NovelToon NovelToon
The Warrior Queen

The Warrior Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:217.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Imelda Savitri

Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.

Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa Ducato II

Setelah Katrina selesai membuat air hangat dan mengompres dahi Amy, Katrina pun menyuruh Anna untuk menjaga Amy, beserta ketiga anaknya yang ia suruh tidur di gerobak saja. Sebab cuaca di luar sangat dingin dan bisa saja membuat ketiga anak nya sakit.

Kini Katrina sedang menyandarkan tubuhnya di batang pohon yang rindang, dengan posisi kedua lengannya yang ia lipat di depan dada, serta kaki nya yang ia selonjor kan. Perlahan-lahan, matanya mulai terpejam, merasakan perasaan lelah yang menggerogoti tubuhnya membuatnya tak bisa menahan kantuk.

Rodi, yang melihat Katrina sudah tertidur pulas tanpa selimut di tubuhnya, mendekat dengan hati-hati. Angin dingin malam itu terasa menggigit, beruntung nya hawa dari api unggun yang menyala mampu memberi sedikit kehangatan. Katrina lebih memilih memberikan selimutnya kepada ketiga anaknya yang lebih membutuhkan.

Tanpa suara, Rodi perlahan menyelimuti tubuh Katrina dengan selimut miliknya, berharap bisa menghalau hawa dingin yang semakin menusuk. Sarkan yang diam-diam mengintip, mengangkat sudut bibirnya dalam senyuman kecil, lalu kembali menutup matanya, seolah tak ingin mengganggu momen itu.

Disisi lain, Stero diam-diam juga menyelimuti Anna yang tertidur di dalam gerobak dengan posisi terduduk sembari meluruskan kedua kakinya yang kini dijadikan bantal oleh ketiga anak Katrina yang sudah tertidur pulas dengan menjadikan paha Anna sebagai bantal.

Andreas yang datang, dengan menenteng selimut di tangannya, melihat hal itu dengan mata terfokus. Tampak senyum kecut terlukis di wajahnya, sebab merasa jika dirinya sudah kalah cepat dari Stero yang sudah lebih dulu mengambil kesempatan milik nya. Perlahan-lahan pria itu mundur dan kembali ke dekat api unggun untuk tidur bersama dengan yang lainnya dalam diam.

.

.

.

Keesokan harinya ketika matahari menyingsing, menggantikan langit malam menjadi pagi. Katrina mulai membuka kelopak matanya karena sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia perlahan menegakkan tubuhnya yang bersandar di batang pohon. Dirinya sempat tertegun ketika menyadari jika ada selimut yang kini menutupi tubuhnya, seingatnya ia memberikan selimutnya untuk ketiga anaknya. Lalu selimut milik siapa ini?

Dengan cekatan, ia mulai melipat selimut itu dengan rapi, lalu berdiri sembari meregangkan otot-otot tubuhnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju gerobak untuk menyimpan selimut yang entah milik siapa itu.

"KYAAAAA!"

Tiba-tiba jeritan suara seorang wanita mengejutkan seluruh orang yang ada di sana. Dengan cepat Katrina berlari kencang menuju ke arah lokasi suara tersebut. Beserta keempat ksatria yang juga ikut berlari ke sana.

Di sana terlihat Anna yang tampak terduduk lemas sembari mengelus dadanya. Raut wajah nya terlihat sangat ketakutan, dilihat dari warna wajahnya yang tampak pucat beserta bibirnya, Anna tampak menitikkan air matanya ketika Katrina mendekatinya dan memeluknya, sembari mengelus punggung nya perlahan.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Stero ketika sampai duluan dan melihat Katrina yang tengah memeluk Anna yang kini tengah menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Anna, apa yang terjadi?" Tanya Katrina dengan perlahan, setelah merasa kondisi Anna sudah membaik.

Tangan Anna terangkat lalu menunjuk ke arah rumah kosong yang tampak sudah tak terurus dan rusak. Katrina mengarahkan pandangannya ke arah tempat yang Anna tunjuk. Tidak ada apapun yang Katrina lihat selain rumah bobrok itu.

Anna menggelengkan kepalanya, "Di belakang rumah itu nyonya... a-ada banyak tengkorak." Ucap Anna dengan terbata-bata serta nafas yang tersendat.

Dirinya mulai kembali merasakan kepanikan dan ketakutan, mengingat suatu pemandangan yang sempat ia lihat tadi ketika hendak mencari air bersih untuk mencuci muka nya.

Dengan langkah terburu, Stero melangkah melewati rumah tua itu, diikuti ketiga rekannya yang tak kalah cemas. Jantung mereka berdebar kencang, seolah mengantisipasi sesuatu yang tak mereka ketahui.

Begitu langkah kaki mereka berhenti tepat di belakang rumah bobrok itu. Kedua mata mereka terbelalak seketika, dengan jantung yang berdetak lebih hebat dari sebelumnya.

Tepat di hadapan mereka, bertumpuk-tumpuk tulang belulang manusia yang tak mereka ketahui jumlahnya, terhampar tak teratur.

Ukuran-ukuran tulang itu bervariasi, dari yang kecil hingga yang besar, seolah memberikan mereka jawaban atas pertanyaan yang sempat melekat di benak mereka masing-masing ketika sampai di desa itu.

