NovelToon NovelToon
Bianca Adlova

Bianca Adlova

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alkeysaizz 1234

Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salting.

Jojo berjalan dengan tergesa-gesa hingga tak menyadari jika dirinya telah melewati ruang dokter. Otaknya mendadak bekerja lambat bahkan kini giginya tengah mengigit bibir bawahnya. Hatinya terus bergejolak,bahkan lembutnya bibir Bianca yang hangat dan kenyal masih begitu terasa.

"Jojo? kamu kenapa?" Pak Bimo menepuk pundak Jojo pelan membuat Jojo terkejut.

"Hah?"

"Kamu kenapa? lagi ngapain disini? Bianca sekarang bagaimana? lalu di temani siapa di dalam?"

Jojo meraup wajahnya dengan kedua tangan,mengusapnya pelan lalu tersenyum kikuk.

" Bianca sudah siuman pak, sekarang saya mau pergi ke ruang dokter untuk ngasih tau." Pak Bimo mengerutkan keningnya,menatap Jojo heran.

"Serius kamu?" Jojo mengangguk cepat.

"Tapi ruang dokter sudah kamu lewati ,bahkan kini Remon terlihat sedang berjalan bersamanya." Jojo langsung berbalik dan benar saja,kini Remon tengah berjalan dengan dokter itu menuju ruangan Bianca. Jojo kemudian memijit pelipisnya pelan,sambil menyipitkan matanya ke arah pak Bimo.

"Apa kamu sakit,Jo?" Pak Bimo perlahan memeriksa kening Jojo dan kembali menatapnya.

"Dahi kamu normal ko' tapi kenapa detak jantung kamu begitu terdengar keras saat berdetak?"

"Sa-saya mau cari air minum dulu pak! mungkin saya dehidrasi." Jawab Jojo sambil berlalu pergi dengan wajah tegangnya.

"Ada apa dengan anak itu? bukankah di ruangan nak Bianca juga sudah tersedia air minum?" Ia pun lalu melangkah pergi sambil menggelengkan kepalanya pelan menuju ruang rawat Bianca.

Dokter tersenyum melihat keadaan Bianca yang terlihat membaik. Hanya perlu istirahat yang banyak dan juga menjaga luka di bahu dan lehernya agar segera pulih.

"Jaga kesehatan kamu,jangan sampai kamu masuk ke rumah sakit untuk kedua kalinya." Bianca tersenyum lembut lalu mengangguk.

"Terima kasih dok." ujarnya yang hanya di angguki sang dokter lalu pergi dari ruangan tersebut.

"Nona muda.." lirih Rubi yang nampak sedih saat menatapnya.

"Maaf..udah bikin Rubi khawatir." Dengan cepat Rubi memeluk Bianca erat. Air matanya perlahan terjatuh bahkan menangis tersedu saat ini. Bianca hanya dapat mengelus punggung Rubi lembut membiarkannya agar lebih tenang,lalu ia pun melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Nona mudanya lagi.

"Saya sangat begitu takut ketika nona tak kunjung pulang semalam. Bahkan tadi pagi Tuan menanyakan keadaan Nona pada saya."

"Terus,apa papah sama mamah tau kalau aku lagi di rumah sakit?" tanyanya serius.

Rubi menggelengkan kepalanya pelan lalu menatap kembali ke arah Nona mudanya.

"Mereka tidak tau apapun saat in,tapi saya begitu takut jika Tuan dan Nyonya sampai tau,bahkan beliau sempat berpesan kepada saya untuk menjaga Nona di saat mereka sedang tidak ada."

Bianca terdiam lalu menatap sekilas ke arah pak Bimo dan Remon yang menatapnya lain.

Bianca mulai salah tingkah dengan tatapan keduanya yang mengintimidasi,meminta jawaban akan semua isi pikiran mereka.

"Saya mohon,Nona jangan sampai berulah lagi di belakang Tuan. Saya benar-benar takut terjadi apa-apa sama Nona." gumam Rubi kembali yang langsung di angguki oleh Bianca.

"Tunggu cupu? Apa maksud semua ini? tolong bisa jelasin ke gue,siapa dia? lalu diri elo sendiri yang...." Remon menjeda ucapannya lalu menghembuskan nafasnya pelan, mempersiapkan diri untuk kata-kata yang akan ia ucapkan selanjutnya. "You are is a beautiful girl..! Who is very..very..perfect...!!" Lanjutnya merasa tak percaya.

