaku, kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini," Ima menatap.

"Yeah, rupanya memang benar kamu ya... Aku tahu karena aroma parfum mu, meskipun aku tidak bisa melihat tapi indra penciuman dan pendengaran ku lebih tajam," kata Lio Zheng.

"Haiz.... Sepertinya aku ketangkap yah.... Aku berencana untuk diam saja."

"Kenapa kau diam, biasanya kamu membantu ku, sudah lama kamu tidak datang ke supermarket..."

"Apa dia mencoba mengatakan bahwa dia rindu aku yang selalu ke supermarket dulu. Maafkan aku..."

"Dan... Apa kau juga ada di kampus ini?" tanya Lio Zheng.

"Eh... Um... Iya... Apakah ini aneh... Hingga pada akhirnya, aku menolong nya diam-diam menjadi ketahuan, sekarang Lio Zheng tahu aku kuliah di sini juga,"

"Oh bagus, dari jurusan apa?"

"Kesehatan."

"Ah, aku di bagian pendidikan, aku mengajar mahasiswa di sini juga," kata Lio Zheng.

"Ah, aku mengerti... Eh apa...?! Hah?! Kamu DOSEN??!" Ima terkejut menatap.

"Yeah, aku dosen... Pekerjaan ku hanya sebentar jadi untuk menikmati waktu, aku hanya iseng bekerja sambilan di supermarket," kata Lio Zheng.

Tapi Ima masih terdiam tak percaya. "Tunggu, apa?! Kenapa aku masih saja belum mengerti ini?!!... Dia dosen, tapi kenapa kelihatan muda sekali.... Astaga, sepertinya ini mulai sangat aneh...." Ima pusing memegang kepalanya tak bisa mengerti situasi nya.

"Ima... Kenapa kita sudah jarang bertemu?" Lio Zheng menatap.

"Apa?! Aku tidak menyangka dia mengatakan itu?! Dia benar-benar mengatakan itu?! Apakah dia suka aku..." Ima masih terdiam kaku.

"Ima? Apakah kau lelah karena tugas kampus mu, maafkan aku jika mengharap kan mu datang di supermarket."

"Apa apaan... Setelah dia tersenyum dan tertawa pada wanita tadi, dia pikir aku tidak cemburu, aku tetap akan mengakhiri ini nantinya. Maaf kan aku, pekerjaan ku jelas sangat sibuk, apalagi akhir-akhir ini aku harus bekerja sampai malam."

"Ima bekerja? Bekerja di mana?"

"Hanya pekerja kafe sambilan saja."

"Kalau begitu, bisa aku mampir."

"Jangan!" Ima langsung menyela membuat Lio Zheng terdiam.

"Maksud ku, aku pulang malam jadi jangan sampai kamu ikut pulang malam juga..."

"Hahaha, baiklah kalau begitu, kita bertemu saja di kampus ini bersama... Ngomong-ngomong, kamu akan kemana?" Lio Zheng menatap.

"Aku akan ke perpustakaan, menunggu jam kelas ku nanti."

"Ah, kebetulan sekali aku juga ingin ke perpustakaan."

"Eh? Apa mau membaca... Dia bukan nya, buta...." Ima terdiam bingung.

"Aku bisa membaca buku khusus untuk ku yang tidak bisa melihat dengan rabaan tangan.... Mari," kata Lio Zheng, di saat itu juga pintu Lift terbuka dan Ima tampak senang.

"Aku benar-benar akan di perpustakaan bersama dia.... Ehehe."

Setelah selesai pulang dari kampus, Ima berjalan keluar dari kelasnya dan tak sengaja merasakan bahwa ponselnya bergetar pesan masuk.

Ia mengambilnya dari tas yang ia bawa. Itu pesan dari manajer Hinko, tepatnya manajer kafe tempat kerja sambilan Ima.

"Hm? Ini...." ia terdiam membaca pesan dari manajer Hinko itu.

\=Ima, maaf, hari ini shift untuk mu libur dulu ya... Semoga kau menikmati hari mu\=

"Wah...." Ima langsung senang. "Yeah.... Akhirnya aku bisa pulang cepat ehehe," ia berjalan keluar gerbang dengan senang tapi siapa sangka.

