Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 22 - Penolakan Rayden
Jam setengah 5 sore Jia sampai di FS Hotel, dia langsung menunjukkan email balasan itu pada penjaga keamanan di lobby hotel dan Jia langsung diarahkan untuk menuju lantai 2 hotel ini, di sanalah tempat wawancara kerja untuk lowongan yang sedang di buka.
Masuk ke ruangan itu dan Jia langsung bertemu dengan kepala HRD hotel, ibu Santika Maharani, biasa dipanggil ibu Tika.
"Kenapa saya harus menerima kamu?" tanya Tika setelah mereka saling mengenalkan diri.
"Saya akan bekerja dengan tekun dan bertanggung jawab, Bu."
"Kamu sangat membutuhkan pekerjaan ini?"
"Iya Bu."
"Kenapa?"
"Untuk bisa bertahan hidup dan tidak membuat anak saya cemas."
Sebagai kepala HRD dan biasa bertemu dengan banyak orang, Tika bisa memahami tiap karakter orang yang dia temui. Dan di mata Jia dia melihat kesungguhan, tidak ada sedikit pun kebohongan yang dia temukan di sana.
"Bagus, kalau begitu mulailah bekerja sore ini juga."
Jia langsung diantar oleh Tika menuju departemen House Keeping (HK), bertemu dengan pak Susilo sebagai kepala HK. Lalu diperkenalkan pada pekerja yang lain, hingga bertemu dengan Lisa yang sore ini akan memberi tahu Jia apa saja tugas yang dia lakukan.
Five Season Hotel memiliki lantai hingga 30. Kamar dimulai sejak lantai 5, sementara lantai 5 kebawah berisi perkantoran juga restoran dan tempat hiburan lain.
Lisa membawa Jia berkeliling dari lantai 5 hingga lantai 30. Memasuki satu per satu kamar dan meminta izin di depan pintu jika ada penghuninya.
Hingga jam 9 malam semua prosedur sudah Jia pahami, mulai besok pagi dia bisa bekerja.
Jia pulang dengan membawa 3 baju seragam petugas laundry hotel.
Hari yang lelah, hingga membuat Jia malam ini bisa tertidur dengan pulas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jika Jia mulai menemukan langkah kakinya untuk memulai hidup baru, maka Alex pun begitu.
Besok malam dia akan bertemu dengan Amora di negara S, undangan pertemuannya diterima baik oleh sang mantan.
Makin membuat Alex merasa menemukan udara segar.
Malam ini dia berpamitan pada Rayden untuk kepergiannya besok pagi, mungkin 2 hari dia akan berada di negara S, tapi Alex pastikan hari sabtu dia sudah berada di rumah.
Jadi tidak mengganggu jadwal mereka yang akan pergi ke rumah Jia di hari minggu.
"Ada perlu apa sih? tumben-tumbenan daddy pergi?" tanya Rayden.
Sebuah pertanyaan yang membuat senyum Alex semakin lebar, dia pun semakin memeluk erat sang anak yang tidur di lengannya. Malam ini mereka kembali tidur bersama.
"Daddy akan menjemput seseorang sayang."
"Siapa?"
"Tante Mora, bukankah mommy Jia pernah bercerita tentang tante Amora?"
Rayden tidak langsung menjawab, dia kembali teringat akan ucapan sang ibu sebelum pergi beberapa hari lalu. Tentang seorang wanita baik yang akan menemani Rayden disini selama dia pergi.
Tapi entah kenapa, Rayden merasa tak baik akan hal itu. Hatinya merasa cemas meski tidak tahu apa yang di cemaskan. Dia berpikir bahwa tidak ada yang bisa menggantikan mommy nya, sebaik apapun wanita itu.
"Kenapa Rayden diam? Rayden tidak ingin daddy pergi?"
"Rayden tidak suka daddy menjemput tante Amora, karena mommy tidak akan tergantikan," jelas Rayden, dia bahkan melepaskan pelukannya pada sang ayah dan memutar tubuhnya hingga memunggungi Alex.
Tapi Alex tidak menyalahkan Rayden atas penolakan itu, dia menyalahkan Jia.
Karena pasti Jia lah yang membuat Rayden tidak bisa menerima Amora.