"Sorry Re...nanti gue akan cerita. Tapi ngomong-ngomong kalian tau darimana kalau aku di rumah sakit? siapa yang ngasih tau kalian? terus kamu Rubi?"

Semuanya saling menatap merasa ada yang aneh di sini.

"Gue dapet wa dari nomor yang gak gue kenal." jawab Remon." Jadi gue langsung aja hubungi Jojo dan pak Bimo untuk datang kemari secepatnya." sambungnya.

"Lalu kamu Rubi?"

"Saya juga dapat telpon rumah yang mengatakan jika nona kini sedang berada di rumah sakit,saya panik dan tak bertanya lebih jauh lagi sama orang tersebut, maaf..."

Bianca menghela nafasnya pelan lalu menatap ke arah pintu yang menampakkan wajah Jojo disana.

"Apa?!"

"Apa elo yang ngasih tau Rubi kalau gue di rumah sakit?" namun jawaban Jojo sama dengan yang lain, menggelengkan kepala membuat Bianca merasa gelisah.

"Kalau bukan Jojo lalu siapa? " bisik batinnya.

*****

Frederick tersenyum sesaat ketika berada di dalam mobil sambil menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Dia menuju tempat tadi ia membawa Bianca pergi. Aluna dan lainnya langsung menatap kedatangan, tanpa ada satu patah katapun yang terucap dari mulut mereka.

"Fred..please jangan salahin Aluna! kita yang punya inisiatif sendiri disini!" Ujar Evan mencoba memberi pembelaan terhadap Aluna.

"Iya..gue cuman gak mau aja ada seseorang yang berani bersaing melawan Aluna! Elo tau sendiri kan,jika gak ada satu orang pun yang berani menentang Aluna. Dan baru pertama kali ini kita bertindak gegabah karena udah muak dengan tingkah si cupu!!" timpal Lyra sedikit menggeram.

Mimik wajah Frederick tidak berubah,masih sama dinginnya datar dan juga tak terbaca.

Ia lalu menatap ke arah Aluna dengan lekat, membuat gadis itu begitu gugup.

"Kalian pergilah!! gue pengen bicara empat mata dengan Aluna!!"

"Fred..."

"Keluar!!" bentaknya pada Dino dengan sorot mata yang begitu tajam bagai elang. Mereka pun pasrah dan saling melirik satu sama lain dan pergi dari sana.

Setelah mereka menjauh, Frederick mulai melangkah, mendekat ke arah Aluna. Tatapan mata mereka bertemu lalu saling melempar senyum.

"Good job my girl! gue suka semua cara yang elo buat!" lirih Frederick tersenyum licik.

Aluna langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Frederick,lalu mengecup bibirnya sekilas.

"Untuk Lo,,Apapun akan gue lakuin!" Tangan Frederick semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Aluna.

"Gue punya sesuatu buat Lo. Dan gue jamin,Lo bakalan suka.." bisiknya membinarkan kedua mata Aluna.

"Sungguh?" Satu anggukan kecil langsung merubah suasana hati gadis tersebut. Ia lalu kembali memungut bibir Frederick sekilas yang langsung pemuda itu tahan. Frederick memperdalam ciumannya,semakin panas dan liar. Kedua tangannya menyelusup masuk kedalam seragam yang Aluna pakai,lalu memijat lembut buah milik gadis itu lembut.

"Fred.. stop! gue gak tahan.." desah Aluna sambil melepaskan ciuman.

Frederick tersenyum dingin lalu menarik Aluna sehingga kini berada di pangkuannya.

"Gue akan bikin lo puas,Al.. meskipun tanpa penyatuan tubuh kita." desisnya kembali menyerang buah segar milik Aluna. Dia meremasnya begitu kuat bahkan sesekali memainkan puncaknya begitu nakal.

"Fred..eumh.." Aluna tak bisa diam, seluruh tubuhnya bereaksi sempurna saat mendapat serangan dari segala arah. Frederick hanya menyeringai menikmati setiap suara indah yang keluar dari mulut Aluna. Gadis itu perlahan menundukan kepalanya, dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Apa Lo merasa puas sayang?" Bisik Frederick tersenyum nakal. Aluna hanya mengangguk pelan menetralkan deru nafasnya yang masih memburu.

perlahan Frederick mengeluarkan tangannya dari dalam rok Aluna,begitu juga tangan yang satunya, yang kini bersarang di buah segarnya. Dia menatap cairan yang mengkilap di tangannya lalu menyesapnya satu persatu.

