Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Jasmine sangat menyadari betul bahwa saat ini Alexa sedang memandangi seseorang. Wanita itu pun refleks melihat ke arah seseorang yang sedang di pandang oleh Alexa.
Deg!
Jasmine seketika terpaku ketika dia melihat ada sosok seorang pria yang tiba-tiba mengingatkannya pada Adnan, membuat matanya nampak berkaca-kaca dan hatinya seakan bergetar.
Bahkan Jasmine tak berkedip sedikitpun, memandangi Boy dari jarak yang cukup jauh.
"Itu kan Boy? Untuk apa dia datang kesini?" gumam Alexa sambil memandangi Boy.
Boy? Jadi nama pria itu Boy? Itulah yang ada di dalam pikiran Jasmine saat ini.
"Jasmine, mari kita pulang!"
Perkataan itu membuyarkan lamunan Jasmine. Dia segera menoleh ke arah Tuan Alam yang sedang berjalan mendekatinya dan Alexa.
Alexa yang sangat penasaran sekali mengapa Boy tiba-tiba datang ke rumah sakit, dia segera mengalihkan pandangannya, menyapa Tuan Alam.
"Selamat siang, opa." Alexa segera menyapa Tuan Alam.
"Siang juga, Alexa. Saya dengar rencana pernikahan kamu dengan Erick akan digelar pada minggu ini. Lebih cepat memang lebih baik. Walaupun..." Tuan Alam tidak meneruskan perkataannya, walaupun sebenarnya dia sangat berharap Alexa akan menikah dengan cucu kandungnya yang sampai kini tidak diketahui dimana keberadaannya.
Alexa nampak tercengang mendengar perkataan Tuan Alam. Dia sama sekali tidak tahu bahwa rencana pernikahan dia dan Erick akan dipercepat.
Jasmine tidak fokus dengan pembicaraan mereka berdua. Pandangannya terus mencari sosok pria yang mirip sekali dengan Adnan. Tapi sayangnya pria itu tiba-tiba menghilang dari pandangannya.
"Kemana dia?" gumam hati Jasmine, dia hanya ingin memastikan apakah pria itu benar-benar mirip suami pertamanya atau hanya perasaannya saja.
...****************...
Rupanya Boy telah kembali ke basement, karena ada file-file penting yang harus dia kirim kepada Maxime.
Saat ini Boy sedang berkutat dengan laptopnya di dalam mobil sambil berteleponan dengan Maxime. "Saya sudah mengirim semua file yang anda pinta, Tuan."
"Oke, makasih, Boy. Sekarang kamu lagi dimana?" Terdengar suara Maxime diseberang sana.
"Iya sama-sama, Tuan. Sekarang saya sedang berada di luar. Ada hal penting yang harus saya lakukan." jawab Boy dengan nada datar.
"Baiklah, kebetulan emmhh... saya juga ada hal penting yang harus emmhhh... saya lakukan."
Boy nampak mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti mengapa Maxime berbicara kepadanya dengan nafas tersengal-sengal. Seakan-akan pria itu habis lari maraton.
"Tuan baik-baik saja, kan? Apa Tuan sedang mengalami sesak nafas?" tanya Boy dengan nada khawatir.
Maxime tidak langsung menjawab, gerakan Rachel diatas pinggulnya sangat terasa nikmat. Siang ini Rachel datang ke kantor untuk mengantarkan makanan untuk sang suami. Tapi malah dirinya yang dimakan oleh Maxime. Sepasang suami istri itu memang lagi hot-hotnya. Mereka sedang bercinta di sofa yang ada di ruangan Maxime.
"Aku baik-baiknya saja kok. Kalau begitu udah dulu ya, Boy. Emmhh... Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku."
Klik!
Maxime segera mematikan telepon. Karena dia harus menuntaskan keinginannya untuk menjenguk calon bayinya pada siang hari ini. Tapi terpaksa dia harus menelpon Boy sebentar, ketika dia teringat dengan file-file penting hasil meeting tadi pagi.
Saat ini Boy terlihat sedang kebingungan. Mengapa suara Maxime terdengar seakan tuannya itu sedang mengalami sesak nafas, walaupun Maxime bilang dia baik-baik saja.
Boy pun segera menghubungi salah satu anak buahnya yang sedang berjaga di kantor utama Keano Group. Karena selain menjadi asisten, Boy pun adalah pemimpin tim keamanan di keluarga Keano.
"Hallo, Ketua." Terdengar suara anak buahnya Boy setelah mengangkat panggilan telepon dari pria itu.
"Saya sedang berada di luar. Tolong kamu pastikan Tuan Maxime baik-baik saja! Sepertinya dia mengalami sesak nafas. Kalau seandainya dugaan saya benar, segera panggil ambulan!" Sebagai seorang asisten yang selalu sigap dan cekatan, Boy benar-benar harus memperhatikan kesehatan tuannya.
"Baik, Ketua."
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