NovelToon NovelToon
Jadi Selir Didunia Kolosal

Jadi Selir Didunia Kolosal

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Time Travel
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilatin

Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.

Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.

Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Ji An sibuk memeriksa gulungan-gulungan kertas di perpustakaan istana, mencari petunjuk yang mungkin dapat membantu Raja Xiang Rong. Ia bergerak ke sana kemari, mengelilingi rak-rak buku yang tinggi menjulang. Pandangannya tertuju pada sebuah gulungan kertas kecil di rak paling atas. Bentuk dan warnanya yang berbeda menarik perhatian Ji An, namun letaknya terlalu tinggi untuk ia jangkau.

Ji An menghela napas, kemudian menyeret kursi kecil yang ada di dekatnya. Dengan hati-hati, ia memanjat kursi tersebut, berjinjit untuk mencoba meraih gulungan itu. Namun, saking asyiknya berusaha, Ji An tidak menyadari bahwa kursi itu mulai bergoyang, membuatnya kehilangan keseimbangan.

Tubuhnya hampir jatuh ketika tiba-tiba sepasang tangan kuat menangkap pinggangnya, menahannya tepat waktu. Ji An terkejut dan menoleh ke belakang, mendapati seorang pria memeluk pinggangnya untuk menyelamatkannya.

“Hati-hati, kau hampir jatuh,” ujar pria itu dengan suara lembut, nyaris seperti melodi.

Ji An menatap pria itu dengan saksama. Mata teduhnya, garis wajahnya yang halus, dan bibirnya yang sedikit melengkung membuat Ji An tertegun. Ia sempat kehilangan kata-kata, terpana oleh ketampanan pria di depannya.

“Aku akan membantumu turun,” kata pria itu lagi, membantu Ji An kembali berdiri dengan stabil.

Ji An menurut tanpa banyak bicara, tetapi pikirannya penuh pertanyaan. Siapa pria ini? Mengapa aku merasa pernah melihat wajahnya sebelumnya?

Pria itu menatapnya dengan senyum tipis. “Selir Ji An Yi, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanyanya lembut.

Namun, Ji An masih mematung, belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya.

“Selir Ji An Yi, apa kau mendengarku?” Pria itu melambaikan tangannya di depan wajah Ji An, membuatnya tersadar.

“Ka… kau siapa?” tanya Ji An gugup.

Pria itu tertawa kecil, suaranya hangat dan ramah. “Selir Ji An Yi, apa kau lupa padaku? Saat pernikahanmu, kau memberikan arak pernikahan padaku, ingat?”

Ji An mengerutkan alis, mencoba mengingat. “Maaf… aku tidak ingat…”

Sebelum pria itu bisa menjawab, seorang prajurit masuk ke ruangan, membungkuk hormat di hadapannya.

“Yang Mulia, masalah yang Anda perintahkan telah kami urus,” lapor prajurit itu.

Pria itu mengangguk tenang. “Baik, terima kasih. Aku ingin mencari beberapa buku di sini, kau boleh pergi.”

Ji An tercengang melihat betapa hormatnya prajurit itu pada pria ini. Ia mulai menyadari bahwa pria di depannya bukanlah orang biasa.

“Selir Ji An Yi, kau sungguh lupa? Aku Xiang Wei… kakaknya Rong ”

“Rong… ? Maksud Anda Raja Xiang Rong?” tanya Ji An dengan mata membesar.

Pria itu tersenyum sambil mengangguk pelan.

Mata Ji An melebar. Ia terkejut mengetahui pria hangat dan ramah ini adalah Putra Mahkota, Xiang Wei—kakak dari Raja Xiang Rong. Kesan Ji An langsung berbeda; Xiang Wei jauh lebih hangat dan lembut dibandingkan adiknya yang dingin dan penuh kebencian padanya.

Ia masih menatap Xiang Wei, tak percaya bahwa pria seperti ini benar-benar kakak dari Raja Xiang Rong yang selama ini hanya membuatnya merasa tertekan.

Xiang Wei tersenyum lembut, menyadari Ji An masih menatapnya dengan bingung. Ia sedikit mencondongkan tubuh, mencoba menangkap tatapan Ji An yang terpaku padanya.

“Selir Ji An Yi? Apa ada sesuatu di wajahku?” tanyanya sambil menyentuh pipinya dengan ekspresi menggoda.

Ji An tersentak, pipinya langsung memerah karena merasa ketahuan. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya, berpura-pura membersihkan debu di pakaiannya untuk menyembunyikan rasa malunya.

“Ti… tidak! Tidak ada apa-apa di wajah Anda, Yang Mulia Putra Mahkota,” jawab Ji An terbata-bata.

Xiang Wei terkekeh kecil, jelas menikmati reaksi gugup Ji An. “Oh, begitu? Aku sempat khawatir jika ada noda tinta atau sesuatu yang membuatmu tak bisa berhenti menatapku.”

Ji An semakin salah tingkah, tetapi berusaha menjaga wibawanya. Ia menunduk sedikit, lalu berkata, “Yang Mulia, terima kasih telah membantu saya tadi. Jika tidak, mungkin saya sudah terjatuh dan terluka.”