"Gue masih punya otak untuk melakukan hal yang lebih jauh lagi sama elo,Al. Gue gak mungkin tenggelam dalam hasrat yang akan bikin kita menyesal seumur hidup! Tapi gue akan puasin elo dengan cara gue sendiri! dan elo harus mengikuti semua rencana yang udah gue buat! apa elo ngerti?!"

Aluna tak sanggup lagi berkata, semua sentuhan yang Frederick lakukan padanya sungguh membuatnya hampir gila karena kecanduan. Bahkan dia mampu melakukan hal yang lebih dari itu,memberi kepuasaan tidak hanya dengan tangannya saja, tapi juga mulut liarnya yang kini berada di lembah basahnya.

*****

Malam pun tiba.

Bianca kini sedang berada di kamarnya setelah tadi sempat di antar oleh pak Bimo, Jojo dan Remon setelah keluar dari rumah sakit. Bianca tak betah jika harus tinggal lebih lama disana. Jadi dia memaksa untuk keluar hari itu juga tanpa bisa dokter menolak nya. Bianca pun tak bisa menyembunyikan lebih lama semua rahasianya kepada mereka bertiga. Hal itu membuat Pak Bimo dan Remon terperangah saat menatap sebuah mansion yang sangat mewah dan megah dari arah luar. Apalagi saat mereka masuk ke dalamnya,yang di penuhi dengan barang antik yang mahal, memanjakan kedua mata mereka yang nyaris tak berkedip. Namun berbeda dengan Jojo yang hanya tersenyum saat melihat ekspresi Remon yang seperti anak kecil saat masuk dan mengamati setiap ruangan. Hal itu membuat perasaan Bianca terganggu.

Ting..

Bianca langsung saja membuka pesan masuk yang tentunya dari Jojo.

"Jangan melamun! cepet tidur! dan cepet balik lagi ke sekolah!!" begitulah isi pesannya membuat bibir Bianca perlahan tersenyum.

"Iya cerewet! elo santai aja kali!gue gak selemah itu!" ketik Bianca pada pesan yang akan ia kirim.

Jojo tersenyum saat mendapat balasan dari Bianca dengan cepat. Dia menatap layar ponselnya terus tanpa melepas senyuman dari bibirnya.

Sang Ayah diam-diam menatap dari kejauhan lalu berjalan mendekat ke arah sang putra dan duduk di sampingnya.

Dia menatap kembali wajah Jojo yang terus menatap layar ponselnya yang gelap, dengan senyum yang mengembang seperti seseorang yang sudah tidak waras.

Perlahan punggung tangannya menyentuh kening Jojo lalu bergumam.

"Dia normal ko' gak sakit.."

"Ayah .." panggil Jojo sambil menoleh dengan raut wajah yang sedikit cemberut.

"Kenapa sama kamu Jo? dari tadi senyum terus saat lihat layar ponsel mu yang mati?"

"E-enggak kok! kapan?!" elaknya dan dengan cepat menetralkan raut wajahnya seperti semula.

"Barusan..!" jawab Vian cepat. " Pipi kamu bahkan terlihat merah, terus hidung kamu juga kembang kempis sambil senyum terus." Jojo spontan memegangi pipi dan hidungnya, dan hal itu semakin membuat sang Ayah ingin menggodanya.

"Kamu lagi jatuh cinta ya?" sambungnya dengan mata berbinar sambil tersenyum memainkan kedua alisnya naik turun.

Degh!

"Ayaaaaaahhhh!!"

1
Alkeysaizz 1234
maaf sedikit telat up
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗
Alkeysaizz 1234
masa sih kak? perasaan aku up date tiap hari. Apa seting waktunya yang salah ya?
Siska Amelia
yang rajin updatenya
Alkeysaizz 1234: Siap kak, makasih untuk support nya🥰🥰🤗
total 1 replies
Siska Amelia
ini kok belum update update ya
Elsa Tyongf
Tulisannya bagus. enak dibaca 🥰❤️
Elsa Tyongf: Sama-sama 🤗
Alkeysaizz 1234: makasih kaka udah mampir 🤗🥰
total 2 replies
✨Wyn한✨
Buku-buku sebelumnya sudah seru, tapi yang ini bikin aku ngerasa emosi banget.
Alkeysaizz 1234: makasih ka udah mampir 😁
total 1 replies
Lia_Vicuña
Kereeeen!
Alkeysaizz 1234: makasih kak udah mampir 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!