Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Raut wajah Callista berubah sendu menatap wajah putra pertamanya.
"Ken...." lirih Callista dengan mata berkaca-kaca.
Kendrick tiba-tiba berlari menjauh dari sana. Hal itu membuat hati Callista terluka.
Callista menatap punggung putranya dengan air mata berlinang. Ia tidak bisa menahan air matanya agar tidak terjatuh. Hanya dalam waktu sepersekian detik, tangisan Callista akhirnya pecah.
Hiks
Hiks
Hiks
"Apa putraku membenciku?"
"Kamu kenapa?" tanya Morgan tiba-tiba sudah berdiri di belakang Callista. Callista terus menangis tanpa berniat menjawab pertanyaan Morgan.
Morgan tiba-tiba memeluk tubuh bergetar Callista dan membawanya kembali ke mobil.
Sepanjang perjalanan kembali ke hotel, Callista terus menangis hingga membuat Martis dan Morgan kebingungan.
#
#
#
Disisi lain
Kendrick berlari kencang menuju payung tempat ayah dan saudaranya berteduh.
"Dad! Ken melihat Mommy!" ujar Kendrick dengan wajah berkeringat.
Dahi Kalix berkerut mendengar penuturan putranya.
"Mungkin kamu salah lihat kali. Mommy kan sudah ada di surga." sahut Kalix tidak mau ambil pusing mendengar ucapan putranya.
"Kendrick tidak salah lihat, Dad! Wanita itu benar-benar Mommy. Dia juga menyebut nama Kendrick dengan tatapan sendu." kekeuh Kendrick dengan raut wajah menggebu-gebu.
Kalix memutuskan berdiri dan mengikuti langkah putranya dari belakang. Sesampainya disana mereka tidak menemukan siapa-siapa lagi.
"Tidak ada siapapun disini. Coba kamu lihat." Kalix memperhatikan sekitar mereka. Tak ada siapapun yang bersantai disana.
"Mungkin kamu salah lihat. Ayo kembali."
Alih-alih mengikuti langkah ayahnya kembali, Kendrick malah duduk di pinggir pantai sembari memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Memang benar, tak ada siapapun disana kecuali para turis atau pengunjung yang berlalu lalang di pinggir pantai.
Kendrick hanya menemukan sebuah kuas bekas yang habis dipakai melukis.
Dengan wajah sedih Kendrick menatap kuas bekas itu dengan mata berkaca-kaca.
"Kendrick tidak mungkin salah lihat. Kali ini Kendrick benar-benar bertemu dengan Mommy disini." lirih Kendrick meneteskan air mata.
"Ken--"
"Kalau Daddy tidak percaya, Daddy bisa meminta Uncle Aston memeriksa CCTV sekitar." sela Kendrick dengan penuh keyakinan.
"Nona Sakura bukanlah Mommy! Meskipun mereka memiliki wajah dan sifat yang hampir sama. Namun, keduanya tetap lah dua orang yang berbeda!" tambah Kendrick kembali ke payung tempat mereka berteduh dengan kepala menunduk.
Kalix menatap punggung putranya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ken! Coba lihat hasil lukisan ku. Bukankah hasilnya cukup memuaskan?" celetuk Lukas menghampiri saudaranya sembari membawa hasil lukisannya.
Kendrick berlalu begitu saja tanpa merespon pertanyaan saudaranya.
"Ken! Apa kamu baik-baik saja?" tanya Lukas menghampiri saudaranya.
"Pergilah Luk. Aku sedang tidak mood."lirih Kendrick berbaring di atas kursi lounger dan memejamkan kedua matanya.
Tak beberapa lama seorang waiters membawa makan siang untuk mereka. Disaat yang bersamaan Sakura datang dengan pakaian yang lebih casual.
Waiters menyajikan beberapa menu makanan dan minuman yang paling disukai turis atau pengunjung di atas meja.
"Ken, makanlah. Jangan sampai perut kamu sakit." ujar Kalix angkat bicara. Lukas berlari kearah mereka dan meminum jus jeruk yang diletakkan waiters di atas meja.
"Hah! Segarnya." celetuk Lukas tersenyum lebar.
Disaat bersamaan Kendrick memutuskan bangun dan makan dalam diam. Ia masih kesal dengan respon ayahnya beberapa menit yang lalu. Padahal apa yang Kendrick katakan adalah satu fakta yang tidak diketahui oleh Kalix ataupun Aston.
"Mengapa raut wajahmu seperti itu, Ken? Apa pertanyaan ku tadi membuat mu kesal?" tanya Lukas dengan wajah bingung menatap wajah cemberut saudaranya.
Kendrick tetap diam membisu. Ia menyantap makanannya dalam diam.
Kalix menghela napas berat menatap raut wajah kesal putranya. "Baiklah. Daddy akan meminta Aston memeriksa CCTV sekitar." ujar Kalix membuat Kendrick tertegun.
"Benarkah? Daddy tidak bercanda?" tanya Kendrick penuh harapan.
Kalix mengangguk sembari tersenyum tipis.