Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.
Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.
Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.
Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalas Tindakan
Keluarga Bibi Shen memandang mereka khususnya Shen Wei dan berfikir, apakah ia akan tetap mengikuti Shen Wei kedepannya, atau membuangnya karena sudah tak berguna lagi. Mu Kang, sepupu Shen Wei, akhirnya mendekat.
"Sepupu, kau tidak apa-apa?" tanyanya dengan penasaran, sembari meraih lengan Shen Wei dengan kasar dan kuat.
Shen Wei mengerang kesakitan. Rasa nyeri di lengannya yang terluka membuat tubuhnya bergetar.
Melihat hal itu, Yu Yuning yang masih memangku Shen Wei, segera meraih pergelangan tangan Mu Kang dengan cengkeraman yang kuat dan melemparkan tangannya ke samping.
Dengan satu gerakan ringan, Yu Yuning mengarahkan salah satu telapak tangannya yang bebas dengan kuat ke dada Mu Kang, mendorongnya mundur hingga terpental.
Mu Kang tersentak, wajahnya berubah merah karena malu dan marah. "Kau berani menyentuhku?!" teriaknya.
"Aku hanya membalas tindakanmu," jawab Yu Yuning dingin. "Jangan lupa, dia adalah suamiku."
"Berani sekali kau menyakiti anakku!" teriak Bibi Shen, melangkah maju dengan penuh amarah. "Kau wanita tidak tahu diuntung! Kau pikir siapa dirimu?"
Yu Yuning memandang Bibi Shen dengan tajam. "Aku adalah menantu keluarga Shen. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti suamiku, termasuk kalian."
Kata-kata Yu Yuning membuat Bibi Shen semakin marah. "Kau benar-benar wanita yang membawa sial!" serunya, menunjuk Yu Yuning dengan jari gemetar. "Sejak kau masuk ke dalam keluarga ini, hanya kehancuran yang kau bawa!"
Sebelum Yu Yuning sempat menjawab, Ibu Shen akhirnya bersuara. "Cukup!" suaranya tegas. "Apakah kalian lupa siapa Shen Wei? Dia adalah darah daging keluarga ini, seorang jenderal yang telah mempertaruhkan hidupnya untuk melindungi negeri ini! Dan selama ini kalian memakai fasilitas dan diberi tempat tinggal oleh Shen Wei. Kalian semua harimau berekor licin."
Namun, Mu Ho, suami Bibi Shen, malah mencemooh. "Hah! Jika Shen Wei memang mencari kematian, kenapa dia harus menyeret kita semua ke dalamnya? Dia itu sudah tidak berguna lagi!"
Kata-kata Mu Ho yang kasar membuat Yu Yuning memicingkan matanya. Ia tetap diam, namun di balik keheningannya, ia perlahan menciptakan jarum es kecil di telapak tangannya tanpa diketahui orang lain. Dengan gerakan cepat dan tepat, jarum itu melesat dan menancap di lengan serta paha Mu Ho.
"Arghh!" teriak Mu Ho mendadak sambil memegang lengan dan pahanya. Ia terhuyung ke belakang, wajahnya berubah pucat karena rasa sakit.
"Aku... aku tidak tahu!" jawab Mu Ho dengan suara tertahan, tangannya menggenggam erat lengan dan pahanya. "Rasanya seperti... ditusuk sesuatu!"
Mu Kang juga mendekat, matanya memandang Mu Ho dengan bingung. "Ayah, apa kau terkena sesuatu? Tapi di sini tidak ada senjata!"
Ibu Shen, yang sejak tadi memperhatikan, akhirnya berseru dengan nada tegas. "Apa yang terjadi padanya? Mu Ho, berhenti membuat keributan!"
Namun, darah mulai terlihat mengalir dari balik pakaian Mu Ho, membasahi kain di lengan dan pahanya. Melihat itu, Bibi Shen semakin panik. "Darah! Dia berdarah! Seseorang pasti menyerangnya!"
Yu Yuning berdiri dengan tenang, matanya menatap dingin ke arah keluarga Bibi Shen. "Apakah kalian lupa di mana kita berada? Penjara ini tidak punya senjata, dan tidak ada yang bisa menyerang kecuali Seseorang menggunakan kekuatan yang tersembunyi. Atau seseorang yang di dekatnya melakukan nya."
Mu Kang mendelik ke arah Yu Yuning. "Apa yang kau bicarakan, kita tak ada yang menyerang ayah? Mungkinkah itu kau? Kau pikir kau bisa menyakiti ayahku tanpa diketahui siapa pun?"
Yu Yuning membalas tatapannya dengan tajam. "Jika aku ingin menyakiti seseorang, aku tidak akan sembunyi-sembunyi. Tapi aku akan menyakiti dengan terang-terangan. Ingnat itu."
Bibi Shen, yang tidak terima, mendekati Yu Yuning dengan penuh emosi. "Kau wanita licik! Jangan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Kau pasti pelakunya! Sejak kau menikah dengan Shen Wei, keluarga kami selalu sial!"
Yu Yuning mengangkat alis, bibirnya melengkung dalam senyuman kecil namun tajam. "Bibi Shen, berhenti mencari kambing hitam. Jika keluarga kalian sial, itu karena karma. Bukankah kalian yang selalu berusaha menginjak orang lain, bahkan sepupu kalian sendiri?"
"Berani sekali kau bicara seperti itu!" Bibi Shen berteriak, menunjuk Yu Yuning dengan penuh kemarahan. "Kau pikir kau siapa di keluarga ini?! Hanya seorang istri yang bahkan tidak diinginkan!"
Yu Yuning mendekat selangkah, menatap lurus ke mata Bibi Shen. "Memang benar aku hanya istri, tapi aku adalah istri Shen Wei, menantu keluarga Shen yang sah. Tidak seperti kalian yang hanya tahu cara menjilat dan menghancurkan keluarga dari dalam."
Ibu Shen akhirnya angkat bicara, suaranya tegas dan penuh otoritas. "Cukup! Kalian semua sudah melupakan situasi kita? Kita di sini untuk mendukung Shen Wei, bukan untuk membuat keributan seperti ini!"
Bibi Shen, meski masih kesal, tidak berani melawan langsung Ibu Shen. Ia mundur dengan wajah penuh amarah. "Huh, tunggu saja. Wanita ini pasti akan membawa kehancuran lebih besar lagi."
Di sisi lain, Shen Wei yang sejak tadi diam ingin membuka suara, tapi dihentikan oleh Yu Yuning "Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti ini. Aku yang akan mengurus mereka."
Shen Wei hanya menatapnya, matanya penuh rasa syukur bercampur bingung. Sementara itu, Mu Ho tetap terduduk di lantai, mengerang pelan dengan darah yang masih mengalir dari luka tak terlihat.
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
semangat ya
x bosan.
Terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
makasih update nya 🙏🙏