Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Ejekan
" Kebodohanku akan terlihat olehmu, sikap asliku akan ku perlihatkan hanya padamu. Hanya kau yang membuatku melupakan masalahku sejenak. Tetaplah menjadi sahabatku selamanya."
*** Kelas Randy***
Saat memasuki ruangan kelas, dosennya ternyata juga sudah datang. Randy langsung mengetuk pintu yang membuat dosennya berhenti menjelaskan dan teman temanya pum kaget. Dosennya pun meletakan bukunya du atas meja dan langsung bertanya,
"Kamu dari kelas mana," tanya dosen secara tiba-tiba yang membuat Randy kaget seketika.
"Dari kelas ini juga, Pak," jawabnya dengan sedikit takut karena dosennya itu sangat ditakuti mahasiswa.
" Dari kelas ini juga? Kenapa teman teman kamu datangnya dari tadi sedangkan kamu terlambat?" tanya dosen yang tidak menyukai ada mahasiswa yang tidak tepat waktu.
"Maaf, Pak" jawabnya Randy singkat karena dia tau kalau dosennya tidak menerima alasan jadi dia tidak menjelaskan apapun.
"Silakan keluar! Saya tidak suka kalau ada mahasiswa yang tidak disiplin, apalagi kami ketua jurusan, tidak sepantasnya kamu terlambat seperti ini, mestinya kamu itu memberikan contoh sama teman teman kamu." ucap dosennya dengan menegaskan pada Randy sambil menatap kecewa dan kembali di tempat duduknya agar emosinya reda.
"Baik, Pak." jawabnya pasrah karena Randy tau pasti dia tidak di izinkan masuk oleh dosennya itu.
Kevin dan Rio melihatnya dengan pasrah tidak bisa berbuat apa apa, apalagi sia takut angkat bicara di depan dosen yang galak itu.
Randy pun keluar dari ruangan dan menuju ke kantin. Sesampainya di kantin, Randy sangat kesal dan mengutuk perempuan itu yang berani berhentiin dia di tengah jalan membuat dia terlambat dan itu pertama kalinya Randy terlambat dengan alasan yang tidak jelas. Randy hanya bergumam sendiri di kantin tanpa ada yang mendengarkan. Dia pun memesan makanan dan minuman seperti biasa sambil mendengarkan earphone dan menghabiskan makanannya seketika karena kesal membayangkan kejadian itu.
Tidak lama kemudian setelah makan, bel pergantian mata kuliah telah berbunyi. Randy langsung menuju kasir untuk membayar pesanannya itu sambil mengambil di atas meja dan menuju ruangannya.
Sesampainya di ruangan, Randy langsung duduk di kursinya paling pojok dekat tempat duduk sahabatnya. Sahabatnya yang masih ada di tempat duduknya menunggu Randy dari tadi dan menatapnya dengan penuh pertanyaan.
"Kamu dari mana kembaran? Tumbenn terlambat ke kampus, nggak mungkin terlambat bangun 'kan kamu selalunya bangun pagi," tanyanya Rio menganggap Randy kembarannya dan meintrogasinya secara detail.
"Iya tuh, tumben amat terlambat, biasanya 'kan paling pagi ke kampusnya" sambungnya kevin melirik kearahnya dan pindah di atas meja untuk duduk karena sudah kebiasaan dia duduk di atas meja.
"Eehh... Kenapa duduk di atas meja? Nanti dosennya datang baru tau rasa," ucapnya Randy malas meladeni apalagi membahas kejadian tadi pagi.
"Nggak apa apa kali, kan dianya selalu gitu. Jangan alihkan pertanyaan kita deh," jawabnya Rio yang masih menunggu jawaban dari Randy.
"Aku tau kenapa Randy terlambat tadi," Ucapnya Kevin sambil terkekeh kecil dan memperhatikan ekspresi Randy yang sedikit cemas.
"Aku tidak sok tau kali ini, apa aku buka kartu aja sekalian," pancingnya Kevin dengan melirik ke arah Randy sambil tersenyum.
"Kartu apa sih kalian bahas? Kok aku nggak tau sih," ucapnya Rio dengan mengerutkan kedua alisnya.
" Tadi tuh waktu aku ke toilet, aku melihat Randy boncengan sama cewek." Ucapnya Kevin menggantungkan ceritanya dan masih melirik ke arah Randy.