Xiang Wei mengangguk dengan senyum ramah. “Tidak perlu berterima kasih. Lagipula, aku tak ingin mendengar berita buruk bahwa seorang selir istana terluka di perpustakaan.”

Ji An merasa bingung harus berkata apa lagi. Xiang Wei begitu berbeda dari Xiang Rong—lebih ramah dan santai. Namun, hal itu justru membuat Ji An semakin waspada. Ia tidak boleh terlalu terlibat, mengingat tujuannya yang sebenarnya.

“Jika aku boleh bertanya,” Xiang Wei melanjutkan, “apa yang membuatmu begitu tertarik mencari buku di perpustakaan ini? Tidak banyak selir yang suka datang ke sini.”

Ji An menggigit bibirnya, mencoba mencari alasan. “Saya hanya ingin… membantu Yang Mulia Raja Xiang Rong. Mungkin ada sesuatu di perpustakaan ini yang bisa membantu urusan beliau.”

Mendengar nama adiknya disebut, senyuman Xiang Wei sedikit memudar, digantikan dengan pandangan penasaran. “Membantu Xiang Rong? Kau benar-benar wanita yang gigih, Selir Ji An Yi. Tapi apakah Rong memberimu izin untuk melakukannya?”

Ji An terdiam sejenak, tidak tahu harus menjawab apa. Namun, sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, Xiang Wei berbicara lagi dengan nada lebih serius.

“Bagaimanapun juga, berhati-hatilah, Ji An Yi. Jika kau membutuhkan bantuan, kau selalu bisa mencariku,” ujarnya, matanya menatap Ji An dengan intens.

Ji An merasakan detak jantungnya berdebar sedikit lebih cepat. Ada sesuatu dalam cara Xiang Wei menatapnya yang terasa berbeda—hangat, namun juga penuh arti.

Ia buru-buru membungkukkan badan untuk memberi hormat, merasa tidak nyaman dengan perhatian Xiang Wei.

"Hamba pamit undur diri yang mulia "

Xiang Wei hanya berdiri diam di tempatnya, menatap punggung Ji An yang perlahan menghilang di balik pintu perpustakaan. Suasana di ruangan itu kembali hening, tetapi pikirannya penuh dengan keributan. Ada luka lama yang mendadak terasa perih, seolah dibuka kembali.

Ia memegang dadanya, merasakan rasa sakit yang pernah ia rasakan saat mendengar kabar itu untuk pertama kalinya—kabar bahwa adiknya, Xiang Rong, akan menikahi Ji An Yi.

Padahal, sebelum peristiwa itu terjadi, Xiang Wei telah diam-diam mengamati Ji An Yi dari kejauhan. Ia terpesona oleh kecerdasan, keberanian, dan ketulusan yang terpancar dari dirinya. Xiang Wei bahkan sudah mempertimbangkan untuk mengajukan lamaran resmi kepada keluarga Dong Yi, berharap menjadikan Ji An sebagai Permaisurinya. Namun, takdir berkata lain.

Semua harapannya hancur ketika ia mendengar bahwa Xiang Rong tiba-tiba menikahi Ji An Yi. Kabar itu datang tanpa peringatan, membuatnya bingung sekaligus terluka. Ia tak tahu apa alasan di balik keputusan mendadak itu, tetapi sejak saat itu, ia memutuskan untuk menyingkir, memberikan ruang bagi adiknya dan Ji An Yi.

Namun, kini, setelah bertemu langsung dengan Ji An, luka itu kembali terasa. Ada sesuatu di matanya—sesuatu yang berbeda, seolah-olah Ji An juga menyimpan rahasia besar yang belum terungkap.

Xiang Wei menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya.

“Aku ingin melamarmu, Ji An Yi… tapi entah kenapa kau malah menjadi milik Rong,” gumamnya lirih, kata-katanya hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

Tatapan Xiang Wei menjadi lebih dalam. “Tapi kenapa kau terlihat begitu tidak bahagia? Dan kenapa Rong memperlakukanmu seolah-olah kau bukan siapa-siapa? Apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian?”

Ia mengepalkan tangannya. Jika ada kesempatan untuk mendekati Ji An lagi, ia tidak akan menyia-nyiakannya kali ini. Mungkin, takdir sedang memberikan kesempatan kedua—peluang untuk mengungkapkan perasaannya dan merebut hati Ji An yang dulu gagal ia miliki.

Sambil melangkah pergi dari perpustakaan, Xiang Wei memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang hubungan Ji An dan Xiang Rong. Dalam hati, ia tahu perjalanannya tidak akan mudah, tetapi ia merasa harus melakukannya. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Ji An, wanita yang masih diam-diam ia kagumi.

1
Hana Agustina
ku tinggalin jejak yaaa Thor
_arruaa
mant
Shion Fujino
Terus berinovasi ya author, semoga sukses dengan ceritanya!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Gak bisa berhenti baca
khun :3
Dari awal sampai akhir, cerita ini membuatku terkesima. Bagus banget thor 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!