Ia menabrak tubuh seorang lelaki membuat nya terkejut dan mundur. "Maafkan aku," ia menengadah menatap.

Tapi Ima terpucat karena itu adalah Argani. "Di-di... Dia.... Tidak... Aku.... Aku tidak bisa!!" Ima gemetar.

"Hei, kita bertemu lagi," kata Argani dengan tatapan yang agak sombong.

"Um... Um... Siapa ya?"

"Jangan pura-pura, itu sudah kelihatan kebohongan mu, sekarang tinggal ikuti aku," tatap Argani.

"Oh ayolah, aku sedang tidak mau... Berikan saja hukuman hutang uang padaku, jangan buat aku sebagai pacar mu."

"Aku tidak menganggap mu sebagai pacar beneran, hanya pura-pura saja di depan ibu, lagi pula kau juga tidak akan bisa mendapatkan hati ibu ku."

"Apa? Apa maksud mu?" Ima bingung.

"Ibu, dia menginginkan menantu yang sangat ia inginkan, tapi masalahnya, aku tak tahu seperti apa menantu yang dia inginkan, aku sudah membawa banyak wanita sesuai banyak kecantikan berbeda, tapi beliau tetap menolak nya... Dan sekarang kau harapan nya, ibu mungkin lebih suka wanita yang begitu polos seperti mu."

"Apa?! Bagaimana kau bisa mengira aku ini polos!"

"Terlihat dari tubuh maupun wajah mu, kau tidak menggunakan pakaian terbuka dan riasan yang begitu natural, benar bukan... Tapi mungkin ibu tidak melihat bagian itu, ah entahlah pokoknya kau wanita ke sekian kalinya, jadi terserah jika mau gagal atau tidak," kata Argani.

"Ck, jadi kamu tidak peduli soal kriteria ku dan hanya menuruti perintah ibu mu untuk bertemu pacar mu saat ini?"

"Yeah..." balas Argani.

"Aku tak tahu apa yang terjadi tapi.... Ha.... Baiklah, tapi jika ini gagal, aku tetap tidak akan melunasi nya kan?"

"Yeah, terserah... Jika aku berubah pikiran."

"Apa?! Tapi kan aku tidak tahu... Harus seperti apa di depan ibu mu."

"Yah mau bagaimana lagi, aku juga tak mau ibu sedih tidak menemukan menantu yang cocok untuk putra nya yang sudah sukses ini, sudahlah, ayo," Argani berjalan duluan.

Ima hanya bisa menghela napas panjang. "Ibu, maafkan putri mu ini."

Sesampainya di sebuah apartemen, Ima terdiam menatap apartemen itu yang besar.

"Cepat, apa yang kau tunggu," Argani menatap dingin. Lalu Ima mengikutinya.

Argani membuka pintu dan mereka masuk. "Ini apartemen ku, jangan salah dulu, aku punya rumah lebih baik dari ini, hanya saja apartemen ini untuk tempat bertemunya ibu dengan wanita wanita yang gagal dari ujian nya itu," kata Argani.

Ima melihat sekitar dan terdiam. "Um... Kenapa... Berantakan?" rupanya apartemen nya berantakan dan kotor.

Lalu ponsel Argani berbunyi, ia mengangkat nya langsung. Lalu menutupnya dengan cepat dan menghela napas panjang. "Ha.... Hei...." panggil nya membuat Ima menoleh.

"Sepertinya aku tak bisa menemui mu, ibu akan ke sini 1 jam lagi, persiapkan penampilan mu itu agar rapi, kau bisa menggunakan kamar mandi dan baju baju di sini."

"Eh mau kemana? Aku tak akan bisa berkata apa-apa jika ibu mu datang."

"Cukup sambut dia dan katakan bahwa kau pacar ku," balas Argani lalu ia berjalan keluar, seperti nya pekerjaan nya yang memanggilnya.

Ima terdiam ketika pintu tertutup dan hanya dia yang ada di apartemen itu. "Apa yang harus aku lakukan?" ia melihat sekitar, bahkan gorden nya tidak terbuka. Apartemen itu seperti sudah lama tidak di gunakan dan malas menggunakan nya.

"Kenapa dia bisa bersikap seenaknya?" Ima tampak khawatir sekaligus kesal pada sikap Argani.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!