Perjalanan hidup keluarga Pak Diharjo yang sehari harinya sebagai penyadap karet.
Keluarga pak diharjo adalah keluarga sederhana bahkan terkesan sangat sederhana, namun begitu cukup bahagia sebab anak anaknya rukun dan saling sayang.
Pak diharjo memiliki enam orang anak, satu laki laki lima perempuan.
Bu kinasih adalah istri Pak diharjo memiliki watak yang sabar dan penyayang walau pun sedikit cerewet.
Sabar terhadap suami, penyayang terhadap suami dan anak anaknya namun cerewet hanya kepada anak anaknya saja.
Adira adalah anak sulung Pak Diharjo dan Bu Kinasih memiliki watak yang keras pemberani tegas galak namun penyayang juga.
Dimas anak kedua Pak harjo dan Bu asih juga wataknya juga keras kepala pemberani namun sedikit kalem tidak ugal ugalan seperti anak anak remaja seusianya.
Dimas adik yang cukup perhatian pada kakaknya, suka dukanya sejak kecil slalu ia lalui berdua dengan sang kakak.
Namun kebahagiaan keluarga itu berubah sejak dimas memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syahn@87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
Tenang, mungkin itu jawaban dari Tuhan atas semua doa doamu asih, kamu jangan takut, bapak yakin itu bukan sesuatu yang buruk untukmu., nasihat kek sarip.
Waktu pun berlalu, setelah perbincangan ringan di ruang tamu itu sampai magrib tiba, bu asih tak membuang waktu lagi, ia langsung melaksanakan sholat magrib dikamarnya.
Setelah selesai sholat seperti biasa ia membaca Al Qur'an beberapa lembar lalu setelah selesai ia membaringkan tubuhnya lagi demi untuk menenangkan diri agar tak terus berfikiran yang macam macam.
Sambil berdzikir bu asih memejamkan matanya bermaksud menyelami semua rentetan kejadian yang akhir akhir ini ia hadapi, namun tiba tiba....
Mata bu asih kembali terbelalak kaget, nafasnya serasa mendadak terhenti dan fokusnya langsung tertuju ke langit, bagaimana tidak.
Bu asih baru sadar jika seolah kamarnya itu tak beratap, atap yang ada dikamarnya seolah olah lenyap seketika dan bu asih melihat cahaya bulan seperti purnama namun cahaya itu tidak menyebar layaknya purnama biasanya yang akan menerangi seluruh bumi yang ada dibawahnya.
Namun cahaya itu terlihat menyatu dan hanya fokus menyoroti perut bu asih saja, cahaya itu berhenti tepat di tengah perut bu asih sampai sampai bu asih merasa silau tak bisa melihat jelas kondisi perutnya karna tertutup oleh cahaya itu, kembali bu asih hanya bisa diam saja, ia tak bisa bergerak apa lagi berteriak, ia sendirian dikamar itu karna pak harjo sedang pergi memenuhi undangan dari abang sepupunya.
Namun begitu bu asih terus berdzikir didalam hatinya meminta perlindungan pada Tuhannya walau pun mulutnya tak bisa bersuara bahkan tak bisa walau hanya sekedar komat kamit saja.
Setelah 30menit dalam keadaan seperti itu, cahaya itu kembali memudar sampai 10menit berlalu baru cahaya itu benar benar hilang.
Dan atap kamarnya pun kembali normal tidak bolong lagi blak blakan seperti tadi.
Berbeda dengan tadi pagi, kalo tadi pagi fokus bu asih hanya ke perut saja tak melihat keatas langit saking terkejutnya, dan mungkin karna pagi jelang siang juga makanya bu asih tak begitu ingat untuk mencari dari mana asal cahaya itu datang, tapi malamnya bu asih juga tak sengaja melihat langsung ke langit saat tiba tiba cahaya itu datang.
Setelah keadaan bu asih sadar sepenuhnya dan kondisi nya kembali normal bu asih langsung keluar menemui kedua mertuanya yang sedang duduk duduk ngobrol di ruang tamu didepan kamarnya, dengan raut wajah yang menahan kecemasan bu asih pun kembali menceritakan apa yang baru saja di alaminya dikamar.
Kek sarip dan nek titin heran, kamar bu asih itu hanya tertutup tirai kain yang tak tebal tak juga tipis, masa iya cahaya segitu silau nya tak bisa menembus kain itu sehingga kek sarip dan nek titin bisa melihatnya jika cahaya itu datang lagi.
Padahal tujuan kedua mertua bu asih duduk duduk didepan kamar bu asih itu adalah karna untuk menjaga bu asih.
Bahkan kalo pun tersingkap sedikit saja kain gordennya itu maka keadaan didalam kamar bu asih itu bisa dilihat dengan jelas oleh semua orang yang ada di ruang tamu itu, kek sarip pun tak habis pikir bisa bisanya ia kecolongan padahal nyata jelas didepan matanya karna kek sarip duduk sengaja menghadap kamar sebab niatnya untuk berjaga jaga.
Sudah ya sih sudah, kalo bapak dengar dari semua ceritamu bapak yakin ini bukan sesuatu yang buruk, sepertinya ini memang kebaikan yang datang langsung dari Tuhan karna keikhlasanmu dalam beribadah slama ini, ditambah lagi kamu kan memang orang yang baik, jangan takut ya, bapak percaya yang datang ini pasti sesuatu yang baik, karna bapak tidak ada merasakan adanya hawa keburukan., nasihat kek sarip, dan setelah itu kek sarip segera membuatkan air doa untuk bu asih. lalu...