" Boncengan sama cewek?" teriaknya Rio yang terkejut ucapan kevin.
" Apaan sih, Vin." Ucapnya Randy yang masih tetap berpura-pura tidak mengerti dengan ucapan kevin.
" Tadi aku sempat foto loh, nih masih ada di HP aku," ucapnya kevin sambil memperlihatkan foto yang sempat dia potret.
"Hapus nggak fotonya, kalau nggak aku banting tuh HP," mintanya Randy dengan marah jangan sampai dia sebar.
"Nggak nyangka yah Randy kecantol juga ama cewek, biasanya kan dia nggak tertarik ama cewek" ejeknya Rio sambil ketawa terbahak-bahak.
"Itu nggak seperti di pikiran kalian," ucapnya Randy yang meyakinkan kalau itu tidak seperti di foto.
" Coba deh jelaskan sama kita siapa cewek itu? Kenapa bisa kamu boncengan sama dia?" tanyanya Rio karena penasaran karena Randy itu tidak pernah boncengan sama perempuan sebelumnya. " Jangan jangan itu gebetan baru kamu yah? Oh atau jangan jangan Randy terlambat gara-gara dia lagi," sambungnya dengan tebak asal asalan yang membuat Randy bingung mau jelasin yang mana dulu.
" Aduh kalian buat saya bingung," jawabnya Randy yang malas jelasin apalagi pertanyaan Rio sangat panjang kayak kereta.
"Makanya di jelaskan dong tuh yang ada foto supaya kami tidak salah paham, aku udah capek capek foto kalian berdua tadi." Ucapnya Kevin yang dari tadi penasaran siapa sosok yang ada di foto tadi.
"Hufft... tadi waktu berangkat ke kampus, aku liat cewek yang berhenti di tengah jalan, sepertinya sih mobilnya mogok. Lalu sua berhetiin aku, jadi aku berhenti dan minta nebang sampai si kampus. Awalnya sih aku ragu buat tolongin dia tapi aku juga kasian sama dia sendirian di tengah jalan, jadi aku tolongin," jelasnya Randy singkat agar sahabatnya itu tidak salah paham lgi.
"Oh gitu, memang kamu tau orangnya?" tanyanya kevin yang masih setia duduk di atas meja menunggu jawaban dari Randy.
"Tidak tau, kayaknya dia junior kita," jawabnya Randy.
"Cantik nggak? Kevin sih nggak ngajak ajak aku kalau mau ke toilet, aku kan mau lihat juga cwek yang di boncengi Randy seperti apa," ucapnya Rio dengan wajah kecewa karena melewatkan momen langka itu.
" Kalau aku sih cantik, tapi nggak tau kalau Kevin." Jawabnya sambil melihat foto yang masih ada di ponselnya, " Mana aku tau kalau mau ke toilet juga 'kan tadi aku ngajak tapi kamunya malas" sambunganya Kevin yang tidak mau disalahkan.
" Aku kan sudah jelasin tentang foto itu, udah bisa di hapus kan? tanyanya Randy yang meminta fotonya itu di hapus jangan sampai tersebar
"Nanti aku hapus, siapa tau itu jodoh kamu, kan tidak susah lagi nyarinya," Ejeknya Kevin dengan tersenyum meledek.
"Hapus nggak? kalau nggak aku lempar," ancamnya Randy sambil memegang tasnya yang siap siap di lempar ke arah Kevin.
"Hapus aja Vin, aku takut nih kalau Randy marah, kamu ingat 'kan dulu dia hampir sampai sampai dia banting kursi hampir lagi kena orang, " ucapnya Rio yang mengingatkan Kevin kalau Randy marah bisa gempa seketika ruangan.
"Hahaha, aku ingat waktu itu dulu. Iya deh aku hapus sekarang 'kan berabe kalau dia marah," ucapnya sambil memperlihatkan ponselnya ke arah Randy agar dia percaya.
Randy pun bernapas lega karena fotonya sudah di hapus, Randy takut kalau fotonya itu kesebar karena jangan sampai terlihat cewek cewek yang selalu mengejarnya membuly yang tidak tau apa apa.
Dulu fans fanatik Randy membully adik kelasnya karena dia berani dekatin Randy padahal cewek itu hanya bertanya jalan ke ruang rektor, sampai sampai cewek itu pindah kampus. Jadi, sampai sekarang tidak ada yang berani deketin Randy gara-gara fans fanatik Randy.
