Alifia Xavier Calon Ratu kerajaan Althof mati bunuh diri, setelah di culik dan di lecehkan.
Aulia Xavier seorang perempuan tangguh yang menjabat sebagai panglima perang, harus rela melepaskan pakaian kebesaran nya, dan menggantikan adik kembar nya untuk menikah dengan Raja Althof.
"Kalian membunuh adik saya karena tahta, maka akan saya rebut tahta itu, dan memusnahkan kalian semua!" batin Aulia dengan dendam yang membara.
"Menjadi Ratu tanpa Raja, tidaklah buruk," ucap Aulia tersenyum miring.
Bagaimana cara Aulia yang merupakan panglima perang, membalaskan dendam atas kematian adik kembar nya.
Apakah Aulia akan berhasil? Atau bernasib sama seperti adik kembar nya?
___________________________
"Aku akan memusnahkan mereka semua untuk mu, bahkan aku mampu membuat para pemimpin dan Raja berlutut padamu. Menikah lah dengan ku," ucap Pangeran Brian Gaver Wallace.
"Saya tidak tertarik," ucap Ratu Aulia dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDATANGAN RATU AULIA
Apa Yang Mulia Raja akan menghukum Yang Mulia Ratu?" Gumam Gwen mengigit bibir bawah nya.
Gwen semakin merasa bersalah, karena tadi malam tidak bisa mencegah kepergian Ratu Aulia.
"Hah.... Semoga saja Yang Mulia Raja tidak sampai menyakiti Yang Mulia Ratu," ucap Gwen menghela nafas nya panjang.
Kau berpikir terlalu jauh Gwen, siapa yang berani menyentuh mantan panglima itu🥱
Gwen mengalihkan pandangan nya, melihat ke arah ranjang, di mana di sana orang yang sedang diri khawatir kan, yang masih tertidur pulas, belum ada tanda-tanda untuk bangun.
Dengan langkah lebar nya Gwe menghampiri Ratu Aulia, dan membangun kan nya.
Puk
Puk
"Yang Mulia Ratu, mari bangunan, hari sudah pagi," ucap Gwen menepuk pelan lengan Ratu Aulia.
Ratu Aulia yang merasa terganggu dalam tidur nya, mulai membuka matanya perlahan, lalu berkedip-kedip menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya.
Hoam
Ratu Aulia bangun dan menguap, mengucek mata nya, terlihat sangat lucu dan imut, bibir mungilnya mengerucut lucu dengan rambut acak-acakan seperti singa, tapi bukan nya terlihat jelek tapi justru terlihat sangat menggemaskan.
Melihat wajah bantal Ratu Aulia saat bangun tidur, tidak akan ada yang percaya bahwa di balik wajah imut nya itu tersimpan iblis yang sedang bersembunyi.
"Gwen," ucap Ratu Aulia dengan suara serak nya.
"Yang Mulia, saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda membersihkan diri," ucap Gwen sopan.
"Hem"
Dengan setengah hati, Ratu Aulia beranjak dari kasurnya, menuju kamar mandi, yang ada di dalam kamar nya.
Melihat Ratu Aulia sudah masuk ke dalam kamar mandi, Gwen memilih untuk merapikan tempat tidur Ratu Aulia yang acak-acakan.
Untuk urusan mandi Gwen tidak perlu membantu Ratu Aulia, karena memang Ratu Aulia melarang nya.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Ratu Aulia keluar dari dalam kamar mandi nya menggunakan jubah mandi tipis berwarna putih, tangan nya menggosok-gosok rambut nya dengan handuk kecil.
Ratu Aulia melihat Gwen yang baru saja selesai merapikan kamar nya, berdiri di dekat ranjang.
"Mari saya bantu Yang Mulia," ucap Gwen berjalan mendekati Ratu Aulia yang tengah berdiri didepan lemari pakaian.
"Gwen, tolong ambilkan aku gaun itu!" ucap Ratu Aulia sambil menunjuk sebuah gaun.
"Baik Yang Mulia," jawab Gwen mengangguk mengerti.
Gwen langsung mengambil gaun yang di inginkan oleh junjungan nya, gaun berwarna abu-abu yang tidak terlalu mengembang.
"Saya akan membantu Anda Yang Mulia," ucap Gwen.
"Hem"
Ratu Aulia mengangguk kan kepala nya, karena memang diri nya butuh bantuan untuk mengenakan gaun panjang itu.
Mulai saat ini Ratu Aulia harus terbiasa menggunakan gaun panjang, karena tidak mungkin seorang Ratu berpakaian mengunakan celana layaknya laki-laki, seperti yang Ratu Aulia kenakan selama ini.
"Yang Mulia Anda sangat cocok dengan gaun ini, kulit putih Anda terlihat semakin bersinar," ucap Gwen berbinar.