Bu minuman air ini, setelah itu bawa asih kekamarnya dan temani dia sampai suaminya pulang., titah nek sarip.
Nek titin pun langsung menuruti perintah suaminya ia langsung meminumkan air doa dari kek sarip dan setelahnya langsung membawa bu asih kembali kekamarnya untuk beristirahat.
Jul sana jemput abangmu, suruh abangmu pulang sekarang., titah kek sarip pada anak gadisnya.
Julia tak menyahut ia langsung berdiri dan segera pergi mencari abangnya, tak lama...
Ada apa pak?, pak harjo begitu sampai.
Joo besok sebaiknya bawa istrimu pulang, dan kamu ceritakan semua ini sama mertuamu., pinta kek sarip.
Memangnya ada apa pak?, tanya pak harjo bingung.
Lantas kek sarip pun menceritakan semua yang dialami menantunya tadi, pak harjo yang mendengar itu sontak melongo, ia tak menyangka istrinya akan mengalami itu lagi.
Sampai sampai ia bingung kenapa istrinya bisa mengalami itu semua.
Ya sudah pak, besok pagi saya akan bawa asih pulang, nanti bapak lanjut aja nyadapnya, itu getah getahnya sudah hampir pada penuh besok bisa bapak geser baru ditambah., jawab pak harjo, kini ia faham kenapa ayah tirinya menyuruhnya segera membawa istrinya pulang, ayah dan ibunya itu takut asih kenapa napa sebab kejadian itu tak datang hanya sekali, sedangkan biasanya pun kalo bu asih datang menginap nek titin dan kek sarip tak mengizinkan pak harjo membawa nya pulang cepat.
Pak harjo pun tak keluar lagi, ia langsung menemani istrinya tidur setelah selesai sholat isya, hingga keesokan paginya.....
Huuweeekkkk!!!
Huuweeeekkkk!!!!
Tiba tiba saja bu asih muntah muntah pagi pagi buta, ia muntah muntah sampai badannya lemas.
Badan bu asih tiba tiba hangat, tubuhnya lemas semua isi perutnya keluar habis.
Asih kamu kenapa?, tanya nek titin khawatir.
Ga tau mak tiba tiba perutku mual., jawab bu asih
Jooo!!!!! bangun joo!!!!!!
Woiiii banguunnnn jangan tidur terus!!!, teriak nek titin yang sangat mengkhawatirkan menantunya itu.
Pak harjo pun lantas keluar dari kamar dalam keadaan sempoyongan karna diteriaki ibunya.
Cepat bersih bersih kamu!! bawa istrimu kebidan!! jangan tidur aja!!, hardik nek titin.
Pak harjo pun hanya menurut saja apa yang ibunya perintahkan. lalu....
Setelah sampai di klinik terdekat,.....
Ohh ibu jangan khawatir ibu tidak sakit kok, ibu baik baik saja ibu juga tidak masuk angin., jelas bu bidan.
Terus saya kenapa ya bu?, tanya bu asih.
Selamat ya bu, ibu hamil., jawab bu bidan.
Seketika bu asih dan pak harjo melongo, mematung tiba tiba.
Saya hamil bu!?, tanya bu asih setelah sadar dari kagetnya.
Iya bu, ibu sedang hamil usia kandungan sudah 2minggu., terang bu bidan.
Bu asih dan pak harjo saling tatap, masih bingung tak percaya, sebab bu asih sendiri merasa semenjak keguguran si kembar ia merasa sama sekali belum pernah disentuh lagi oleh suaminya atau lelaki mana pun.
Pak harjo sendiri sadar betul ia sama sekali belum pernah menyentuh istrinya lagi semenjak istri melahirkan si kembar lalu terpuruk.
Bu asih dan pak harjo pun pulang, sesampainya dirumah ibunya pak harjo menceritakan semua keterangan yang mereka dengar dari bu bidan.
Kek sarip dan nek titin melongo, tapi tak lama keduanya pun tersenyum.
Kalo begitu sekarang kamu ga usah sedih lagi asih, kan Allah sudah ganti anakmu yang sudah pergi, jaga baik baik kandunganmu ini ya?, nasihat nek titin.
Iya sih, sekarang bapak tau apa maksud cahaya itu datang, lah ini langsung dijawab pertanyaan kita semua, jaga baik baik kandunganmu ya jangan sedih lagi, ikhlaskan yang sudah pergi terima dengan ikhlas pula yang akan datang., terang kek sarip.
Bu asih tersenyum senang walau pun ia masih bingung dan heran, tapi ia percaya ini adalah jawaban dari doa doanya.
Dan kamu jo, mulai sekarang jaga mulutmu baik baik, jangan asal bicara, ucapan itu adalah doa sekaligus permintaan., nasihat kek sarip yang diangguki dengan patuh oleh pak harjo.
(#Maaf teman teman pembaca jika ada yang salah dengan tulisan saya, saya hanyalah penulis baru yang mencoba nasib disini sekaligus mencurahkan apa yang menjadi unek unek dihati slama ini, saya ingin berbagi kisah untuk melegakan hati tapi tak tau kemana harus bercerita, ketika saya tau tentang novel jadi kisah masalalu ini saya jadikan naskah saja.
Semua yang tertulis di atas dari awal sampai akhir adalah kisah nyata yang tak bisa hilang dari ingatan saya.
Ambilnya contoh yang baik nya buanglah yang buruknya, jika ada kalimat yang tak berkenan dalam tulisan saya, saya mohon maaf yang sebesar besarnya pada semua teman teman pembaca.#)
Semangat ya buat othor. oiya Kapan2 mampir2 ya kak ke ceritaku juga. 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' mksh