Katrina yang tidak mendengar respon apapun dari keempat ksatria nya yang sudah cukup lama menuju ke arah belakang rumah itu, berhasil membuatnya penasaran.

"Kau tunggu di sini." Ucap Katrina ketika Anna sudah kembali tenang.

Dengan langkah mantap, Katrina menyusul keempat ksatria nya yang berada di belakang rumah bobrok tersebut. Samar-samar ia seperti mencium bau busuk yang menusuk hidungnya.

Sontak, Katrina tertegun. Matanya terbelalak, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Aliran darah di tubuhnya berdesir dengan kecepatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, menyusup ke setiap pembuluh nadi, membangkitkan rasa ngeri yang memeluknya erat.

Pemandangan itu tampak sangat mengerikan, memprihatinkan, lebih nyata daripada yang pernah ia bayangkan. Hatinya berdegup keras, seolah tubuhnya ingin melarikan diri, namun otaknya terperangkap dalam gambar suram yang tak dapat dihindari di hadapannya.

Akhirnya, semuanya terasa jelas. Di saat itu, sebuah kesadaran mencekam merayap ke dalam pikiran Katrina. Ia mulai menebak beberapa alasan di benaknya tentang kemana perginya para warga desa tersebut, dan kini alasan di balik sepinya desa yang rusak parah itu terungkap dengan cara yang jauh lebih mengerikan daripada yang pernah ia bayangkan.

"Siapa? Siapa yang bisa begitu tega melakukan kebiadaban seperti ini?" Pikirannya bergejolak, tak bisa menerima kenyataan yang begitu mengerikan. "Apakah ini perbuatan binatang buas?"

Tulang-belulang itu terhampar begitu lama di tanah, seolah tak terjamah waktu. Setiap fragmen tubuh yang dulu mungkin pernah hidup kini hanya menyisakan kerangka kosong, tanpa jejak kulit atau daging. Mereka tergeletak begitu tel4njang, hancur, seperti sisa-sisa manusia yang telah dilupakan oleh dunia. Tidak ada sisa kehidupan, hanya keheningan yang mendalam, dan bau busuk yang hampir tak tercium, namun begitu jelas terasa di udara.

"Nyonya, saya rasa semua penduduk desa telah...dibantai oleh sesuatu yang mengerikan." Ucap Stero, raut wajahnya menunjukkan sebuah kekesalan.

"Kita harus segera pergi dari sini!" Seru Katrina, suaranya tegas dan penuh kepanikan yang tak bisa disembunyikan.

Mereka tidak bisa berlama-lama di tempat yang begitu berbahaya seperti ini, tempat yang sudah menyedot habis nyali mereka.

"Kita berangkat sekarang." lanjutnya, matanya tajam memandang setiap orang, seperti memberi perintah yang tak bisa ditawar lagi.

Akhirnya Katrina beserta rombongannya pun pergi meninggalkan desa Ducato yang telah menjadi desa mati. Dalam benak nya Katrina penasaran akan kejadian yang menimpa warga desa itu. Dalam diam, Katrina berdoa untuk para warga yang telah meninggal dengan cara tragis itu, serta berharap semoga di perjalanan nya, ia tidak bertemu dengan hal-hal yang bisa mengancam nyawa mereka.

Samar-samar perasaan takut serta bersalah karena menyeret banyak orang ke dalam pelariannya mulai Katrina rasakan di benaknya.

1
Lyvia
semangat duches
nuwun thor upnya
Lucy: sami-sami kak
total 1 replies
230288
semangat selalu kakak author yg baik
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Lucy: terima kasih banyak/Chuckle/
total 1 replies
Aisarah Silma
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
sahabat pena
🤣🤣🤣🤣tamu yg tdk diundang
sahabat pena: 🤣🤣🤣🤣🤣
Lucy: /Sob/mana gak ngasih tanda" pula
total 2 replies
afifah aefa
Luar biasa
Lucy: terima kasih banyak kak untuk penilaian nya
total 1 replies
Syari Andrian
lagiiiiiiiiiiiiii
Neny Andriyani
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
Nadine Wulans
lanjut kak di tunggu dobel up nya. tiap buka aplk cuma mau liat kakak author udah up blm. terima kasih
Lucy: wahh makasih banyak kak, aishiteru /Smile//Scream/
total 1 replies
Ray Aza
woolnya utk lapisan dalam permukaannya ksh kain yg halus
Lucy: kain wol mahal kak, jadinya pake katun biasa
total 1 replies
Yusni
tambh up nya thotrrr
.: mampir komen nya juga kak ke cs aku/Sob//Sob/
total 1 replies
Lyvia
nuwun thor matrehat
Etty Rohaeti
lanjut
Serenarara
Iya, gw jg jd kesel sama luxio.
Serenarara
Kayaknya cantik banget si duchess sekarang ya?
Lucy: banget
total 1 replies
Yunita Rosanti
author semangattt untuk up selanjutnya, tambah penasaran 😂
Lyvia
hahahahaha.....it hal lumrah katrina
Yusni
up lagi thor..buat katrina jd wanita yg sukses thotr
Lucy: pasti/CoolGuy/
total 1 replies
Vivi❄️❄️
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nur Rahma K
lanjut thor
Nur Rahma K
sukaaa
Lucy: makasih/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!