Gaun abu-abu pilihan Ratu Aulia tadi itu sangat pas di pakai oleh tubuh ramping Ratu Aulia yang berkulit putih bersih tanpa noda, walupun Ratu Aulia adalah mantan panglima perang, tapi kulit nya sangat mulus tanpa sedikit pun bekas luka.
Pangeran Brian dimana kau! Tidak kah kau ingin menjemput calon istri mu🤭
"Gwen kamu terlalu berlebihan," jawab Ratu Aulia menggeleng kan kepala nya.
Penampilan Ratu Aulia terlihat elegan dan anggun secara bersamaan, padahal saat ini wajah Ratu Aulia belum di rias, dan rambut nya juga belum di rapikan, tapi kecantikan nya sudah menguar.
"Yang Mulia saya akan mendandani Anda, supaya penampilan Anda semakin sempurna," ucap Gwen semangat.
"Apa itu perlu, seperti nya cukup tata rapi saja rambut ku Gwen," ucap Ratu Aulia.
"Tidak Yang Mulia, Anda harus tampil cantik karena saat ini Yang Mulia Raja sedang menunggu Anda, tunjukan pada semua orang bahwa Anda adalah Ratu Althof, perempuan nomor satu di kerajaan Althof dan juga perempuan paling bersinar di antara semua perempuan," ucap Gwen menggebu-gebu.
Ratu Aulia mengernyitkan alisnya, mendengar apa yang baru saja pelayan pribadi nya ini katakan.
"Untuk apa pria brengsek itu menunggu ku?" tanya Ratu Aulia datar.
"I-itu sepertinya Yang Mulia Raja mengetahui bahwa tadi malam Anda keluar dari istana tanpa izin," jawab Gwen menunduk kan kepala nya.
Mendengar jawaban pelayan pribadi nya, Ratu Aulia menaikkan sebelah alisnya
"Baiklah aku akan menemui nya," ucap Ratu Aulia santai.
"Gwen jangan terlalu tebal," ucap Ratu Aulia.
"Baik Yang Mulia Ratu," jawab Gwen.
Dengan cekatan Gwen mulai merias wajah Ratu Aulia, wajah cantiknya semakin bertambah cantik, dan bersinar, padahal Gwen hanya sedikit.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Gwen selesai dengan pekerjaan nya, dan Gwen kembali meletakkan alat make up di atas meja.
"Sudah selesai Yang Mulia, Anda sangat cantik, saya sampai terpesona," ucap Gwen memuji kecantikan Ratu Aulia.
"Kau selalu berlebihan Gwen, setiap selesai merias wajahku, kamu selalu memuji, Aku sampai bosan," ucap Ratu Aulia memutar bola matanya malas.
Gwen tertawa kecil menanggapi perkataan Ratu Aulia.
"Aku akan pergi sekarang," ucap Ratu Aulia beranjak dari tempat duduk nya.
"Baik Yang Mulia," Jawab Gwen sopan.
Ratu Aulia dan Gwen berjalan keluar dari dalam kamar nya, berjalan menelusuri lorong-lorong istana, menuju ruang pertemuan.
"Salam Yang Mulia Ratu Althof!"
Ucap para pelayan yang berlalu lalang di lorong-lorong istana.
"Hem"
Jawab Ratu Aulia mengangguk kan kepala nya singkat.
Di dalam ruangan pertemuan saat ini sudah berkumpul seluruh jajaran petinggi istana, ada juga Selir utama yang sedang duduk di samping Raja Althof, kursi yang seharusnya di duduki oleh Ratu Althof.
Sebenarnya ada beberapa petinggi istana ada yang kurang setuju dengan apa yang di lakukan oleh Selir utama, karena bangku itu adalah milik Ratu Althof, dan tidak sembarangan orang bisa menduduki nya, apa lagi hanya seorang selir.
Dulu pernah menjadi perdebatan, karena Selir utama menduduki kursi seorang Ratu, tapi Raja Althof dengan santai memberikan izin pada Selir utama, membuat mereka tidak bisa melakukan apa-apa, dan akhirnya sampai hari ini, Selir utama selalu duduk di kursi milik Ratu Althof.
Mungkin hari ini adalah hari terakhir nya, untuk menduduki kursi milik Ratu Althof, karena Ratu Aulia pasti tidak akan membiarkan kursi milik nya di duduki oleh wanita iblis itu.
"Yang Mulia kenapa Yang Mulia Ratu sangat lama, mereka terlalu lama menunggu," ucap Selir utama melihat ke arah para petinggi istana.
"Apa sebaik nya masalah ini tidak perlu di perpanjang lagi..." ucap Selir utama menunduk kan kepala nya.
"Apa yang kamu bic-"
"YANG MULIA RATU AULIA XAVIER ALTHOF MEMASUKI RUANGAN!!!"